Kamis, 16 Januari 2020

Aceh yang Menunggu Tumpahan Turis dari Phuket & Langkawi

 Kunjungan wisman ke Aceh menurun drastis pada Mei lalu. Tanah Rencong kini berharap adanya tumpahan wisatawan dari Phuket dan Langkawi.

Berdasarkan data dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei berjumlah 1.396 orang atau mengalami penurunan sebesar 54,21 persen. Penurunan drastis ini terjadi jika dibandingkan April lalu.

Kunjungan turis ke Tanah Rencong masih didominasi dari Malaysia (877 orang), disusul India (49 orang), Australia (32 orang), Jerman (28 orang), Amerika Serikat (28 orang), dan Perancis (28 orang). Sepanjang 2019, kunjungan pelancong terlihat naik turun.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan, Aceh selama ini sudah terlibat dalam kerja sama tiga negara atau Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Dalam pertemuan tahunan, Pemerintah Aceh kerap membicarakan persoalan kunjungan wisman dengan kedua negara tetangga.

"Itu juga bagian yang kita bicarakan dalam IMT-GT karena memang kita belum terlalu sinergis dengan Phuket dan Langkawi. Ke depan harus ada skema teknis yang konkret supaya tumpahan (wisman dari) Phuket-Langkawi itu bisa benar-benar jatuhnya ke Aceh dalam kerangka IMT-GT," kata Nova kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).

Menurutnya, wisman dari Phuket dan Langkawi selama ini memilih berlibur ke Danah Toba di Sumatera Utara dan Bali. Pemprov Aceh akan membahas persoalan tersebut lebih serius lagi dalam pertemuan kerjasama pertumbuhan ekonomi tiga negara tersebut.

Selama ini, sebut Nova, tren kunjungan wisman ke Aceh menunjukkan angka naik-turun. Dalam setahun, jumlah turis asing yang melancong ke Aceh berjumlah 200 ribu orang.

"Secara umum (jumlahnya) naik tapi tidak secara signifikan. Oeh karenanya Phuket dengan 15 juta (kunjungan) setahun itu ya sepertiganya saja kita harapkan bisa tumpah ke Aceh, ke Sabang itu sangat baik," jelas Nova.

"Selama ini kita kunjungan wisman baru sekitar 200 ribu orang. Jadi 500 ribu saja tumpah dari Phuket dan Langkawi kita pikir sudah cukup," ungkap politisi Partai Demokrat tersebut.

Nova mengungkapkan, kondisi Aceh sekarang sudah sangat kondusif. Pasca Pilpres, rekonsiliasi antar pemerintah juga sudah dilakukan.

"Rekonsiliasi kita lebih duluan ketimbang nasional. Kita pikir itu bisa meningkatkan kembali tren kunjungan wisatawan," ungkapnya.

Baru, Ada Asuransi Penjamin Pengajuan Visa ke Luar Negeri

Mengajukan visa untuk berwisata ke luar negeri, kadang jadi momen mendebarkan. Tetapi, traveler bisa mengantisipasinya dengan membeli produk asuransi untuk menjamin visa.

Biasanya, asuransi diberikan untuk perjalanan ke luar negeri dalam rangka melindungi traveling dari hal yang tidak diinginkan. Tetapi, sejumlah negara memberikan kriteria pengajuan visa untuk dapat masuk ke wilayahnya. Kadang, ini momen yang bikin deg-degan traveler lho. Sudah mengajukan dan keluar biaya banyak, malah buntung karena visa ditolak.

Perusahaan broker asuransi Futuready pun mengeluarkan produk teranyar ini bernama Visa Refund Insurance. Hal ini, didasari oleh pergerakan turis Indonesia yang aktif berkunjung ke luar negeri. Data Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia yang berwisata ke luar negeri pada bulan Januari-Maret 2019 mengalami pertumbuhan mencapai 8 persen.

"Saat ini, di Indonesia belum ada asuransi yang bisa melindungi pengajuan visa ke sejumlah negara. Hal ini yang mendasari kita untuk membantu masyarakat yang takut untuk mengajukan visa namun tidak terima sehingga bisa mendapatkan perlindungan," ujar Gretel Griselda, Head of Channel Futuready saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2019).

Gretel menambahkan, bahwa pengajuan asuransi pun lebih aman dan mudah. Hal ini juga membantu mengurangi kekhawatiran para traveler yang ingin mengajukan perizinan atau visa.

"Produk Visa Refund Insurance dapat menjamin biaya visa dan service fee. Total cover adalah 90 persen dari pembuatan visa dan fee dari setiap agen resmi dari kedutaan besar," tambahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar