Jumat, 08 Januari 2021

Sering Dikaitkan dengan COVID-19, Penyakit Komorbid Itu Apa Sih?

  Komorbid menjadi salah satu istilah yang sering terdengar selama pandemi COVID-19. Sederhananya, penyakit komorbid adalah penyakit penyerta yang dialami pasien.

Istilah ini menjadi sering terdengar karena seseorang yang memiliki komorbid disebut berisiko mengalami kondisi parah saat terinfeksi virus Corona.


Apa sih sebenarnya penyakit komorbid itu?

Dikutip dari Britannica, penyakit komorbid adalah suatu penyakit yang muncul secara bersamaan saat seseorang sedang sakit.


Penyakit komorbid cenderung bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan pada pasien ketika terinfeksi penyakit tertentu, sehingga menghambat penyembuhan.


Contohnya, seseorang yang sebelumnya memiliki penyakit paru kemudian terinfeksi virus Corona, maka risiko sakitnya bisa menjadi lebih parah.


Hubungan penyakit komorbid dan COVID-19

Dalam konteks COVID-19, pasien Corona dengan komorbid memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada pasien biasa.


Misalnya, pasien yang memiliki masalah jantung kemudian terkena COVID-19, maka gejala yang dialami bisa lebih parah. Pasalnya, infeksi virus Corona disebut dapat membuat darah menjadi lebih kental dan ini berbahaya bagi jantung bahkan bisa memicu kematian.


"Selain COVID-19 menyerang paru, dia juga membuat darah mudah kental. Jadi pasien yang sudah punya masalah jantung, terutama masalah jantung koroner, itu akan mengalami keluhan atau manifestasinya sama seperti orang yang kena serangan jantung karena darahnya kental," kata dr Dafsah Arifa Juzar, SpJP(K), dari divisi heartology RS Brawijaya Saharjo beberapa waktu lalu.


Hal ini yang membuat biasanya pasien Corona dengan komorbid lebih membutuhkan perawatan khusus agar bisa pulih.


Selain itu, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, dr Dewi Nur Aisyah, juga menjelaskan bahwa semakin banyak penyakit komorbid yang diidap, maka risiko kematian akibat infeksi virus Corona pun semakin besar.


Menurut dr Dewi, hanya dengan memiliki satu penyakit komorbid saja, risiko kematiannya bisa 6,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak punya.


"Sedangkan dua komorbid, misalnya, gabungan hipertensi dan diabetes, itu risiko kematian naik jadi 15 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak punya komorbid. Yang 3 atau lebih komorbid, itu risiko kematiannya naik sampai 29 kali lipat lebih tinggi," jelas dr Dewi.

https://kamumovie28.com/movies/moms-friend-3-2/


Beda 7 Jenis Vaksin COVID-19 yang Akan Dipakai di Indonesia


 Jenis vaksin COVID-19 Sinovac akan digunakan pada vaksinasi COVID-19 perdana di Indonesia yang dijadwalkan pada Rabu (13/1/2021) mendatang. Untuk kedepannya, ada 7 jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/2020 telah menetapkan vaksin Corona yang beredar di Indonesia. Jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia yaitu vaksin yang diproduksi PT Bio Farma, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac.


Dikutip dari beberapa sumber, berikut perbedaan jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia.


1. Vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca

Jenis vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca adalah vaksin vektor adenoviral rekombinan. Dikutip dari Very Well Health, vaksin rekombinan menggunakan sebagian kecil materi genetik dari patogen, seperti SARS-CoV-2, untuk memicu respons imun.


Bagian tertentu dari virus dapat menjadi sasaran dan vaksin ini umumnya aman digunakan pada populasi orang yang besar bahkan mereka yang memiliki masalah kesehatan kronis atau orang dengan gangguan kekebalan.


Satu kelemahan dari vaksin vektor adenoviral rekombinan adalah bahwa suntikan penguat mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.

https://kamumovie28.com/movies/moms-friend-6/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar