Jumat, 15 Januari 2021

2 Ilmuwan WHO yang Teliti Asal Usul Corona Batal Masuk China, Ada Apa?

 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan donor plasma darah COVID-19. Sebagai penyintas COVID-19, Anies menganggap donor plasma darah COVID-19 yang dilakukannya sebagai bentuk rasa syukur bisa bebas dari Corona.


"Saya (hari ini) baru saja selesai donor plasma konvalesen," kata Anies Baswedan melalui keterangan tertulis, usai melakukan donor plasma darah COVID-19 di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta Kamis (14/1/2021).

Anies Baswedan berharap bisa membantu lebih banyak warga setelah mengajukan diri sebagai pendonor. Ia juga mendorong lebih banyak pasien sembuh Corona yang melakukan donor plasma darah COVID-19.


Seperti diketahui, terapi plasma darah COVID-19 menjadi salah satu perawatan yang dilakukan pada pasien Corona. Metode penyembuhan ini memanfaatkan antibodi di dalam darah pasien sembuh Corona dan diberikan pada pasien COVID-19 yang masih terinfeksi.


Namun, tak semua pasien sembuh Corona bisa melakukan donor plasma darah COVID-19, berikut fakta-faktanya.


1. Kriteria donor penyintas COVID-19

Menurut pendiri Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen, dr Ariani MKes SpA (K), kriteria donor plasma konvalesen selain pernah terkonfirmasi positif, ia harus bebas dari gejala COVID-19.


"Yang bisa gabung adalah survivor COVID yang bersedia mendonorkan plasma darahnya," kata dr Ariani beberapa waktu lalu.


Berikut beberapa kriterianya


Pernah terdiagnosis konfirmasi COVID-19 (hasil swab PCR dan/atau swab antigen positif)


Bebas dari gejala COVID-19 (demam/batuk/sesak/diare) sekurang-kurangnya 14 hari.

Usia 18-60 tahun

Laki-laki, wanita yang belum pernah hamil

Berat badan minimal 55 kg

Tidak memiliki penyakit yang berat (gagal ginjal, jantung, kanker, kencing manis, darah tinggi tidak terkontrol).


2. Terapi plasma sudah sejak lama digunakan

Terapi plasma darah selama ini dinilai cukup aman digunakan untuk pasien COVID-19. Pasalnya, terapi ini juga sudah berjalan cukup lama dan digunakan untuk menangani SARS, MERS, Ebola dan Influenza H5N1.


3. Efek terapi plasma darah COVID-19

Dikutip dari CNN, peneliti dari Eijkman Institute Profesor David H Muljono menyebut terapi donor plasma darah COVID-19 memiliki efek yang sangat baik pada pasien Corona bergejala sedang hingga berat.


"Pemberian plasmakonvalesen lebih bermanfaat bagi pasien dengan derajat sedang sampai berat, dibanding pasien dengan keadaan kritis," jelas David.

https://cinemamovie28.com/movies/10-minutes-gone/


2 Ilmuwan WHO yang Teliti Asal Usul Corona Batal Masuk China, Ada Apa?


Dua anggota tim peneliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sedang dalam perjalanan untuk menyelidiki asal-usul COVID-19 dilaporkan tak bisa melanjutkan ke China.

Sebanyak lima belas anggota tim WHO dijadwalkan mendarat di Wuhan pada Kamis (14/1/2021), tetapi dua dari mereka ditahan di Singapura ketika mereka dinyatakan positif antibodi virus corona, kata WHO.


Dalam pernyataan WHO, seluruh anggota tim memiliki hasil negatif untuk tes PCR dan tes antibodi untuk COVID-19 di negara asal mereka sebelum melakukan perjalanan. Namun kedua orang anggota dinyatakan positif antibodi IgM saat melakukan tes di Singapura.


"Mereka sedang dites ulang untuk antibodi IgM dan IgG," tulis WHO, dikutip dari New York Times.


Ketiga belas peneliti lainnya telah tiba di Wuhan dan akan melakukan penyelidikan selama dua minggu ke depan. Tim peneliti ini terdiri dari ilmuwan dari Amerika Serikat, Australia, Jerman, Jepang, Inggris, Rusia, Belanda, Qatar dan Vietnam.


Saat ditanyai perihal dua ilmuwan WHO yang tertahan di Singapura, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, tidak memberikan komentar langsung.


"Kami secara ketat mengikuti peraturan dan persyaratan pencegahan epidemi yang relevan, dan memberikan dukungan dan fasilitas yang sesuai bagi para ahli WHO yang datang ke China untuk melakukan kerja sama internasional dalam melacak asal usulnya," kata Zhao.

https://cinemamovie28.com/movies/the-ghazi-attack/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar