Selasa, 26 Januari 2021

Gelar Tes Massal Corona pada 7 Ribu Warga, Hong Kong Cabut Lockdown!

 Pemerintah Hong Kong akhirnya mencabut aturan lockdown di daerah distrik Kowloon, pada Senin (25/1/2021) kemarin. Kebijakan itu diambil setelah pemerintah melakukan pengujian atau tes Corona pada 7.000 warganya.

Dikutip dari Reuters, pemerintah setempat melakukan pengujian tersebut pada Sabtu (23/1/2021) lalu di 51 tempat. Hasilnya, ditemukan sebanyak 13 kasus positif COVID-19 baru.


Kasus-kasus itu ditemukan pada warga yang tinggal di daerah rumah susun yang bangunannya sudah tua dan menjadi tempat penyakit bisa menyebar dengan cepat.


"Pemerintah berharap ketidaknyamanan ini benar-benar bisa memutus rantai transmisi lokal di distrik tersebut dan meredakan kekhawatiran serta ketakutan masyarakat. Sehingga bisa mengembalikan kepercayaan untuk melanjutkan kegiatan sosial, bisnis, dan kembali menjalankan kehidupan yang normal," jelas pemerintah setempat yang dikutip dari Reuters, Selasa (26/1/2021).


Pada Minggu (24/1/2021), pemerintah melaporkan kasus Corona baru sebanyak 76 kasus, sehingga total kasus yang ada mencapai 10.086 dan 169 orang meninggal.


Otoritas Hong Kong sebelumnya juga sudah menerapkan beberapa tindakan sebagai pencegahan penyebaran virus Corona. Tindakan tersebut berupa melarang untuk makan di luar rumah di atas jam 6 sore dan melakukan penutupan beberapa fasilitas umum, seperti gym dan salon kecantikan.


Berdasarkan data Worldometers Corona, tiga hari terakhir kasus Corona di Hong Kong terus menurun. Dari sebelumnya tercatat 81 kasus, hingga kini berada di 73 kasus.

https://cinemamovie28.com/movies/legend-of-the-fist-the-return-of-chen-zhen/


Cerita Pria Kena COVID-19 Jadi Gagap Pasca Sembuh, Kok Bisa?


Sebagian pasien COVID-19 yang sudah sembuh mengeluhkan beberapa masalah pada tubuhnya, seperti batuk berkepanjangan, kelelahan, hingga delirium. Namun, sebuah laporan mengungkapkan bahwa pasien yang telah pulih bisa mengalami masalah neurologis, salah satunya gagap.

Hal ini dialami oleh Patrick Thornton yang bekerja sebagai guru di Houston. Berdasarkan laporan dari Scientific American, pria berusia 40 tahun tersebut mengalami gagap berat pasca sembuh dari COVID-19 pada Agustus 2020 lalu.


"Aku menyadari bahwa beberapa kata terasa tidak tepat di mulutku, kamu tahu?" kata Thornton yang dikutip dari New York Post, Selasa (26/1/2021).


Sebelum mengalami gagap, Thornton juga sempat kehilangan suaranya saat terinfeksi COVID-19.


Namun, para ahli masih belum mengetahui bagaimana virus Corona bisa menyebabkan masalah neurologis tersebut. Tetapi, satu teori mengatakan bahwa virus itu bisa memicu respons peradangan yang mempengaruhi pengucapan.


"Kemampuan berbicara adalah salah satu perilaku yang lebih kompleks yang dilakukan manusia," jelas ahli saraf di Universitas Michigan, Soo-Eun Chang.


"Ada 100 otot yang terlibat dan harus berkoordinasi dalam skala waktu milidetik, ini yang paling signifikan. Dan itu tergantung pada kondisi otak yang berfungsi dengan baik," lanjutnya.


Ahli saraf dari King's College London, Thomas Pollack, mengatakan kemungkinan lainnya adalah bahwa virus Corona memproduksi autoantibodi. Itu akan mengikat protein dan merusak kemampuannya untuk berfungsi atau memicu serangan kekebalan pada sel tubuh.


Untuk membuktikannya, Pollak dan timnya melakukan survei dan studi. Mereka menemukan bahwa sekitar sepertiga dari pasien Corona mengalami gejala neurologis.


"Ada spektrum yang sangat luas dari manifestasi (neurologis) COVID-19. Beberapa sangat merusak, seperti menyebabkan stroke atau ensefalitis," lanjutnya.

https://cinemamovie28.com/movies/sniper-special-ops/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar