Minggu, 02 Mei 2021

Sinyal 4G Siap Jangkau Natuna

 - Pembangunan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G di wilayah pelosok Indonesia terus dikebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), seperti di Kabupaten Natuna yang merupakan kepulauan terluar berhadapan dengan negara tetangga.

Secara geografis, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara, Barat berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, dan di arah timur berbatasan dengan Malaysia.


Natuna sendiri termasuk daerah Paket 1 pembangunan BTS 4G dari lima paket kolaborasi pemerintah dan swasta untuk membawa sinyal 4G ke desa atau kelurahan yang belum tersentuh akses internet. Terhitung hari ini, pembangunan infrastruktur di Paket 1 resmi dibangun.


"Pembangunan pertama di sini sebagai langkah pertama BTS 4G secara nasional," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dalam kunjungan kerjanya di Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (22/4/2021).


Sebagai informasi, Paket 1 mencakup 1.364 desa dan kelurahan yang terdiri atas 132 desa/kelurahan di Sumatera (Area 1), 456 desa/kelurahan di Nusa Tenggara (Area 2), dan 776 desa/kelurahan di Kalimantan (Area 3). Penggelaran BTS 4G di Paket 1 ini akan dilakukan oleh Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data untuk penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G.


Sedangkan Paket 2 mencakup 1.336 desa dan kelurahan yang terdiri atas 536 desa/kelurahan di Sulawesi (Area 4), dan 800 desa/kelurahan di Maluku (Area 5).


"Terkait dengan infrastruktur TIK, tahun ini Bakti Kominfo akan membangun 4.200 BTS di seluruh Indonesia, khususnya wilayah 3T yang dilakukan dalam 5 paket. Hari ini, paket satu dan paket dua di bawah konsorsium Fiberhome," kata Johnny.


"Di Kabupaten Natuna sendiri akan dibangun 17 BTS 4G untuk 17 desa. Di Kabupaten Kepulauan Anambas akan dibangun 12 BTS di 12 desa, di kabupaten Bintan akan dibangun 5 BTS untuk 5 desa, dan di Kabupaten Karimun akan dibangun 1 BTS untuk 1 desa," tuturnya.


Meski saat ini kondisi dunia, tak terkecuali Indonesia, sedang diguncang pandemi. Menkominfo mengatakan situasi tersebut justru semakin mendorong pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).


"Justru pandemi ini mendorong kita sekalian untuk melakukan akselerasi pembangunan TIK nasional kita, menunjang, mendukung, dan menjemput akselerasi transformasi digital dalam kaitannya dengan industri 4.0," ucapnya.

https://cinemamovie28.com/movies/sagrada-reset-part-2/


Ini 'Gerbang Neraka' yang Muncul di Bumi


 Tuhan menciptakan banyak keajaiban di Planet Bumi. Salah satunya tempat berjuluk Gerbang Neraka. Ini adalah julukan kawah gas Darvaza yang berada di Turkmenistan. Disebut begitu karena ini merupakan lubang yang apinya seakan abadi, telah menyala puluhan tahun lamanya. Seperti apa fakta menariknya?

Terbentuknya kawah yang terlihat mengerikan ini, diestimasi terus menyala apinya selama 50 tahun terakhir, kabarnya adalah akibat kecelakaan. Menurut berbagai informasi, situsnya pertama kali diidentifikasi oleh para insinyur Rusia di tahun 1971.


Pada awalnya, lokasi ini diduga punya kandungan minyak yang cukup melimpah. Para insinyur itu pun mengebornya dalam rangka memeriksa keberadaan minyak Bumi. Nah, yang ditemukan kemudian bukan minyak melainkan gas alam.


Beberapa saat setelah survei awal yang mendeteksi kandungan gas alam itu, tanah di bawah kilang pengeboran kolaps dan menimbulkan rongga berbentuk mangkuk raksasa yang akhirnya disebut kawah Darvaza ini. Diameternya sekitar 70,1 meter dan kedalamannya 20 meter.


Untungnya tidak timbul korban jiwa dalam insiden tersebut. Diputuskan misi itu gagal dan tempat pengeboran ditimbun. Didasari kekhawatiran gas itu mungkin berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan hewan liar, para insinyur itu memutuskan membakar gas tersebut.


Mereka memperkirakan gas akah hilang dalam beberapa minggu setelah dibakar. Akan tetapi prediksi itu salah total dan hingga kini, apinya belum berhenti berkobar, entah sampai kapan. Namun demikian, beberapa pihak masih ada yang belum yakin bahwa insinyur Rusia yang menyebabkannya.


"Dari yang saya dengar dari ahli geologi Turkmenistan, yang ada di sana selama beberapa dekade, kolapsnya tempat ini mungkin sudah terjadi di tahun 1960-an dan belum menyala sampai 1980-an. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada pula rekamannya," sebut George Kourounis, petualang yang pernah turun ke Gerbang Neraka itu pada National Geographic yang dikutip detikINET, Jumat (23/4/2021).

https://cinemamovie28.com/movies/girls-without-tomorrow/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar