Sabtu, 30 Januari 2021

Dokter Sebut Bunyikan Jari Saat Pegal Tak Bahaya! Tapi Memang Tak Bermanfaat

 Ketika tangan terasa pegal, mungkin sebagian orang terbiasa membunyikan tangan hingga berbunyi 'keretek' dengan menekannya. Perasaan rileks setelah melakukannya menjadi kebiasaan sehari-hari untuk meredakan pegal. Namun, apakah kebiasaan tersebut aman jika dilakukan secara terus-menerus?

Dokter spesialis ortopedi yang berpraktik di RS Pondok Indah, dr Rizky Priambodo Wisnubaroto, SpOT, menjelaskan kebiasaan tersebut tidak membahayakan tubuh atau kesehatan.


"Pada dasarnya kan dia ada popping sendi aja ya. Sebenernya si efeknya nggak terlalu ada selain kepuasaan aja sih ya. Poppingnya bisa disebabkan ada udara di dalam sendinya, memang snapping dari tendonnya aja," ujar dr Rizky.


"Jadi sebenernya efeknya sih nggak ada sih ya setau saya memang nggak ada yang spesifik. Nggak ada efek khusus," lanjutnya.


Meski tak menimbulkan efek apapun, kebiasaan ini tetap tak begitu baik jika dilakukan terus-menerus. Untuk itu, agar tangan dan jari tidak pegal saat bekerja, usahakan istirahatkan organ tersebut selama beberapa saat.


"Istirahat periodik aja, misalnya dalam satu jam ambil lima sampe 10 menit abis itu di stretch (diregangkan)," pungkas dr Rizky.

https://kamumovie28.com/movies/swapping-games/


Dokter Ungkap Alasan Mau Divaksin Meski Tak Dijamin Akan Kebal COVID-19


Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dimulai. Vaksinasi diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk mengakhiri pandemi COVID-19 yang saat ini sudah makan banyak korban.

Sudah banyak dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang menerima dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac, salah satunya dr Vito A Damay, SpJP, spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Karawaci.


Dokter yang aktif membagikan informasi kesehatan di akun media sosial pribadinya ini juga mengungkap apa yang ia rasakan seusai vaksinasi. Kata dia, vaksinasi COVID-19 yang ia jalani berlangsung sangat cepat dan nyaman dan tak ada keluhan setelahnya.


"Habis vaksinasi langsung praktek lagi sih, baik-baik saja. Setelah vaksin rasanya ingin makan nasi padang pakai rendang dan serundeng," kelakarnya saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/1/2021).


Vaksin COVID-19 Sinovac memiliki efikasi sekitar 64 persen di Indonesia. Artinya, mereka yang divaksin pun masih memiliki kemungkinan untuk tertular penyakit tersebut.


Vaksin tentu bukan 'barang ajaib' yang bisa langsung membasmi COVID-19. Hanya saja, dengan vaksinasi, diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat Corona bisa berkurang.


"Perlu diluruskan bahwa meskipun vaksin tidak mencegah kita seratus persen tertular COVID, tapi vaksin ini mencegah kita mendapat sakit yang berat akibat COVID-19," bebernya.


Artinya, papar dr Vito, kalaupun tertular COVID-19 usai vaksinasi, pasien hanya mengembangkan gejala ringan atau asimptomatik. Hal ini akan mengurangi kebutuhan perawatan di RS yang sekarang sudah penuh sesak.


Vaksinasi bisa kurangi beban nakes-faskes

Tak hanya COVID-19, tenaga kesehatan juga harus merawat pasien lain yang membutuhkan penanganan segera misalnya pasien emergensi serangan jantung, kanker, atau sakit ginjal. Namun beberapa rumah sakit dilaporkan sudah penuh dengan pasien COVID-19 atau pasien suspek.


Akhirnya banyak pasien yang harus mengantre karena UGD penuh. Ironisnya, dr Vito mengatakan banyak pasien komorbid yang bahkan tak bisa masuk RS karena kapasitas sudah tak memadai.


Bahkan saking penuhnya rumah sakit, ada pasien yang sampai diperiksa di mobilnya sendiri di depan meja sekuriti IGD. Cerita selengkapnya di halaman berikut.

https://kamumovie28.com/movies/cmylmz/

1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus