Senin, 26 Oktober 2020

Cristiano Ronaldo Kena COVID-19, Ini 2 Alasan Masih Positif Tapi Tak Bergejala

  Cristiano Ronaldo, bintang pesepakbola Portugal pertama kali dinyatakan positif COVID-19 pada 13 Oktober lalu. Baru-baru ini Cristiano Ronaldo kembali dites dan hasilnya masih dinyatakan positif.

Hasil tersebut keluar pada Kamis (22/10/2020) kemarin. Dampaknya, Ronaldo dipastikan tidak bisa ikut berlaga di pertandingan Liga Champions, antara Juve dengan Barcelona minggu depan.


Dikutip dari The Sun, Ronaldo sama sekali tidak merasa sakit atau positif COVID-19 tanpa gejala.


Mengapa ada orang yang dinyatakan positif COVID-19 tanpa gejala?

Sebuah penelitian di Amerika Serikat, menyebut hal ini bisa jadi disebabkan karena virus tak membuat mereka sakit sama sekali. Penelitian yang dilakukan di University of Arizona, Amerika Serikat mengatakan SARS-CoV-2, penyebab COVID-19 ini bisa mempengaruhi sel tertentu di dalam tubuh,


Hal inilah yang membuat rasa sakit hilang dan pasien tidak bergejala. Namun, meski pasien tidak bergejala, mereka masih bisa menyebarkan virus tersebut dalam jumlah yang besar.


"Sangat masuk akal bagi saya bahwa penyebaran COVID-19 terjadi di tahap awal, saat kamu merasa baik-baik saja padahal sudah terinfeksi virus," kata Dr Khanna yang dikutip dari Times of India, Sabtu (10/10/2020).


Alasan pasien positif COVID-19 tapi tak merasa sakit

Para peneliti menyebut hal ini berkaitan dengan cara spike protein virus Corona berinteraksi dengan sel reseptor rasa sakit di tubuh.


Cara spike protein virus Corona berinteraksi dengan sel reseptor rasa sakit ini lah yang membuat dirinya tidak merasa sakit. Tetapi, perlu diingat di beberapa kasus pasien baru mengeluhkan gejala COVID-19 usai beberapa hari dinyatakan positif COVID-19.

https://kamumovie28.com/inside-men-2015/


Jangan Asal Gowes, Ini Cara Tepat untuk Kesehatan Jantung


Jantung koroner masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi.

Sedangkan data WHO 2015 menunjukkan 70% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular atau PTM (39,5 juta dari 56,4 kematian). Dari seluruh kematian akibat PTM tersebut, 45%-nya disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5 juta kematian.


Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat mematikan, Namun, ada kabar baik untuk Anda yang hobi bersepeda. Sebab, bersepeda ternyata bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner, loh.


Melansir The Guardian, dalam studi lima tahun terhadap 263.450 komuter Inggris, yang diterbitkan di BMJ, para peneliti di Universitas Glasgow menemukan bersepeda secara teratur mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 46%.


Namun, Anda jangan sembarangan bersepeda. Berikut ini adalah cara yang tepat bersepeda agar bisa menjaga kesehatan jantung.


Bersepeda dengan Santai


Tidak perlu terburu-buru, bersepedalah dengan santai, kurang lebih dengan kecepatan 16 km/jam. Bersepeda dengan terburu-buru bisa membuat Anda cepat lelah, meningkatkan irama jantung, serta bisa berbahaya bagi keselamatan lalu lintas. Hal terpenting dalam bersepeda yaitu irama dayungan yang konstan.


Habiskan 20 Menit Per Hari


Dalam studi yang membuktikan bersepeda dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner, juga disebutkan para pesepeda menghabiskan waktu setidaknya 20 menit sekali bersepeda agar mengurangi risiko penyakit jantung koroner.


Gowes 30 Mil Per Minggu


Dalam penelitian yang sama, para pesepeda tersebut mengendarai sepeda rata-rata 30 mil per minggu atau sekitar 48,28 km per minggu.

https://kamumovie28.com/little-sister-2015/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar