Sabtu, 31 Oktober 2020

Sudah 2 Pekan Masih Positif, Benarkah yang Dibilang Ronaldo Soal Tes PCR?

 Didiagnosis virus Corona COVID-19 dan tidak sembuh-sembuh meski sudah isolasi 2 pekan lebih, tentu bikin frustrasi. Sepertinya ini yang dialami bintang Juventus Cristiano Ronaldo yang hingga kini hasil tesnya masih positif.

"PCR IS BULLS...," tulisnya di kolom komentar di Instagram baru-baru ini.


Dalam unggahan tersebut, Ronaldo yang kini berkepala plontos mengungkap kondisinya baik-baik saja. Sejak awal terdiagnosis positif, ia memang tidak bergejala.


Nah, kira-kira apa yang terjadi dengan hasil tes PCR (polymerase chain reaction) Ronaldo sehingga hasilnya masih saja positif setelah 2 pekan menjalani isolasi?


Pada Mei 2020, organisasi kesehatan dunia WHO memperbarui panduannya tentang isolasi pasien COVID-19. Bagi yang bergejala ringan-sedang, tidak ada keharusan untuk mendapat hasil PCR negatif untuk bisa dinyatakan 'sembuh' atau tepatnya selesai isolasi (discharge from isolation).


Untuk pasien bergejala ringan-sedang, isolasi dinyatakan selesai 10 hari setelah onset atau munculnya gejala, plus sedikitnya 3 hari tambahan setelah tak bergejala (termasuk tanpa demam dan keluhan pernapasan).


"Untuk pasien tak bergejala: 10 hari setelah tes positif untuk SARS-CoV-2," demikian bunyi panduan tersebut.


Kenapa demikian? Sebuah riset di Korea Selatan yang melibatkan 285 pasien COVID-19 menunjukkan bahwa hasil positif masih muncul setelah mereka sembuh. Ilmuwan tidak menemukan bukti bahwa pasien tersebut masih 'infectious' atau bisa menularkan virus.


"Apa yang kami temukan terus adalah fragmen virus yang diambil saat swab tersebut beberapa pekan kemudian tidak bereplikasi (menggandakan diri)," kata Dr Ania Wajnberg, ilmuwan dari Icahn School of Medicine at Mount Sinai in New York City.


"Mereka bukan virus hidup," singkatnya, menurut Wajnberg.


Singkatnya, jika pasien sudah bebas gejala dan sudah menjalani isolasi 10-13 hari, maka diyakini sudah tidak menularkan COVID-19 meski belum mendapat hasil PCR negatif.

https://indomovie28.net/driftless-area-2016/


BPOM: Izin Darurat Vaksin COVID-19 Bisa Dicabut Jika Terlalu Berisiko


 Hingga saat ini dipastikan belum ada vaksin COVID-19 yang mengantongi izin untuk digunakan. Kelak jika sudah ada emergency use of authorization (EUA) sekalipun, izin bisa dicabut jika dinilai terlalu berisiko.

Ini disampaikan oleh Dra Togi J Hutadjulu, Apt, MHA, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam konferensi pers, Rabu (29/10/2020).


"Apabila terdapat peningkatan frekuensi efek samping, maka Badan POM dapat melakukan tindak lanjut dengan cara melakukan pengkajian dengan para ahli di bidangnya dan klinisi beserta Komite Nasional KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)," katanya.


Saat ini, tercatat ada 44 kandidat vaksin COVID-19 yang tengah menjalani uji klinis, beberapa ada di tahap akhir yakni fase III. Sebanyak 154 kandidat vaksin lainnya masih dalam tahap uji preklinis.


"Jika ditemukan bahwa risiko menjadi lebih besar daripada manfaatnya, hasil pengkajian tersebut akan ditindaklanjuti dengan memberikan komunikasi risiko dan dapat dilakukan pencabutan EUA," lanjut Togi.

https://indomovie28.net/hangman-2015/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar