Jumat, 10 Januari 2020

Mural Mengubah Hidup Desa yang Penuh Manula di Taiwan

Sebuah desa di Taiwan sudah ditinggalkan oleh anak-anak muda. Warga lansia yang kesepian menggunakan mural penuh warna untuk mendatangkan wisatawan.

Ada sebuah desa bernamanya Ruan Chiao. Desa ini terletak di kaki bukit di pegunungan tengah Taiwan. Desa ini sangat asri karena tertutup kabut, bisa dibilang tempat yang tepat untuk pensiun, seperti yang diintip detikcom dari AFP, Selasa (23/7/2019).

Namun semakin hari, desa ini justru kehilangan semangat dari anak mudanya. Anak-anak muda mulai meninggalkan desa dan mencari kehidupan yang lebih baik di kota.

Semakin hari, Desa Ruan Chiao semakin sepi. Sementara pabrik-pabrik mulai berkembang di pusat kota, para manula di desa ini kehilangan pekerjaan karena persaiangan industri yang tak terkalahkan.

Melihat desa yang kian hari kian sepi, seorang seniman bernama Wu Tsun-hsien melakukan sesuatu. Wu mulai menggambar di dinding rumah untuk memberikan sedikit semangat di lingkungan ia tinggal.

Garis demi garis dibuat oleh Wu. Lapisan warna terus ditumpahkan di dinding rumahnya. Selesai dengan rumahnya, Wu ingin mewarnai rumah tetangganya.

Namun para tetangga menolak. Tapi Wu terus membujuk mereka supaya memperbolehkan Wu menjadikan tembok rumah mereka sebagai kanvas. Saat satu grafiti selesai, warga mulai menyukainya.

Hal ini terus Wu lakukan, sampai akhirnya satu desa penuh dengan grafiti Wu. Kerja keras ini pun mulai menghasilkan buah. Desa ini pun menjelma menjadi tempat wisata di Taiwan.

Satu persatu milenial mulai datang ke Desa Ruan Chiao, hanya untuk berselfie. Kemudian kampung ini viral di sosial media dan jadi tujuan berfoto anak muda.

Wu dan warga Desa Ruan Chiao sangat senang. Para orang tua di desa ini terlihat bersemangat menyambut para wisatawan. Mereka mengaku rindu bercakap-cakap dengan kawula muda.

Kalau dilihat-lihat, sebagian besar lukisan Wu bertemakan simbol keberuntungan. Tak hanya itu, Wu juga menyuarakan soal masalah sosial dan nilai lansia di masyarakat lewat mural.

Sebagai etnis Hakka, Wu juga melukiskan generasi mudanya yang tidak mengenal kulturnya dengan baik. Padahal Hakka adalah kelompok orang yang berbeda secara linguistik yang melacak asal-usul mereka kembali ke selatan China. Mereka telah tinggal di Taiwan selama sekitar empat abad dan merupakan 15-20 persen dari populasi.

Kini Ruan Chiao mulai dijuluki desa grafiti. Para milenial datang untuk mendapatkan foto yang instagramable,warga lansia mendapatkan kehangatan dari percakapan yang terjadi di sana.

Ada Air Terjun Mengesankan Balik Jurang di Dompu

Perlu perjuangan ekstra jika traveler ingin menikmati air terjun ini. Kamu harus melewati Jurang Lebah untuk mencapai Air Terjun Sori Panca di Dompu.

Lokasinya ada di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Air Terjun Sori Panca berada tepat di Desa Saneo, Kecamatan Woja. detikcom menjelajah tempat ini beberapa waktu lalu.

Memiliki tinggi mencapi 70-80 meter, Air Terjun Sori Panca terkenal dengan jalurnya yang ekstrem sehingga membuat orang yang mengunjunginya diuji mentalnya. Justru karena hal tersebut membuat air terjun ini dijuluki sebagai spot wisata yang memacu adrenalin sekaligus bertualang di hutan rimba.

Untuk mencapai air terjun ini tidaklah mudah. Jika menggunakan sepeda motor harus menempuh jarak hingga 3 jam melewati hutan rimbun yang masih alami, lalu harus berjalan kaki di jalan setapak dengan tingkat kemiringan yang cukup terjal.

Selain itu, kamu harus menuruni jurang yang cukup terjal dengan ketinggian mencapi 10 meter. Pegiat wisata setempat menamai jurang tersebut adalah Jurang Lebah.

Untuk menuruni jurang lebah ini, para pengunjung menggunakan akar pohon dan batang potong yang dipasang secara sederhana. Cukup berbahaya melewatinya.

Di balik akses jalannya yang sulit, rasa lelah akan terbayarkan ketika sudah sampai pada air terjun. Ditambah lagi dengan sensasi air yang jernih dan sangat dingin, membuat siapapun pasti akan mengigil kalau mandi lebih dari lima menit.

Namun sayang, air terjun ini tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah maupun oleh warga desa setempat. Padahal, Desa Saneo merupakan salah satu Desa Wisata yang telah masuk dalam daftar 99 Desa Wisata di Peraturan Gubernur NTB tahun 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar