Selasa, 27 Oktober 2020

Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa, Siapakah Aliansi Dokter Dunia?

 Sebuah video viral bikin heboh di media sosial. Sekelompok orang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia menyebut COVID-19 tak lebih dari flu biasa dan tidak berbahaya.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dengan tegas membantah klaim tersebut. Disebutnya, apa yang disampaikan dalam video viral tersebut adalah misinformasi, dan ditegaskan bahwa COVID-19 sama sekali berbeda dengan influenza.


Jadi sebenarnya, siapa yang diwakili oleh Aliansi Dokter Dunia?

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Dr dr Zubairi Djoerban, SpPD(K), mengakui memang ada sebagian kecil dokter yang meragukan COVID-19. Namun pada umumnya, tidak didasari data ilmiah yang jelas.


"Bahwa total yang meninggal saja sudah sejuta lebih. Indonesia juga kita sudah melihat langsung dokter-dokter yang meninggal dan meninggalnya sudah makin banyak," kata Prof Zubairi saat dihubungi detikcom, Selasa (27/10/2020).


"Pada prinsipnya kami dokter itu kalau ngomong harus berbasis bukti ilmiah dan itu tidak didukung oleh bukti ilmiah," tambahnya.


Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH lebih tegas menyebut Aliansi Dokter Dunia sebagai organisasi 'jadi-jadian'. Sebagai senior yang malang melintang di berbagai organisasi kedokteran, ia tidak pernah mengenal organisasi tersebut.


"Kalau di dunia itu kan ada ikatan ya, misalnya, di bidang penyakit dalam kan ada International Society of Internal Medicine, itu Indonesia juga kan masuk ke dalam situ. Kemudian World Medical Association," jelas Prof Ari.


"Jadi itu nggak ada kita kenal di dalam organisasi, baik itu dokter dunia maupun dokter penyakit dalam dunia," lanjutnya.


Namun yang pasti, ditegaskan bahwa klaim yang disampaikan Aliansi Dokter Dunia dalam video yang viral menurut Prof Ari tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

https://cinemamovie28.com/east-west-neighbours-1997/


6 Risiko Jika Tak Pernah Sempat Sarapan


Banyak orang yang melewatkan sarapan karena sibuk sehingga tidak sempat atau dengan alasan menurunkan badan. Padahal sarapan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Dikutip dari WebMD, sarapan berfungsi untuk memasok kebutuhan gula darah untuk menguatkan otot dan kinerja otak. Jika tidak dipenuhi, ada dampak buruk yang harus ditanggung.


Berikut beberapa dampaknya:


1. Menimbulkan penyakit jantung

Penelitian yang dilakukan oleh Harvard University menemukan bahwa pria yang melewatkan sarapan pagi berisiko 27 persen terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang sarapan. Ketika melewatkan sarapan, metabolisme akan berubah sehingga tubuh bekerja lebih keras.


Perubahan ini akan menimbulkan plak pada arteri sehingga seseorang dapat terkena penyakit jantung.


2. Rentan diabetes

Harvard University School of Public Health dalam studinya menemukan bahwa ada keterkaitan antara kebiasaan makan dengan kesehatan. Menurut hasil penelitian, perempuan yang memiliki kebiasaan melewatkan sarapan berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.


3. Gampang gemuk

Sebuah penelitian mengungkap bahwa melewatkan sarapan justru berkontribusi terhadap kenaikan berat badan. Sarapan yang teratur membuat seseorang dapat mengontrol nafsu makan seharian. Jika seseorang melewatkan sarapan, maka ia cenderung akan menambah porsi makan misalnya ketika makan siang atau lebih sering mengkonsumsi camilan.


4. Susah mikir

Dalam sebuah studi yang menganalisis pelajar sekolah, ditemukan bahwa anak yang rutin sarapan cenderung memiliki kemampuan menerima pelajaran lebih baik dibandingkan mereka yang tidak. Pada saat sarapan, otak mendapat nutrisi yang cukup. Sarapan dapat meningkatkan kinerja otak karena terpenuhinya nutrisi yang diperlukan.


5. Mood berantakan

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Physiological Behavior, menghindari sarapan pagi dapat berdampak negatif pada energi dan suasana hati sehingga jadi lebih mudah tersinggung. Melewatkan sarapan berkorelasi dengan produksi hormon serotonin yang kemudian memicu stres.


6. Sakit kepala

Melewatkan sarapan dapat memicu penurunan gula darah secara signifikan. Hal ini mempengaruhi pelepasan hormon yang dapat memicu sakit kepala seperti migrain.

https://cinemamovie28.com/devils-tree-rooted-evil-2018/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar