Jumat, 14 Mei 2021

Review Logitech G Pro X Superlight, Mouse Gaming Super Enteng

 Akhir 2020 lalu Logitech merilis sebuah mouse gaming bernama G Pro X Superlight, yang dari namanya sudah terlihat kalau ini adalah perangkat yang sangat ringan.

Bobotnya hanya 63 gram, dan salah satu mouse gaming wireless yang paling ringan di dunia saat ini. Mereka bisa mencapai bobot ini tanpa perlu menggunakan desain bodi berlubang yang menurut Logitech adalah hal aneh.

Bahkan tak terlihat seperti sebuah mouse gaming, yang biasanya punya desain mentereng, lengkap dengan warna-warni lampu RGB. G Pro X Superlight tidak seperti itu.


Tak ada yang salah dengan desain minimalis yang dianut ini, karena hal terpenting adalah mousenya nyaman digenggam dan tak menghambat aktivitas gaming. Hal itu terpenuhi di G Pro X Superlight.


Mouse wireless ini dilengkapi dengan dongle khusus untuk terhubung ke PC, dan pengisian daya dilakukan lewat port micro USB. Port pengisi daya ini mungkin adalah satu dari sedikit kelemahan mouse ini.


Pertama adalah penggunaan micro USB, karena saat ini semakin banyak perangkat dengan port USB-C. Lalu, port ini pun menggunakan desain khusus. Alhasil pengisian dayanya tak bisa dilakukan menggunakan kabel micro USB biasa dan harus menggunakan kabel bawaan.


Untungnya kabel bawaannya cukup panjang, namun memang sedikit menghambat pergerakan mouse seharga Rp 2,3 juta ini jika digunakan saat terpasang.


Jika dilihat bagian bawahnya, di situlah semua kehebatan G Pro X Superlight tersimpan. Ada sensor Hero yang punya sensitivitas 25.600 DPI, yang dipasangkan dengan 'kaki' berbahan Polytetrafluoroethylene (PTFE) untuk memastikan gerakannya di mouse pad bisa mulus. Ada juga pintu kecil di bagian bawah untuk menyimpan receiver wirelessnya.


Lalu soal tombol pun terbilang minimalis karena hanya ada tombol-tombol penting untuk keperluan gaming. Total ada lima tombol yang tersedia, yaitu scroll yang bisa diklik, klik kanan dan kiri, dan dua tombol tambahan di dekat jempol.


Oh ya, untuk pengguna yang tangannya besar atau punya jari panjang, peletakan dua tombol untuk jempol tersebut mungkin agak kurang nyaman, karena posisinya yang terlalu ke belakang. Namun untuk ukuran tangan standar, kedua tombol ini mudah dijangkau, kok.

https://movieon28.com/movies/me-and-my-moulton/


Lyft Mau Jual Bisnis Mobil Pintarnya ke Toyota


- Lyft merombak total Level 5, tim pengembangan kendaraan otonom internalnya. Perusahaan ride hailing ini mengumumkan rencananya menjual divisi tersebut ke Toyota seharga USD 550 juta atau sekitar Rp 8 triliun.

Nantinya, produsen mobil asal Jepang itu akan mengintegrasikan tim tersebut ke dalam anak perusahaan Woven Planet miliknya. Toyota akan membayar Lyft USD 200 juta di muka untuk divisi tersebut, dan USD 350 juta sisanya selama lima tahun untuk menyelesaikan transaksi. Kedua perusahaan mengatakan mereka memperkirakan kesepakatan itu akan ditutup pada kuartal ketiga tahun ini.

Dikutip dari Engadget, Selasa (27/4/2021) Lyft tidak malu-malu tentang alasannya untuk menjual Level 5. Asalkan kesepakatan berhasil, perusahaan mengharapkan bahwa pengeluarannya untuk R&D akan turun tajam. Ini adalah sebuah langkah penting bagi sebuah perusahaan saat mereka mencoba meraih keuntungan.


"Dengan asumsi transaksi ditutup dalam jangka waktu yang diharapkan dan pemulihan COVID berlanjut, kami yakin bahwa kami dapat mencapai profitabilitas EBITDA yang disesuaikan pada kuartal ketiga tahun ini," kata John Zimmer, salah satu pendiri dan presiden Lyft.


Dengan pengumuman, Lyft mengikuti langkah Uber yang secara efektif menyerahkan bisnis mobil tanpa pengemudi miliknya ke perusahaan lain. Lyft sendiri telah mengerjakan teknologi mobil pintar sejak 2017. Meskipun tidak mengalami kemunduran performa seperti Uber, Lyft tetap berada di bawah tekanan untuk sesegara mungkin menghasilkan keuntungan.

https://movieon28.com/movies/ouija-blood-ritual/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar