Rabu, 08 Januari 2020

Kisah Kota yang 20 Tahun Berjuang Dapatkan Udara Bersih

Polusi udara menjadi masalah besar bagi Jakarta. Tampaknya, perjuangan untuk mendapat udara bersih tidak bisa instan. Lihat saja, Kota Brisbane di Australia ini.

Jakarta menjadi kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual pagi ini. Jakarta menempati peringkat teratas dengan kondisi udara tidak sehat.

Dilansir AirVisual di situsnya, Senin (29/7/2019) pukul 06.10 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 188. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Mari kita mengenal Kota Brisbane di Australia. Ibukota negara bagian Queensland dengan sekitar 2 juta penduduk ini selalu masuk dalam daftar kota-kota dengan udara terbersih sedunia.

Melansir website Brisbane City Council, Senin (29/7/2019) butuh perjuangan tak sebentar bagi Brisbane untuk melawan polusi di negaranya. Semua bermula di tahun 1996, yang jerih payahnya dirasakan pada tahun 2016. Kala itu, Brisbane dinobatkan sebagai kota dengan udara terbersih di Australia versi Clean Air Society of Australia and New Zealand.

Tak puas sampai di situ, Brisbane melanjutkan program 'Clean, Green, Sustainable 2017-2031'. Menariknya, Brisbane punya tim khusus untuk memantau kebersihan udaranya, yakni Brisbane Clean Air Strategy.

Apa yang dilakukan Brisbane untuk menjadi kota dengan udara terbersih?

Pertama, adalah menggalakkan warganya naik transportasi umum. Pemerintah Kota Brisbane menyediakan dan menambah jalur-jalur transportasi umum. Transportasi umumnya pun begitu nyaman dan bersih. Sehingga, tampaknya tidak ada alasan bagi warganya untuk tidak memakai transportasi umum.

Bahkan, pemerintah Kota Brisbane pun memakai bahan bakar yang ramah lingkungan. Tak tanggung-tanggung, 80 persen armada transportasi umumnya memakai bahan bakar tersebut!

Di tahun 2000-an, pemerintah Kota Brisbane menerapkan kebijakan mobil listrik. Mereka menggandeng perusahaan-perusahaan mobil untuk menjual mobil listrik di Brisbane. Dana besar juga disiapkan, untuk fasilitas pengisian ulang mobil listrik.

Gerakan naik sepeda digalakkan oleh pemerintah Kota Brisbane. Lewat CityCycle, pemerintah Brisbane membenahi jalur-jalur sepeda dan penyewaan sepeda.

150 Titik penyewaan sepeda, 1.100 km total jalur sepeda dan 2.000 sepeda disediakan di dalam kotanya. Ada aplikasi khusus untuk menyewa sepeda dan bisa dipakai kapan saja. Per tahunnya tercatat, rata-rata ada 280 ribu perjalanan warganya naik sepeda.

Pemerintah Kota Brisbane menginvestasikan AUD 100 juta atau sekitar Rp 9,6 T. Jalur-jalur sepeda dibuat senyaman mungkin dan sepeda-sepedanya tersedia baik dengan perawatan berkala.

Malah, anak-anak kecil di Brisbane sudah diajak untuk naik sepeda. Lewat program 'Active School Travel', ada sepeda khusus anak-anak dengan safety yang terjamin. Sehingga, angka kemacetan dari kendaraan pribadi yang mengantar anak-anak ke sekolah berkurang drastis.

Asal tahu saja. Dalam catatan pemerintah Kota Brisbane, kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan pribadi yang mengantar anak-anak ke sekolah menyumbang 35 persen polusi udara!

Jangan tanya soal urusan taman kota. Taman-taman kota di Brisbane begitu terawat. Terasa sejuk dan segar, padahal di tengah kota dan malah menjadi sebagai destinasi wisata.

Brisbane butuh waktu 20 tahun untuk mendapat udara bersih. Namun bukan berarti berhenti sampai di situ, pemerintah kotanya terus-menerus menjaga kualitas udara, memantaunya setiap hari dan melakukan inovasi supaya lebih mendapat udara bersih yang berkualitas.

Apa yang dilakukan Brisbane, tampaknya tak ada salahnya jika Jakarta menyonteknya. Setuju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar