Sabtu, 23 Mei 2020

5 Tanda Cemas Berlebih yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

Pandemi virus Corona memberikan dampak nyata pada kesehatan mental. Mulai isolasi, berdiam di rumah, kehilangan pekerjaan, hingga kesulitan ekonomi membuat banyak orang semakin cemas dan stres.
Kecemasan yang tak terkontrol adalah salah satu tanda dari kesehatan mental mulai memburuk. Kondisi ini mesti ditangani sesegera mungkin.

Dikutip dari laman CNN, berikut beberapa tanda-tanda kecemasan semakin parah.

1. Kualitas tidur buruk
Kualitas tidur yang semakin buruk menjadi tanda utama tubuh sedang merasakan cemas dan stres. Tidur yang buruk ditandai dengan, sulit tidur, sering terbangun, mimpi buruk, dan waktu tidur berkurang.

2. Fokus pada berita buruk
Cemas dan stres membuat orang cenderung fokus pada berita buruk. Sering kali berita tersebut diyakini secara berlebihan dan berakibat pada intensitas cemas dan stres yang meningkat.

3. Tak bersemangat
Kehilangan minat dan kesenangan atau tak lagi bersemangat menjadi tanda cemas yang semakin menjadi-jadi. Hal ini terjadi pada semua aspek kehidupan. Untuk itu dianjurkan untuk menghubungi orang lain seperti teman dan keluarga untuk mendapatkan dukungan.

"Ketika kita tidak dapat menemukan kesenangan dalam apa pun dan kita mulai merasa mati rasa, itu pertanda bahwa kita mungkin memerlukan bantuan dan dukungan," ujar psikolog Shauna Springer.

4. Tak berdaya
Tak berdaya merupakan kondisi tubuh yang tak mampu melakukan aktivitas apapun. Ketidakberdayaan ini dapat melumpuhkan tubuh. Rasa putus asa juga semakin membebani pikiran.

5. Berpikir untuk bunuh diri
Pada tahap yang semakin parah dan putus asa, muncul pikiran untuk mengakhiri kehidupan. Pikiran negatif untuk melanjutkan hidup terus bermunculan.

Tanda-tanda kecemasan dan stres yang semakin parah ini mesti diatasi segera. Jangan biarkan hal-hal negatif memenuhi pikiran.

Berikut beberapa cara mengatasi kecemasan yang semakin parah.

1. Berhubungan dengan orang lain
Mulailah kembali berhubungan dengan teman dan keluarga. Hubungan sosial dapat meredakan kecemasan dan menghilangkan rasa kesepian.

2. Menarik napas panjang
Cobalah untuk menarik napas panjang dan dalam. Menarik napas yang panjang dapat memulihkan organ tubuh dan mengurangi rasa gugup.

3. Bersyukur
Studi menunjukkan, orang yang bersyukur lebih bahagia dan optimistis. Bersyukurlah mulai dari hal-hal kecil yang ditemukan sepanjang hari.

4. Buat jadwal
Mulailah kembali menata kehidupan dengan membuat jadwal untuk hal-hal kecil seperti rutin tidur dan bangun di jam yang sama. Sarapan, berolahraga, dan sebagainya. Rutinitas dapat membantu mengurangi kecemasan.

5. Senyum dan tertawa
Senyum dan tertawa adalah cara mudah untuk menyalurkan emosi. Senyum dan tertawa juga dapat meredakan kecemasan dan membuat tubuh lupa akan stres.

Vaksin Corona Belum Tersedia, Ilmuwan AS Minta Jangan Terlalu Diharapkan

Saat ini, kehadiran vaksin sangat dinantikan oleh masyarakat di dunia untuk mengatasi pandemi virus Corona COVID-19 yang tak kunjung usai. Berbagai penelitian mulai berdatangan dan berlomba untuk mencari siapa yang paling cepat dan ampuh untuk meredakan pandemi ini.
Namun, ilmuwan ternama asal Amerika Serikat malah meminta orang-orang di dunia untuk tidak terlalu berharap dan bergantung pada vaksin. Ilmuwan sekaligus peneliti di bidang kanker, HIV-AIDS, dan genom manusia, William Haseltine, mengatakan cara terbaik untuk mengendalikan Corona dengan pelacakan infeksi dan isolasi yang ketat.

"Tidak hanya karena kita tidak memilikinya (vaksin) sekarang. Mungkin kita akan memilikinya nanti, tapi belum tahu kapan pastinya," kata Haseltine yang dikutip dari Reuters, Jumat (22/5/2020).

Haseltine pun meminta orang-orang agar tidak mudah percaya dengan banyak pihak yang mengklaim bisa menyediakan vaksin dalam waktu dekat. Tak hanya itu, dia pun ragu apakah vaksin itu nantinya akan efektif melindungi manusia dari virus.

Ia menjelaskan, setiap vaksin Corona yang sebelumnya pernah dibuat, seperti vaksin SARS dan MERS tidak begitu efektif dalam melindungi manusia. Itu karena kedua vaksin tersebut gagal untuk melindungi selaput lendir di hidung yang menjadi pintu masuk virus ke tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar