Rabu, 01 Januari 2020

Hotel di Malaysia Sewakan Ikan untuk Traveler Kesepian

Hotel di Melaka, Malaysia punya penawaran unik melihat tren solo traveling. Mereka menyewakan ikan untuk menemani traveler yang sendirian.

Ragam cara hotel menarik perhatian dan memanjakan para wisatawan untuk menginap. Salah satunya adalah hotel yang ada di Melaka, Malaysia ini yang punya cara unik untuk solo traveler.

Dilansir detikcom dari berbagai sumber, Selasa (13/8/2019) hotel ini bernama Moty Hotel Malaka. Mereka punpya kebijakan menyewakan ikan mas koki lengkap dengan akuariumnya.

Ikan mas koki ini punya nama lho, Baby dan Shark. Ikan ini disewakan secara cuma-cuma untuk wisatawan yang menginap sendiri baik perjalanan bisnis atau liburan sendirian.

Walaupun tidak dipungut biaya, terdapat serangkaian peraturan unik, lucu dan bercanda soal menyewa ikan ini. Antara lain, dilarang menuang soft drink karena Baby dan Shark diabetes, jangan ditakut-takuti, jangan ditangkap karena giginya tajam, jangan dibawa keluar hotel karena ikan ini tak suka jalan-jalan.

Dalam ketentuan membawa Baby dan Shark juga dikatakan jika keduanya ditemukan mati atau digoreng, pengunjung akan didenda sebesar RM 100 (Rp 390 ribu). Tak hanya itu, pihak hotel dengan bercanda mengatakan bahwa kedua ikan ini adalah ikan paling berbahaya di dunia.

Gokilnya lagi, Moty Hotel juga mengatakan bahwa kedua ekor ikan ini bertanggungjawab atas kematian jutaan orang setiap tahunnya. Mereka sengaja menangkap Baby dan Shark demi para tamu hotel.

Nah traveler, kamu mau tidur ditemani Baby dan Shark?

Eco Wisata Mandiangin, Modal Kalsel Tarik Banyak Turis

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pesona eksotik Bumi Barakat di Kabupaten Banjar memberikan kekaguman tersendiri bagi pengunjung, terlebih pada destinasi eco wisata Mandiangin Tahura Sultan Adam yang sempat ia kunjunginya.

"Banjar memiliki objek wisata yang prospektif. Apalagi jika dikemas lebih komprehensif lagi, seperti memperkuat sentuhan alam berupa penghijauan," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2019).

"Suasana hijau memegang andil besar terhadap eksistensi objek wisata. Kita taruhan saja, itu (penghijauan) modal besar pariwisata. Pohon-pohon akan lebih menghasilkan, menyejahterakan dipandang ketimbang ditebang," imbuhnya.

Setelah itu, Arief mengunjungi Pesanggrahan Belanda. Tempat peristirahatan di puncak Pegunungan Meratus sejak zaman Belanda dulu, yang memiliki pemandangan yang indah. Pegunungan Meratus sendiri sudah menjadi Geopark Nasional sejak 30 November 2018, dan sedang dalam proses pengajuan UNESCO Global Geopark (UGG).

Dia menegaskan, sejumlah daerah di Indonesia yang fokus memperkuat sektor kepariwisataan dan jasa sebagai sumber pendapatan terbukti lebih mampu meningkatkan kemandirian dan kemajuan perekonomian masyarakat dan daerah.

"Karena itu, Kalsel yang masih memiliki hutan luas juga perlu dijaga dan dilestarikan sebagai penopang kepariwisataan di masa mendatang," ujarnya.

Promosi wisata, kata Dia, juga perlu terus digencarkan secara lebih kreatif. Contohnya melalui digital media.

"Saya sudah dengar di Kalsel ini ada generasi atau semacam komunitas digital media. Nah, ini perlu terus didukung untuk membantu mempromosikan wisata di Kalsel," tandasnya.

Diketahui, kunjungan Arief ke Banjar didampingi sejumlah pejabat teras daerah. Di antaranya Asisten Bidang Ekobang I Gusti Nyoman Yudiana, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Haris Rifani, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (KISP) HM Farid Soufian, Kepala Disperindag I Gusti Made Suryawati, dan Kepala Satpol PP HM Ali Hanafiah.

Di tempat tersebut, Arief melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pendopo Wisata, dan juga melakukan pelepasan satwa-satwa liar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar