Jumat, 15 Januari 2021

COVID-19 Mengganas, WHO Sebut Pandemi Corona Tahun Kedua Bisa Lebih Buruk

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pandemi COVID-19 di tahun kedua kemungkinan akan lebih buruk daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan varian baru Corona terus menyebar.

"Tahun kedua pandemi COVID-19 mungkin lebih sulit daripada yang pertama mengingat bagaimana virus Corona baru menyebar, terutama di belahan bumi utara karena varian yang lebih menular beredar," kata Mike Ryan, pejabat darurat tertinggi WHO, dalam sebuah acara di media sosial, pada hari Rabu.


Jumlah kematian Corona di dunia kini sudah mendekati 2 juta orang sejak pandemi Corona merebak. Ada lebih dari 90 juta orang terinfeksi COVID-19.


Dalam update perkembangan WHO, Ryan menyebut ada lima juta kasus baru yang dilaporkan selama sepekan belakangan. Penambahan yang cukup tinggi juga berkaitan dengan aturan COVID-19 yang mulai longgar selama musim liburan.


"Kerumunan meningkat dan kombinasi faktor-faktor yang telah mendorong peningkatan penularan di banyak, banyak negara," Kata Ryan.


Begitu pula dengan yang diyakini pimpinan teknis WHO untuk COVID-19. Ia menyebut pasca liburan kondisi akan jauh lebih buruk.


"Setelah liburan, di beberapa negara situasinya akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," katanya.


"Saya khawatir kami akan tetap berada dalam pola puncak dan palung dan puncak dan palung, dan kami dapat melakukannya dengan lebih baik," lanjut Van Kerkhove.


Menyebarnya varian baru Corona yang ditemukan di Inggris membuat banyak orang khawatir picu peningkatan kasus naik tajam. Beberapa negara memang menerapkan pembatasan ketat baru usai lonjakan kasus COVID-19 terjadi.


Bahkan, China melaporkan kasus kematian COVID-19 pertama pasca 8 bulan bebas dari COVID-19.

https://cinemamovie28.com/movies/buppha-ratree-a-haunting-in-japan/


Lagi-lagi Peneliti Temukan Varian Baru Corona, Kini dari AS


Pada Rabu (13/1/2021), para peneliti menemukan dua varian baru Corona yang kemungkinan berasal dari Amerika Serikat. Salah satu variannya dijuluki dengan 'strain Columbus'.

Menurut para peneliti di Pusat Medis Wexner dan Fakultas Kedokteran Universitas Ohio, varian ini memiliki tiga mutasi gen yang belum pernah terlihat bersama di SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19.


Strain tersebut dengan cepat menjadi varian baru Corona yang dominan di Columbus, Ohio, sejak akhir Desember 2020 sampai awal Januari 2021. Saat ini temuan tersebut tengah ditinjau untuk dipublikasi dan muncul di BioRxiv sebagai pra-cetak.


"Strain Columbus baru ini memiliki tulang punggung genetik yang sama seperti kasus sebelumnya yang telah kami pelajari, tetapi ketiga mutasi ini mewakili evolusi yang signifikan," kata pemimpin studi Dan Jones yang dikutip dari Live Science, Jumat (15/1/2021).


"Kami tahu pergeseran ini tidak berasal dari virus di Inggris atau Afrika Selatan," lanjutnya.


Para peneliti di Pusat Medis Wexner mengklaim bahwa mereka telah melakukan genome sequencing (pengurutan genom) virus SARS-CoV-2 pada pasien COVID-19 sejak Maret 2020, untuk memantau evolusi virus. Tetapi, mereka belum mengetahui prevalensi strain tersebut dalam populasi.


Seperti varian virus Corona yang ditemukan sebelumnya, mutasi pada strain Columbus terjadi pada spike protein virus yang memungkinkan virus masuk ke tubuh. Hal inilah yang mungkin membuat varian tersebut lebih mudah menular.


Namun, sejauh ini para peneliti belum memiliki bukti bahwa varian baru ini bisa mempengaruhi efektivitas vaksin Corona.


"Penting agar kami tidak bereaksi berlebihan terhadap varian baru ini sampai kami memperoleh data tambahan," kata Peter Mohler, salah satu penulis studi dan kepala petugas ilmiah di Pusat Medis Wexner.


Bagaimana dengan varian yang kedua? klik ke halaman selanjutnya.

https://cinemamovie28.com/movies/arq/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar