Kamis, 16 Januari 2020

Dear Traveler, Begini Cara Mengajukan Asuransi Visa ke Luar Negeri

 Traveler yang mau ke luar negeri dan mengajukan visa, kini tidak perlu khawatir ditolak. Ada asuransi yang menjamin proses pengajuan visa.

Inilah produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan broker asuransi Futuready. Visa Refund Insurance merupakan asuransi yang menawarkan jaminan untuk aplikasi visa ke berbagai negara untuk warga negara Indonesia.

Seperti yang diutarakan oleh Gretel Griselda, Head of Channel Futuready, bahwa premi asuransi dipatok seharga Rp 70 ribu. Berlaku untuk semua destinasi visa yang diajukan oleh traveler.

"Preminya flat rate (sama rata). Bisa membeli lewat travel agent, website resmi Futuready atau booth yang ada di VFS Kuningan City dan Lotte Shopping Avenue," ujarnya di Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2019).

Traveler pun akan mendapat polis dalam hitungan menit ke email yang didaftarkan. Produk Visa Refund Insurance ini dapat memberikan proteksi mencapai Rp 10 juta.

"Maksimum apabila visa tidak lolos akan mendapatkan maksimal Rp 8 juta. Serta santunan apabila meninggal dunia dalam durasi asuransi akan mendapatkan hingga Rp 10 juta," paparnya.

Syaratnya, pemohon harus terdaftar sebagai WNI mulai dari bayi berusia 3 bulan hingga lansia mencapai 80 tahun. Selain itu, syarat dan ketentuan pihak kedutaan besar juga harus komplit dan sesuai kriteria yang diberikan.

"Jadi misalnya tidak lolos karena persyaratannya tidak lengkap tidak bisa di klaim. Seain itu, apabila keputusannya seperti tindakan ilegal, berbahaya dari kedubes juga tidak bisa. Namun jika tidak diberi alasan, bisa diklaim," tambah dia.

Proses klaim pun memakan waktu 2 minggu. Apabila diperlukan dokumen tambahan dan investigasi lanjut, prosesnya akan lebih lama dan bergantung kepada pemeriksaan lanjutan.

Apabila visa ditolak dan sudah melalui proses klaim, uang jaminan akan dibayarkan ke rekening yang dituju. Bagaimana, mau mencoba produk asuransi terbaru ini?

Aceh yang Menunggu Tumpahan Turis dari Phuket & Langkawi

 Kunjungan wisman ke Aceh menurun drastis pada Mei lalu. Tanah Rencong kini berharap adanya tumpahan wisatawan dari Phuket dan Langkawi.

Berdasarkan data dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei berjumlah 1.396 orang atau mengalami penurunan sebesar 54,21 persen. Penurunan drastis ini terjadi jika dibandingkan April lalu.

Kunjungan turis ke Tanah Rencong masih didominasi dari Malaysia (877 orang), disusul India (49 orang), Australia (32 orang), Jerman (28 orang), Amerika Serikat (28 orang), dan Perancis (28 orang). Sepanjang 2019, kunjungan pelancong terlihat naik turun.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan, Aceh selama ini sudah terlibat dalam kerja sama tiga negara atau Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Dalam pertemuan tahunan, Pemerintah Aceh kerap membicarakan persoalan kunjungan wisman dengan kedua negara tetangga.

"Itu juga bagian yang kita bicarakan dalam IMT-GT karena memang kita belum terlalu sinergis dengan Phuket dan Langkawi. Ke depan harus ada skema teknis yang konkret supaya tumpahan (wisman dari) Phuket-Langkawi itu bisa benar-benar jatuhnya ke Aceh dalam kerangka IMT-GT," kata Nova kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).

Menurutnya, wisman dari Phuket dan Langkawi selama ini memilih berlibur ke Danah Toba di Sumatera Utara dan Bali. Pemprov Aceh akan membahas persoalan tersebut lebih serius lagi dalam pertemuan kerjasama pertumbuhan ekonomi tiga negara tersebut.

Selama ini, sebut Nova, tren kunjungan wisman ke Aceh menunjukkan angka naik-turun. Dalam setahun, jumlah turis asing yang melancong ke Aceh berjumlah 200 ribu orang.

"Secara umum (jumlahnya) naik tapi tidak secara signifikan. Oeh karenanya Phuket dengan 15 juta (kunjungan) setahun itu ya sepertiganya saja kita harapkan bisa tumpah ke Aceh, ke Sabang itu sangat baik," jelas Nova.

"Selama ini kita kunjungan wisman baru sekitar 200 ribu orang. Jadi 500 ribu saja tumpah dari Phuket dan Langkawi kita pikir sudah cukup," ungkap politisi Partai Demokrat tersebut.

Nova mengungkapkan, kondisi Aceh sekarang sudah sangat kondusif. Pasca Pilpres, rekonsiliasi antar pemerintah juga sudah dilakukan.

"Rekonsiliasi kita lebih duluan ketimbang nasional. Kita pikir itu bisa meningkatkan kembali tren kunjungan wisatawan," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar