We Are Social berkolaborasi dengan Hootsuite telah merangkum peringkat aplikasi favorit netizen Indonesia. Apa saja aplikasi tersebut?
Aplikasi mobile ini dipecah ke dalam tiga bagian, mulai dilihat dari pengguna aktif yang terbanyak, jumlah download, dan pelanggan banyak merogoh kocek terdalam.
Untuk menemukan dan menempatkan ranking aplikasi mobile favorit netizen Indonesia ini, We Are Social memetakannya sepanjang tahun 2020 yang kemudian mereka rilis hasilnya pada Januari 2021.
Pengguna Aktif Bulanan
Aplikasi mobile ranking dengan pengguna aktif bulanan terbanyak di Tanah Air datang kerajaan Facebook. Setidaknya ada tiga aplikasi di bawah naungan Facebook Group ini ada posisi teratas secara berurutan diduduki oleh WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Sedangkan Facebook Messenger ada di urutan ke-5.
Aplikasi e-Commerce juga turut menyumbang terbesar, seperti Shopee, Tokopedia. Selain itu, aplikasi mobile pengguna terbanyak datang dari Gojek, Telegram, MyTelkomsel, dan Line.
Beralih ke sisi mobile games penguasanya adalah Mobile Legendes: Bang Bang. Game bergenre battle royale ada di top 10, yaitu PUBG Mobile, Free Fire, Call of Duty: Mobile.
Among Us yang merupakan game yang melejit di kala pandemi juga tak kalah punya pengguna aktif bulanan terbanyak dari Indonesia.
Aplikasi Paling Banyak Diunduh
Dari sisi aplikasi mobile yang paling banyak diunduh netizen di Indonesia, We Are Social menyebutkan maka TikTok jadi juaranya. Hanya saja setelah itu, 'kerajaan Facebook' ada di tempat teratas, sebut saja Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
Aplikasi mobile untuk berkomunikasi jarak jauh macam Zoom pun termasuk di jajaran paling banyak diunduh. Menariknya, Snack Video yang beberapa waktu lalu diblokir oleh pemerintah masuk ke dalam aplikasi mobile terbanyak diunduh.
Sedangkan dari sisi game, Worm Zone nomor wahid. Lalu di belakangnya ada Mobile Legends: Bang Bang, Brain Cut, Free Fire, Higgs Domino Island, Hago, Among Us, Ludo King, Subway Surfers, dan Tiles Hop: EDM Rush!.
Aplikasi 'Cuan'
Bila berbicara aplikasi mana yang paling banyak mendapatkan cuan dari para penggunanya di Indonesia? We Are Social mengatakan bahwa aplikasi mobile rata-rata mereka datang dari yang berhubungan dengan hiburan.
Line Webtoon ada di urutan pertama. Setelah itu, aplikasi hiburan di antaranya Bigo Live, Viu, Mango Live, Mlive: Hot Live Show, hingga Sing! By Smule mampu menarik pundi-pundi dari netizen Indonesia.
Sementara dari sisi games, Free Fire besutan Garena ini yang paling cuan dari aplikasi mobile game lain. Berikut daftar lengkapnya:
https://trimay98.com/movies/emma-8/
Ilmuwan Kritik Keterbatasan Akses Data Mutasi Virus Corona
Para peneliti di seluruh dunia bekerja keras mengurutkan genom dari berbagai strain virus Corona baru dan membagikan data sekuens tersebut pada database publik, salah satunya adalah Global Initiative for Sharing Avian Influenza Data (GISAID).
Basis data ini memungkinkan para ilmuwan melacak dengan lebih baik bagaimana virus berubah. Misalnya, menurut GISAID, sebagian besar infeksi dengan varian virus B117 telah terjadi di Inggris, Denmark, Belgia, AS, dan Prancis.
"Ilmuwan dapat menggunakan data di GISAID setelah mengonfirmasi identitas mereka. Namun, organisasi ini tidak mengizinkan studi ilmiah apa pun yang berdasarkan data GISAID dipublikasikan secara publik," kata Emily Alger, penulis sains untuk The Boar, dikutip dari The Wire, Sabtu (13/3/2021).
Akibatnya, makalah ilmiah dari studi tersebut bahkan tidak dapat ditinjau oleh rekan sesama ilmuwan. Mereka juga tidak dapat mempublikasikan ulang data genom database tanpa izin penyedia data asli.
Pembatasan ini memicu kritikan dari para ilmuwan yang bekerja untuk mengurutkan virus Corona. Mereka menyuarakan keprihatinan tentang siapa yang mendapatkan dan tidak mendapatkan akses ke data GISAID, gangguan akses yang tidak dapat dijelaskan, dan ancaman tindakan hukum karena melanggar kebijakan pembagian ulang.
"Saya sedang mencari data langsung untuk website saya yang akan menginformasikan kepada publik tentang evolusi varian di Kanada dan di seluruh dunia. Persyaratan aplikasi yang berat membuat saya meninggalkan GISAID," kata Finlay Maguire, seorang ahli epidemiologi genom di Dalhousie University.
GISAID berbasis di Jerman dan didukung oleh donor swasta, pemerintah, dan organisasi nirlaba. Organisasi ini memiliki lebih dari 700.000 genom dari lebih 160 negara. Angka tersebut merupakan database terbesar dari jenisnya untuk virus Corona baru.
"Setiap individu yang mendaftar GISAID dan menyetujui persyaratan penggunaannya akan diberikan kredensial akses. Terkadang, GISAID merasa perlu untuk menangguhkan sementara kredensial akses untuk melindungi mekanisme pembagiannya," kata GISAID merespons kritikan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar