Kamis, 29 Oktober 2020

Terpopuler: Gejala COVID-19 Ini Paling Sering Dirasakan Pasien Corona di DKI

 Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap infeksi COVID-19. Beberapa mengeluhkan gejala ringan, berat, bahkan ada yang tak bergejala sama sekali.

Analisis yang dilakukan oleh Bappenas dan tim epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengenai Pemodelan Epidemi COVID-19 menemukan beberapa gejala yang kerap dialami oleh pasien COVID-19 di DKI Jakarta. Temuan ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk kondisi di Indonesia.


"COVID-19 itu bukan flu, bukan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), jadi gejalanya sangat bervariasi bahkan sebagian besar tidak bergejala," ujar ahli epidemiologi FKM UI Pandu Riono dalam webinar Bappenas di kanal Youtube, Jumat (23/10/2020).


Berikut beberapa gejala yang kerap dirasakan pasien COVID-19 di DKI:

Batuk: 3.512 kasus

Demam: 2.680 kasus

Malaise atau tidak enak badan: 2.036 kasus

Pneumonia: 1.765 kasus

Sesak napas: 1.657 kasus

Sakit kepala: 1.483 kasus

Flu: 1.412 kasus

Mual-muntah: 1.356 kasus

Sakit tenggorokan: 1.314 kasus

Nyeri otot: 1.007 kasus

Sakit perut: 631 kasus

Menggigil: 615 kasus

Diare: 480 kasus


Selain itu disebutkan oleh Pandu, gejala virus Corona COVID-19 yang dialami pasien bisa beragam. Ada yang hanya mengidap satu gejala saja tapi tidak menutup kemungkinan yang lainnya bisa mengalami beberapa gejala sekaligus.


Dalam pemaparan tersebut diperlihatkan juga pasien COVID-19 yang meninggal dunia kebanyakan mengalami sesak napas atau sekitar 22,1 persen dari jumlah pasien yang mengeluhkan gejala tersebut.


"Paling tinggi pneumonia dan sesak yang mendorong orang harus dirawat di rumah sakit dan masuk ICU untuk mendapat bantuan napas dengan ventilator," tambahnya.


Mengetahui gejala yang dialami saat terinfeksi virus Corona COVID-19 sangat membantu untuk menurunkan angka kematian. Terlebih kasus bergejala lebih berisiko untuk kematian daripada tidak bergejala.

https://cinemamovie28.com/high-school-girl/


Benarkah Sperma Jago Berenang? Simak Fakta-fakta di Balik 5 Mitos Sperma


 Sperma merupakan bagian terpenting dalam sistem reproduksi pria. Sperma yang dikeluarkan pria saat ejakulasi akan membuahi sel telur sehingga terjadi kehamilan.

Namun banyak mitos yang terkadang tidak masuk akal terkait sperma dan dipercayai oleh orang-orang. Padahal, mitos tersebut bisa jadi menyesatkan karena tidak didukung penelitian ilmiah.


Dikutip dari Healthline, berikut fakta-fakta di balik 5 mitos sperma yang masih dipercaya banyak orang:


1. MITOS: Sperma berenang lurus

Banyak orang yang membayangkan bahwa ketika sperma berenang menuju sel telur sama seperti sebuah perlombaan renang. Faktanya tidak semua sperma berenang lurus menuju sel telur. Dari sekian banyak sel sperma yang dikeluarkan, ada yang bergerak maju, membentuk lingkaran, hingga yang diam di tempat.


2. MITOS: Sperma hanya hidup sebentar setelah dilepaskan

Sperma dipercaya memiliki masa hidup yang pendek setelah ejakulasi. Faktanya, tidak selalu sperma memiliki masa hidup pendek. Sperma yang berhasil masuk ke vagina dapat hidup hingga lima hari. Hal ini karena efek perlindungan dari lendir serviks dan kriptus serviks. Namun, sperma akan mati di luar vagina beberapa menit setelah ejakulasi.


3. MITOS: Sperma langsung menuju sel telur

Banyak yang menganggap sperma langsung berenang untuk membuahi ovum ketika dikeluarkan saat ejakulasi. Namun faktanya tidak sesederhana itu, beberapa sperma akan menempel pada tuba fallopi sampai waktu pembuahan.

https://cinemamovie28.com/my-friends-older-sister/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar