Jumat, 31 Januari 2020

Tren Liburan Palsu Keliling Dunia

Pergi liburan lalu mengunggahnya di media sosial memang jadi tren terkini. Tapi, kalau liburannya ternyata palsu... bagaimana?

Memang sih, motif pergi liburan kembali ke individu masing-masing. Namun, ada tren yang mungkin bisa bikin kamu bingung bahkan geleng-geleng kepala. Ada saja, orang yang memalsukan liburan dan menyewa jasa mengedit foto di destinasi wisata ternama.

Inilah Fake A Vacation sebuah layanan jasa bagi orang-orang yang menginginkan foto liburan di tempat ternama tanpa harus pergi ke sana. Bahkan, menjadi sebuah tren.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Jumat (26/4/2019) Fake A Vacation benar-benar menawarkan 'paket liburan'. Di situs resminya, ada paket custom (memilih tempat sendiri), Disneyland, Grand Canyon, Hawaii hingga Las Vegas.

Caranya sebenarnya cukup mudah. Konsumen hanya perlu memilih tempat, kemudian provider akan mengedit foto sehalus mungkin sehingga terlihat nyata. Harga dari 'paket' pun bervariasi.

Las Vegas misalnya, dijual USD 19,99 atau setara dengan Rp 267 ribu, Hawaii USD 29 (Rp 367 ribu). Kisaran harganya pun mulai dari USD 19-79 (Rp 267-1,1 juta).

Tentunya, tren seperti ini pun jadi polemik. News Australia memberitakan bahwa sebuah studi dari Jetcost, situs perbandingan harga penerbangan mengatakan 18% dari 4.000 orang Amerika di atas 18 tahun berselingkuh dari pasangannya untuk mendapatkan liburan mencolok. 10 persen di antaranya berusaha keras mengunggah foto palsu di media sosial.

Alasannya pun sebenarnya bisa ditebak. Yakni mereka merasa malu dan ingin membuat orang lain terkesan, seperti orangtua, teman atau rekan dan kerabat. Ada juga yang ingin membuat orang lain merasa iri, atau destinasi yang diinginkan terlalu mahal.

Selain ada saja orang-orang yang memakai jasa ini, ada juga orang yang menggunakan Fake A Vacation untuk berbuat prank atau iseng semata. Sejumlah influencer AS di Instagram pun banyak yang mencobanya.

Reaksinya pun berbeda-beda. Ada orang yang terkejut, ada juga orang yang menjustifikasi pengguna jasa ini. Ada juga sebagian orang yang menganggap sejumlah influencer yang sungguhan pergi memalsukan foto liburannya karena jasa ini.

Nah, kalau menurut traveler, bagaimana tentang jasa dan tren ini? 

China dan India Masih Jadi Pasar Pariwisata Indonesia

 Melalui kerjasama dengan Booking.com, Kemenpar berusaha untuk gaet turis Eropa. Tapi pasar China dan India masih yang utama.

Melalui branding dan kerjasama, Kemenpar bersama Booking.com terus meningkatkan awareness wisman kepada Indonesia. Kerjasama ini dilakukan untuk mensupport peningkatan wisatawan international.

"Ada 18 negara yang jadi pasar, top 5-nya China, Malaysia, Singapura, Eropa dan India," kata Nia Niscaya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Nia juga menambahkan bahwa pasar China dan India memiliki pertumbuhan yang luar biasa. China sendiri memiliki pertumbuhan sampai 40 persen dan India 30 persen.

"India tidak ada direct flight, tapi menurut data naik 30 persen. Ini kenapa Singapura dan Malaysia dijadikan sebagai umpan untuk koneksi ke Indonesia," jelas Nia.

China dan India dinilai memiliki perilaku liburan yang sama. Sedangkan Eropa bisa dijadikan satu karena perilaku liburan yang selalu bersamaan yaitu saat musim panas.

"Jadi kalau yang utama tetap China dan India," ujar Nia. 

1 komentar:

  1. Permisi...numpang lewat,buat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
    kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus