Kamis, 28 Januari 2021

Diwajibkan Punya oleh WHO, Kenali Fakta-fakta Pulse Oximeter

 Oksimeter atau pulse oximeter kini wajib dimiliki saat pasien COVID-19 isolasi mandiri. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) oximeter membantu menunjukkan kondisi klinis seseorang apakah perlu dirawat ke RS.

Apa sih fungsinya oximeter?

Dikutip dari Medical News Today, pulse oximeter adalah alat untuk mendeteksi berapa kadar oksigen di dalam darah. Bisa digunakan untuk memantau kadar oksigen dari waktu ke waktu.


Pasien COVID-19 yang menggunakan oximeter bisa waspada saat saturasi oksigen ternyata sangat rendah padahal tak menunjukkan gejala apapun. Hal ini bisa berbahaya karena ada kemungkinan pasien Corona mengidap happy hypoxia.


Happy hypoxia terjadi saat kadar oksigen pasien Corona rendah tanpa mengalami gejala apapun sebelumnya.


Lalu bagaimana cara kerja oximeter?

Seperti yang dijelaskan dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr Adria Rusli, SpP(K), cara menggunakan oksimeter sangat simpel. Seseorang bisa langsung menaruh oksimeter di ujung telunjuk jari.

https://cinemamovie28.com/movies/x-men-the-last-stand/


"Itu ya bisa mengukur kadar oksigen di jaringan, dia sangat sederhana, kita taruh di ujung telunjuk jari kita. Dia mensensor kadar oksigen di dalam jaringan kita, di jari itu, nah itu memang bisa sebagai alat pendeteksi dini lah (happy hypoxia)," kata dr Adria Rusli saat dihubungi detikcom.


"Sangat simpel kok, itu tinggal tempel di jari tunggu beberapa menit, keluar angkanya, saturasi oksigennya," lanjutnya.


Bagaimana cara membaca hasil oximeter?

Jika hasil oximeter menunjukkan angka di rentang 95 hingga 10 persen, saturasi oksigen tubuh berarti normal. Lain hal dengan angka di bawah 90 persen, apa artinya?


Kadar oksigen di dalam darah normal: 95-100 persen

Kadar oksigen di dalam darah rendah: Kurang dari 90 persen

Oximeter bisa beli di mana dan berapa harganya?

Pulse oximeter bisa dibeli di toko kesehatan terdekat, maupun di e-commerce. Berdasarkan pemantauan di sejumlah e-commerce oximeter dijual dengan harga cukup variatif.


Ada di kisaran 80 ribu rupiah hingga 300 ribu rupiah. Untuk harga yang lebih mahal, oximeter terhubung dengan aplikasi di smartphone via bluetooth sehingga mempermudah pembacaan hasil.


Bagaimana cara memilih oximeter yang bagus untuk pasien COVID-19? Simak di halaman berikutnya.


Dikutip dari Jurnal Anesthesiology terkait Types Pulse Oximeter Accurately Detect Happy Hypoxia, menunjukkan semua alat oximeter sebenarnya bisa bekerja dengan baik. Namun, ada kondisi yang membuat hasil menjadi tak akurat, seperti salah satunya pergerakan.


"Semua oximeter bisa mendeteksi hipoksia tetapi gerakan berlebihan bisa menurunkan kinerja," sebut peneliti dalam jurnal tersebut.


1. Pewarna kuku

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan oximeter seperti hindari menggunakan pewarna kuku, hal ini dapat mempengaruhi efektivitas kerja pulse oximeter.


Warna dari cat kuku dapat menyerap cahaya yang dipancarkan oleh oximeter sehingga mengganggu pendeteksian kadar oksigen dalam darah.


2. Pergerakan

Usai oximeter dipasang di jari, jangan banyak pergerakan. Sebab, hal itu bisa berpengaruh pada akurasi hasil.


Bentuk gelombang dari hasil deteksi akan cenderung tidak menentu dan tidak terdeteksi dengan baik. Sebisa mungkin minimalkan gerakan pada tubuh khususnya jari.


3. Cahaya berlebihan

Cahaya berlebihan saat menggunakan oximeter bisa membuat hasil menjadi tak akurat. Sebaiknya saat menggunakan pulse oximeter, tidak terpapar cahaya terang secara langsung, agar dapat bekerja secara baik.

https://cinemamovie28.com/movies/x-men-origins-wolverine/

1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus