Sabtu, 23 Januari 2021

Hanya 70% Masyarakat Indonesia Akan Divaksinasi, Ini Penjelasannya

 Vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilakukan secara bertahap di Indonesia. Selain memberi perlindungan bagi masyarakat, kehadiran vaksin diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Vaksin COVID-19 mulai diedarkan di Indonesia pada pertengahan Januari lalu dengan Presiden Jokowi sebagai orang pertama di Indonesia yang menerima vaksinasi tersebut. Pemilihan Presiden RI sebagai penerima pertama vaksinasi COVID-19 dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya masyarakat bahwa vaksin aman dan halal.


Sementara itu, tidak semua masyarakat akan menerima vaksin COVID-19. Bahkan disebutkan bahwa vaksinasi hanya akan dilakukan kepada 70% populasi Indonesia. Atau paling tidak sebanyak 181,5 juta jiwa yang akan disuntik vaksin.


Ini disebabkan oleh adanya beberapa kondisi masyarakat yang tidak memungkinkan menerima vaksinasi. Masyarakat yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19, serumah dengan orang yang terkonfirmasi COVID-19, serta yang memiliki penyakit dan kondisi kesehatan tertentu merupakan kelompok yang tidak dapat menerima vaksinasi.


Sekalipun vaksin sudah beredar, masyarakat tidak boleh lengah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, tubuh tidak akan otomatis menjadi kebal dan terbebas sepenuhnya dari paparan virus COVID-19 sesaat setelah divaksin.


Untuk dapat membentuk antibodi dibutuhkan waktu minimal satu minggu setelah proses vaksinasi pertama dilakukan. Karenanya, sembari menunggu vaksin bekerja dan membentuk peningkatan antibodi dengan baik, masyarakat diharapkan dapat tetap menjaga diri. Seperti tetap memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya.


Secara saintifik, masker memang terbukti ampuh sebagai alat proteksi diri dari serangan virus. Di antara sekian banyak jenis masker, yang memiliki efektivitas tertinggi adalah masker N95. Masker jenis ini wajib dikenakan oleh tenaga medis yang sehari-hari berhadapan dengan pasien.


Meski demikian, saat ini sudah beredar masker N95 dengan desain yang nyaman dan cocok untuk digunakan sehari-hari. Contohnya seperti masker N95 eGee-Pro.


Masker ini terbuat dari bahan plastik BPA Free yang dapat dicuci dan dipakai berulang kali. Masker eGee-Pro memiliki efisiensi penyaringan bakteri sebesar 99,5 persen, efisiensi penyaringan virus sebesar 99,7 persen, dan memiliki kemampuan resistensi terhadap 120 mmHg air.


Selain aman dan mampu melindungi secara optimal, masker eGee-Pro dapat membantu mengurangi sampah masker sekali pakai. Masker N95 eGee-Pro dapat diperoleh di Tokopedia dan di Shopee.

https://kamumovie28.com/movies/whats-up-with-love-2/


Tak Hanya 5G, Ini Perbedaan Spesifikasi Reno5 dan Reno5 5G


 Oppo menghadirkan Reno5 dan Reno5 5G di Indonesia dalam waktu yang berdekatan. Tidak hanya dari segi dukungan jaringan, kedua ponsel ini memiliki cukup banyak perbedaan dari segi spesifikasi.

Dari segi desain, kedua ponsel ini sekilas tidak memiliki perbedaan mencolok. Oppo masih menggunakan teknologi Diamond Spectrum dan Oppo Reno Glow untuk menghasilkan lapisan warna yang menarik.


Reno5 hadir dalam pilihan warna Fantasy Silver dan Starry Black, sedangkan Reno5 5G memiliki warna Galactic Silver dan Starry Black. Untuk Reno5 5G varian Galactic Silver memiliki bobot yang paling berat yaitu 180 gram.


Beralih ke dapur pacu, Reno5 ditenagai dengan Snapdragon 720G yang dipadukan dengan RAM 8GB dan memori internal 128GB. Ada juga slot microSD hingga 256GB jika dirasa kurang.


Untuk Reno5 5G menggunakan Snapdragon 765G yang sudah terintegrasi dengan modem 5G. Ponsel ini memiliki RAM 8GB dengan memori internal 128GB, tapi tidak ada slot microSD tambahan.


Menurut PR Manager OPPO Indonesia for OPPO Reno & A Series Aryo Meidianto Oppo punya alasan sendiri mengapa tidak memberikan slot microSD untuk Reno5 5G.


"Dengan namanya teknologi 5G, dengan latensi yang rendah kita bisa menikmati video-video dengan resolusi yang sangat tinggi tapi kita bisa simak secara online tanpa harus naruh video di HP. Kita merasa 128GB sudah cukup," ucap Aryo dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/1/2021).


Jadi untuk pengguna yang lebih mencari ponsel dengan kapasitas memori besar, Aryo menyarankan untuk memilih Reno5. Untuk yang mencari 5G dan terbiasa menyimpan foto dan videonya di cloud, Reno5 5G bisa jadi pilihan.


Perbedaan juga bisa dilihat dari segi baterai. Reno5 memiliki baterai berkapasitas 4.310 mAh dengan pengisian cepat 50W. Sedangkan Reno5 5G mengusung baterai 4.300 dengan pengisian cepat SuperVOOC 2.0 65W yang lebih ngebut.


Penggunaan komponen dan teknologi Snapdragon 765G dan SuperVOOC 2.0 ini juga yang melambungkan harga Reno5 5G hingga lebih mahal dibandingkan saudaranya.

https://kamumovie28.com/movies/bloody-destiny-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar