Jumat, 14 Mei 2021

COVID-19 India Tembus 24 Juta Kasus, Varian 'Mutan' B1617 Makin Mendunia

 Jumlah kasus COVID-19 di India terus meroket, saat ini telah menembus angka 24 juta. Sementara itu, varian B1617 yang populer dengan sebutan 'mutan ganda' makin mendunia.

Varian yang pertama kali diidentifikasi di India tersebut kini ditemukan juga di 8 negara Amerika, termasuk Kanada dan Amerika Serikat. Indonesia, sejauh ini melaporkan 10 kasus dengan varian B1617.


"Varian tersebut punya kapasitas lebih besar untuk menular, tapi sejauh ini kamu belum menemukan konsekuensi kolateral," kata Jairo Mendez, pakar penyakit menular organisasi kesehatan dunia WHO, dikutip dari Reuters, Jumat (14/5/2021).


"Satu-satunya kekhawatiran adalah mereka menular lebih cepat," katanya.

Inggris juga mencemaskan penularan virus Corona B1617 asal India. Dalam sepekan, jumlah kasusnya berlipat ganda menjadi 1.313 kasus di seluruh Inggris.


"Kami sangat cemas tentang ini, ini telah menyebar," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.


India dalam 24 jam terakhir mencatatkan 4 ribu kematian dan 343 ribu kasus baru. Ini merupakan ketiga kalinya berturut-turut kematian di India mencapai 4 ribu kasus perhari.

https://movieon28.com/movies/millionaire-cop/


RS Gaza Kewalahan Tangani Korban Konflik di Tengah Pandemi COVID-19


 Sistem kesehatan di Jalur Gaza sejak awal sudah kewalahan menghadapi pandemi COVID-19. Di tengah ancaman gelombang kedua virus Corona, rumah sakit (RS) kini semakin terbebani akibat kebanjiran pasien korban konflik antara Israel dan Palestina yang memanas.

Sudah lebih dari 580 orang di Palestina dilaporkan terluka dengan 113 di antaranya meninggal dunia akibat serangan udara tentara Israel.


Para tenaga kesehatan yang sejak awal pandemi sudah kelelahan kini harus bekerja ekstra keras untuk merawat korban. Di Rumah Sakit Indonesia korban dilaporkan memenuhi lorong-lorong setelah bom jatuh di dekat lokasi.


"Sebelum ada serangan militer, kami sudah serba kekurangan dan nyaris tidak sanggup menghadapi gelombang kedua Corona," kata pejabat Kementerian Kesehatan Gaza, Abdelatif al-Hajj, seperti dikutipd ari Euronews pada Jumat (14/5/2021).


"Sekarang korban berdatangan dari segala arah, korban yang benar-benar kritis. Saya khawatir akan terjadi kolaps total," lanjutnya.


Baru akhir bulan lalu kasus harian COVID-19 dan kematian di jalur Gaza mencetak rekor tertinggi. Tes yang terbatas hanya bisa memantau lebih dari 105.000 kasus terkonfirmasi dan 976 kematian karena COVID-19.


Panel WHO Sebut Pandemi COVID-19 Harusnya Bisa Dicegah, Lalu Kenapa Menyebar?


The Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response (IPPR), yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pandemi COVID-19 seharusnya dapat dicegah. Namun, kurangnya kesiapsiagaan membuat virus ini menjadi cepat menyebar.

Dalam laporannya, IPPR menemukan berbagai masalah dalam penanganan COVID-19. Salah satunya WHO dianggap telat dalam mengumumkan keadaan darurat global, padahal sejumlah laporan kasus awal sudah ada sejak Desember 2019.


"Situasi yang kita hadapi hari ini sebenarnya bisa dicegah," kata Ellen Johnson Sirleaf, ketua bersama IPPR, dikutip dari BBC.


"Ini karena banyak sekali kegagalan, kesenjangan, dan penundaan dalam kesiapsiagaan dan respons," ujarnya.


Kemudian IPPR juga menganggap pemerintah di berbagai negara terlalu membuang-buang waktu dalam penanganan COVID-19. Mereka tidak segera memberlakukan pembatasan perjalanan ketika wabah virus Corona di China melonjak dan baru bertindak ketika rumah sakit mulai penuh.


Ketika negara-negara seharusnya mempersiapkan sistem fasilitas kesehatan mereka untuk masuknya pasien COVID-19, sebagian besar negara tersebut justru malah berebut peralatan pelindung dan obat-obatan.

https://movieon28.com/movies/flying-dagger/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar