Bercinta di pagi hari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain bisa memulai hari dengan bahagia dan mempererat hubungan, ternyata terdapat survey yang menyebutkan bahwa waktu terbaik untuk bercinta adalah di pagi hari.
Salah satu alasan mengapa pagi hari merupakan waktu terbaik untuk morning sex adalah lantaran pasangan memiliki lebih banyak energi di pagi hari usai tidur semalaman, khususnya 45 menit usai bangun tidur.
Menurut sebuah survey, dikutip dari India Times, waktu terbaik untuk morning sex adalah pukul 7.30 pagi. Pasalnya, di waktu tersebut, endorfin yang dilepaskan saat bercinta akan membantu pasangan agar bisa menjalani hari dan beraktivitas dengan bahagia.
Selain itu, kadar testosteron pria juga berada pada puncaknya pada pagi hari, sehingga pria akan tahan lebih lama di ranjang dibandingkan dengan bercinta di malam hari. Tak hanya itu, bercinta di pagi hari juga bisa menurunkan tekanan darah tinggi dan tingkat stres, lho.
Bagi wanita, morning sex juga bisa membuat kulit menjadi tampak lebih bercahaya. Sebab, hormon estrogen dan testosteron yang dilepaskan saat bercinta bisa meningkatkan kesehatan kulit dan rambut.
Meski pagi hari merupakan waktu di mana banyak orang kerap terburu-buru untuk beraktivitas, pasangan bisa mencoba seks kilat atau quickie sex, lho.
https://trimay98.com/movies/relative-sister/
13 Gejala COVID-19 pada Anak-anak, Siapa Pun Bisa Terinfeksi!
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga rentan terhadap infeksi COVID-19. Meski tidak banyak anak yang terinfeksi COVID-19, gejala COVID-19 pada anak juga hampir mirip dengan gejala yang dialami oleh orang dewasa.
Anak-anak yang terinfeksi COVID-19 tanpa mengalami gejala pun juga bisa menyebarkan virusnya pada orang dewasa. Bahkan tidak sedikit anak yang mengalami gejala COVID-19 yang cukup parah hingga harus menjalani perawatan intensif.
Lalu, apa saja gejala COVID-19 pada anak? Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bayi berusia di bawah satu tahun dan anak-anak yang memiliki kondisi atau penyakit tertentu lebih rentan mengalami gejala parah jika terinfeksi COVID-19.
Berikut ini sejumlah kondisi yang bisa meningkatkan risiko anak-anak mengalami gejala COVID-19 lebih parah dibandingkan anak-anak tanpa kondisi medis apa pun, yaitu:
Asma atau penyakit paru kronis
Diabetes
Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
Penyakit sel sabit
Penyakit jantung sejak lahir
Imunosupresi atau kondisi di mana sistem kekebalan imun melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang dalam pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan
Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh
Obesitas
Sementara itu, gejala COVID-19 pada anak mirip dengan gejala yang dialami oleh kebanyakan orang dewasa. Akan tetapi, gejala COVID-19 paling umum yang dirasakan oleh anak terinfeksi COVID-19 adalah demam dan batuk.
Namun, anak juga bisa mengalami sejumlah gejala COVID-19 berikut ini:
Demam atau meriang
Batuk
Hidung tersumbat atau pilek
Kehilangan indra penciuman
Sakit tenggorokan
Sesak napas atau kesulitan bernapas
Diare
Mual atau muntah
Sakit perut
Kelelahan
Sakit kepala
Nyeri otot atau tubuh
Hilangnya nafsu makan, terutama pada bayi berusia di bawah satu tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar