Senin, 24 Mei 2021

Review Xiaomi Redmi Note 10 Pro, HP Midrange Terbaik?

 Bulan Maret-April lalu adalah masa sibuk bagi Xiaomi, mereka merilis sejumlah HP baru, yang bisa dibilang menarik semua di kelas harganya. Termasuk Redmi Note 10 Pro.

Redmi Note 10 Pro adalah HP kelas menengah atau midrange yang harganya Rp 3 jutaan, namun dilengkapi fitur-fitur yang lazimnya ada di HP dengan harga lebih mahal, seperti layar Super AMOLED 120 Hz dan kamera 108MP.


Namun secara keseluruhan, apakah Redmi Note 10 Pro ini benar-benar nyaman dipakai? Yuk simak ulasan berikut ini.


Desain

Unik review yang kami terima adalah varian tertinggi, RAM 8GB dan storage 128GB, dengan warna Gradient Bronze, yang terlihat seperti warna orange atau jingga. Bodinya terasa mewah dengan lapisan belakang dari kaca dan tampak seperti HP mahal, karena modul kamera belakang yang menonjol.


Namun modul kamera yang menonjol ini membuat Redmi Note 10 Pro perlu dipakaikan casing agar bisa diletakkan dengan rata di meja. Bodinya terbilang tipis dan tak terlalu berat, padahal layarnya cukup besar. Yaitu 6,67 inch FHD+, dengan refresh rate 120Hz.


Di layarnya ini juga tersimpan kamera depan lewat hole punch, dan layarnya ini juga dilapisi Gorilla Glass 5. Ada juga dua speaker, yaitu di atas dan di bawah layar, untuk mendukung aktivitas menonton film karena bisa menghasilkan suara yang lebih baik. Suara dari speaker ini kencang, dan punya bass yang cukup besar.


Seperti HP Xiaomi lain, Redmi Note 10 Pro tentu memakai antarmuka MIUI, tepatnya MIUI 12 yang dipasang di atas Android 11. Tersedia Game Turbo untuk meningkatkan performanya saat bermain game.


Sensor sidik jari di HP ini dibenamkan ke dalam tombol power yang ada di bagian kanan. Tak ketinggalan ada juga IR Blaster yang hampir selalu ada di HP Xiaomi.Mungkin sensor sidik jari ini terlihat ketinggalan zaman dibanding sensor sidik jari bawah layar. Namun dari segi akurasi dan kecepatan, sensor sidik jari fisik seperti selalu lebih unggul dibanding yang ada di bawah layar.

https://cinemamovie28.com/movies/julius-caesar/


Begini Nasib Astronaut yang Meninggal di Luar Angkasa


Apa yang terjadi jika astronaut meninggal di luar angkasa? Pertanyaan ini dipikirkan NASA selama bertahun-tahun. Ada bermacam teka-teki terkait etika dan logistik yang membutuhkan metode praktis untuk menjawabnya.

NASA dan lembaga antariksa negara lain harus memikirkan bagaimana caranya menghormati orang meninggal sekaligus mengeluarkan jenazah dari pesawat luar angkasa sesegera mungkin.


Bisakah mayat dibuang begitu saja? Nyatanya, tidak semudah itu. Undang-undang PBB pun, seperti dikutip dari IFL Science, sebenarnya melarang pembuangan mayat di luar angkasa.


Karena itu, NASA harus kreatif. Mereka menciptakan beberapa kelompok penelitian untuk menghasilkan beberapa ide yang bisa diterapkan, dan menjelajahi berbagai cara untuk membuang mayat di luar angkasa. Menurut beberapa orang yang terlibat, hanya sedikit ide solid yang dikemukakan sebagai solusi, tetapi ada satu yang menonjol meskipun agak aneh.


Bekerja sama dengan perusahaan pemakaman ekologi Promessa, satu tim peneliti mengusulkan ide yang dinamakan "Body Back". Pertama, tubuh harus disingkirkan dari pandangan dan mencegahnya mencemari udara di dalam pesawat luar angkasa saat membusuk.


Para ilmuwan mengusulkan mayat dimasukkan ke dalam kantong Gore-Tex, kantong jenazah ruang angkasa, dan disegel. Tahapan ini memungkinkan etika penghormatan kepada anggota kru yang gugur.


Selanjutnya, Body Back dikirim ke Mars. Pasalnya, mengirim mayat kembali ke Bumi adalah hal yang tidak mungkin. Mereka juga tidak dapat dikremasi, karena nyala api, tekanan oksigen, dan lingkungannya tidak sama dengan di Bumi.


Jadi, tim beralih ke cara promession, yaitu teknik penguburan ekologis dengan membekukan dan menggetarkan jenazah hingga tubuh hancur menjadi debu. Cara ini berpotensi mengembalikan mayat ke ekosistem dalam bentuk bentuk pupuk, jika mereka ingin memanfaatkannya.


Solusi ini ditemukan oleh pendiri Promessa, Susanne Wiigh-Mäsak, dan ditawarkan ke berbagai lembaga hingga 2015. Ide ini sempat dibantah oleh para kritikus yang mengatakan tidak mungkin menggunakan cara ini.

https://cinemamovie28.com/movies/the-angel-and-the-beasts/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar