Sabtu, 31 Oktober 2020

COVID-19 Mengganas, 2 Negara Ini Hadapi Gelombang Baru dan Lockdown Lagi

  Kasus COVID-19 di beberapa negara yang sebelumnya sukses ditekan hingga tak ada lagi transmisi lokal, kini kembali mencatat rekor. Beberapa di antaranya memilih kembali lockdown.

Banyak negara Eropa yang kembali menghadapi gelombang baru COVID-19. Gelombang baru COVID-19 dikhawatirkan lebih buruk dibandingkan gelombang pertama COVID-19.


Seperti yang dialami Prancis dan Jerman, negara tersebut memilih kembali lockdown. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (28/10/2020), memerintahkan negaranya kembali lockdown.


Bahaya gelombang besar COVID-19 disebut mengintai beberapa negara tersebut karena akan memasuki musim dingin.


"Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis," kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Reuters.


"Seperti semua tetangga kami, kami tenggelam oleh percepatan virus yang tiba-tiba," lanjutnya.


Gelombang kedua COVID-19 di Jerman dan Prancis

"Kita semua berada di posisi yang sama dibanjiri gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada gelombang pertama," kata Macron.


Menilai gelombang baru COVID-19 lebih berbahaya, Prancis mulai memberlakukan lockdown pada Jumat pekan ini. Sementara Jerman akan menutup menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 hingga 30 November mendatang.


"Saya telah memutuskan bahwa kita harus kembali ke penguncian yang menghentikan virus," katanya.


Aturan baru saat lockdown lagi

Warga Prancis diminta untuk tinggal di rumah kecuali kebutuhan mendesak membeli barang-barang penting. Seperti kebutuhan medis atau berolahraga hingga satu jam sekali.


Mereka akan diizinkan untuk pergi bekerja jika perusahaan mereka menganggap tidak mungkin untuk kerja dari rumah. Sekolah akan tetap buka.


Siapa pun yang meninggalkan rumah mereka di Prancis sekarang harus membawa dokumen yang memperbolehkan mereka berada di luar dan diperiksa oleh polisi setempat.


Apa yang terjadi?

Kasus Prancis kembali melonjak di atas 36.000 kasus baru setiap hari. Jerman, yang tidak terlalu terpukul dibandingkan tetangganya di Eropa awal tahun ini, mengalami peningkatan kasus secara eksponensial.

https://indomovie28.net/kill-zone-2-2015/


Gejala COVID-19 Kelelahan Seperti Ini Jadi Tanda Awal Terinfeksi Corona


 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan tanda awal terpapar COVID-19 mulanya ditandai dengan gejala ringan. Dalam jurnal The Lancet, gejala mulai muncul sejak 7 hari setelah terpapar COVID-19 dan terus berlanjut ke hari-hari berikutnya.

Dikutip dari Medical News Today, sebuah studi Inggris yang dimuat dalam Jama Network mengungkap beberapa gejala COVID-19 yang umumnya menjadi tanda awal terpapar COVID-19. Salah satu yang paling dominan ditemui adalah gejala kelelahan.


Ada sebanyak 68,3 persen dari pasien yang diteliti, mengalami gejala kelelahan. Bahkan persentasenya lebih banyak jika dibandingkan dengan batuk kering yang hanya mencatat 60,4 persen.


"Hampir 70 persen dari semua pasien COVID-19 mengalami semacam kelelahan selama infeksi mereka," kata studi tersebut.


Namun, sulit membedakan apakah kelelahan yang dialami seseorang dikarenakan gejala COVID-19. Sebab, selama ini banyak faktor yang bisa mendasari kondisi kelelahan.


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga menyatakan bahwa seseorang yang dinyatakan positif COVID-19 dapat mengalami berbagai gejala, termasuk kelelahan.


Bagaimana cara membedakan kelelahan yang bisa jadi tanda terinfeksi COVID-19?

"Mereka mungkin juga memiliki kombinasi dari setidaknya dua gejala berikut, demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, kelelahan," jelas CDC.


Jika seseorang mengidap kelelahan dan salah satu gejala khas lain terkait COVID-19 tersebut, perlu untuk mulai mewaspadai kemungkinan terpapar. Seseorang yang mengidap kelelahan karena COVID-19 juga bisa mengalami gejala ini secara berkepanjangan.


"Anda mungkin merasa sangat lemah atau lesu, dengan kekurangan energi secara keseluruhan," jelas para peneliti dalam studi yang dimuat di Jama Network.


Berikut tanda-tanda awal gejala COVID-19 yang paling sering dikeluhkan selain kelelahan:


- Kehilangan indra penciuman: 64,4 persen

- Kelelahan: 68,3 persen

- Batuk kering: 60,4 persen

- Demam: 55,5 persen

https://indomovie28.net/31-2016/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar