Sabtu, 01 Mei 2021

Geger Swab Antigen Bekas di Kualanamu, Ahli Mikrobiologi Ungkap Bahayanya

 Temuan alat rapid test antigen yang dipakai ulang di Bandara Kualanamu (KNIA) Deliserdang bikin geram banyak kalangan. Bukan saja hasilnya jadi tidak akurat, tetapi juga membahayakan.

"Penggunaan ulang tangkai bekas swab nasofaring tentu tidak dapat dibenarkan," tegas dokter spesialis mikrobiologi klinis dari RS Royal Taruma Jakarta, dr Enty, SpMK(K) pada detikcom, Rabu (28/4/2021).


"Tangkai swab adalah barang yang peruntukannya sekali pakai lalu dibuang (disposable)," jelasnya.


Penggunaan alat atau kit bekas menurut dr Enty sangat berisiko menularkan virus Corona. Bahkan setelah alat swab tersebut dibersihkan dengan alkohol, seperti pengakuan salah seorang tersangka.


Pendapat senada juga disampaikan juru bicara Satgas COVID-19 Sumatera Utara, dr Aris Yudhariansyah, Jumat (30/4/2021). Menurutnya, virus masih bisa menempel di alat swab meski dicuci dengan alkohol.


"Kalau secara medis ya nggaklah. Secara medis tidak semua kuman itu bisa mati kalau dibersihkan hanya dengan alkohol saja," jelas dr Aris.


"Bukan cuma berbahaya lagi namanya. Udah jadi vektor, media penular. Ibaratnya nyamuk menularkan, seperti itu. Bahaya," ucapnya.

https://movieon28.com/movies/the-denial/


5 Klaster Baru Muncul di Indonesia dalam Sepekan, Waspada Super Spreader!


 Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan dalam beberapa hari terakhir, kasus COVID-19 di Tanah Air meningkat cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai klaster Corona di berbagai tempat.

"Pertama dimulai dari adanya klaster perkantoran. Kedua, klaster bukber. Ketiga, klaster tarawih di Banyumas. Keempat, klaster mudik di Pati, dan klaster takziah di Semarang," kata dr Nadia dalam konferensi pers Kemenkes, Jumat (30/4/2021).


"Tentunya ini sangat mengkhawatirkan kita karena kemungkinan terjadinya superspreader terjadi," sambungnya.


dr Nadia memaparkan ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi munculnya lima klaster COVID-19 dalam sepekan. Salah satunya ketidakdisiplinan masyarakat dalam prokes.


Dalam kasus klaster tarawih di Banyumas, dilaporkan 51 orang tertular COVID-19 usai satu orang jamaah tetap berangkat ke masjid meski sudah sakit Corona.


"Kita juga harus tahu kalau dalam kondisi kesehatan yang kurang baik ya sebaiknya tidak atau menunda sampai kita sehat untuk berangkat shalat tarawih," tegas dr Nadia.


Selain aktivitas tarawih, buka puasa bersama di bulan Ramadhan juga perlu menjadi perhatian. Meski buka puasa bersama tahun ini dibolehkan, protokol kesehatan tetap harus dijalankan.


"Pada prinsipnya, makan bersama jadi faktor yang sangat memungkinkan menjadi faktor penularan bersama," pungkasnya.


Ingat Lagi! Ini Manfaat Mencuci Tangan bagi Kesehatan Tubuh


Menjaga tangan tetap bersih menjadi salah satu langkah untuk menghindari beberapa penyakit dan penyebaran kuman. Belum lagi, tangan menjadi tempat utama bagi 2 hingga 10 juta kuman dan bakteri yang menempel di sana. Lalu bagaimana kuman menular dan membuat orang sakit?

Dilansir dari website CDC, kuman dapat menyebar lewat beberapa media mulai dari toilet, popok, hingga kotoran hewan. Selain itu kuman juga dapat mengenai tangan jika seseorang menyentuh benda yang mengandung kuman karena seseorang batuk, bersin atau disentuh oleh beberapa objek terkontaminasi lainnya.


Temuan soal dampak bakteri dan kuman cukup memprihatinkan pada anak-anak di seluruh dunia. Dari sebuah jurnal yang dibuat oleh Lau CH bersama koleganya menemukan sekitar 1,8 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahun akibat penyakit diare dan pneumonia.


Oleh karena itu, mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau memakai hand sanitizer dinilai penting untuk mencegah penyakit yang merugikan tersebut. CDC membeberkan mencuci tangan dapat menghindari beberapa penyakit.

https://movieon28.com/movies/dragon-eyes/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar