Jumat, 10 Januari 2020

Mengenal Pesawat Cessna yang Jatuh di Indramayu

Sebuah pesawat latih Cessna tipe 172 S atau Cessna Skyhawk jatuh di Indramayu. Pesawat ini adalah yang paling populer hingga kini.

Dalam kecelakaan ini melibatkan dua siswa AAA Pilot School Cirebon. Jatuhnya pesawat latih itu ada di Sungai Rambatan Cimanuk, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Mengutip data dari situs resmi Textron Aviation Inc, Selasa (23/7/2019), perusahaan ini dibentuk tahun 2014 lalu mengakuisisi Beechcraft, Hawker Aircraft lalu disusul Cessna Aircraft Company.

Kembali ke Cessna 172 Skyhawk, pertama kali diproduksi pada tahun 1956 dan hingga tahun 2015 sudah ada 44.000 ribu unit. Proses produksi masih berlangsung hingga sekarang dan saingannya Beechcraft Musketeer dan Grumman AA-5 malah sudah dihentikan produksinya.

Cessna 172 Skyhawk adalah pesawat bermesin tunggal dengan ciri sayapnya yang tinggi. Jarak tempuh maksimalnya sekitar 1.130 kilometer jika diisi dua orang dan 778 kilometer jika diisi 4 orang atau penuh.

Jenis Cessna 172 Skyhawk jadi pilihan utama untuk latihan para pilot. Dengan jendela yang lebar untuk observasi para pilot hingga ketenangan saat mendarat adalah sederet kemampuan pesawat ini.

Pesawat ini memiliki panjang 8,28 meter, tinggi 2,72 meter dan lebar sayap 11 meter. Mampu menampung bagasi hingga 54 kilogram, kecepatan Cessna 172 Skyhaw mampu melaju di kisaran 230 kilometer per jam dengan bahan bakar penuh sebesar 201 liter.

Cessna 172 Skyhawk ini pun harganya cukup mahal. Mengutip website controller.com, keluaran 2017 dihargai sekitar US$ 445 ribu atau sekitar Rp 6,22 miliar (dalam kurs Rp 13.900).

Heboh Turis Usir Warga di Pantai Bali, Tapi Diusir Balik

 Viral video turis mancanegara mengusir seorang warga lokal yang bermain di pantai di depan vilanya. Namun justru, turis itu diusir balik!

Video seorang turis mancanegara mengusir seorang warga lokal yang bermain di pantai yang berlokasi di depan vilanya viral di media sosial. Cekcok mulut pun tak terhindarkan dan mengundang perhatian warga. Aparat desa turun tangan.

Peristiwa itu terjadi di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, Bali, Minggu (21/7) pukul 17.30 Wita. Rombongan turis dari Timur Tengah, kemungkinan besar satu keluarga, menyewa vila di pinggir pantai.

Cerita bermula ketika warga lokal Gede Arya Adnyana (31) bersama anaknya bermain di pantai yang lokasinya tepat di depan vila itu. Tiba-tiba Gede Arya dihampiri anak dari turis. Dengan bahasa isyarat, anak dari turis itu meminta Gede Arya menyingkir dari pantai tersebut.

"Karena pengusiran pas saya mandi di pantai pas sama anak saya dengan alasan pertama sudah menyewa vila itu sekaligus pantainya," kata Gede Arya kepada wartawan, Selasa (23/7/2019).

Arya mengatakan mulanya anak turis itu yang menghampirinya. Namun, tak berselang lama, bapak anak itu datang dan mengusir menggunakan bahasa Inggris.

"Saya pas mandi, anaknya yang datang menghampiri mungkin utusan ibu atau ayahnya pakai bahasa Arab, saya mengerti jangan mandi, sambil menunjuk-nunjuk. Akhirnya saya bilang kalau di sana pantainya kotor. Akhirnya dia balik lima menit bapaknya dateng dengan nada keras kemudian 'go!', 'gado-gado' dia bahasanya (Arab-Inggris)," terangnya.

Arya mengaku sempat cekcok mulut dengan turis tersebut. Dia tidak terima pantai itu diprivatisasi.

"Saya bilang, 'Kamu menyewa vila, silakan, ini pantai milik negara,' kami keras, hampir baku hantam, saya bawa anak akhirnya kita berdebat ayo kita ke kantor desa, dia tidak mau. Silakan bawa orang siapa pun ke sini, saya bawa kelian (perangkat) dusun, kurang-lebih 15 orangan dulu datang. Habis itu dari dalam vila ada pemuda 1 bawa pisau ditaruh gitu diacungkan cuma sekali, kemudian kelian dusun itu menahan saya, mending cari polisi kalau ada senjata tajam," urainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar