Minggu, 17 Mei 2020

Tentang Laut Mati dan Keistimewaannya

Laut Mati jadi salah satu destinasi eksotis di Timur Tengah. Berikut ini ulasan tentang destinasi itu dan keistimewaan yang menyertainya.
Sebelum menulis reportase ini, saya sempat mengintip sebentar di Google, lokasi-lokasi resort Laut Mati yang sempat kami singgahi maupun yang sekadar lewat. Sebagian besar tempat itu tutup karena alasan COVID-19. Banyak kafe dan restoran tidak beroperasi.

Siapa yang menyangka bahwa tempat yang baru kami kunjungi di akhir Januari itu sekarang sama kondisinya dengan banyak tempat di belahan dunia lain dan bahkan di tanah air. Kegiatan ekonomi dunia, di manapun seolah berhenti.

Saya dengar, sekarang perlahan Israel mulai melonggarkan lockdown-nya, tapi apakah akan segera membuka perbatasannya, belum terdengar beritanya. Entah kapan, belum seorangpun bisa memprediksi, wabah yang melanda dunia ini akan berakhir.

Arab Saudi, belum mengumumkan akan membuka Mekah kembali untuk ibadah umrah, setelah ditutup di awal Maret. Israel masih menutup pintu perbatasannya dari negara-negara yang berbatasan dengannya sejak 9 Maret. Hampir sama dengan Arab Saudi, industri pariwisata Israel berkembang karena kunjungan turis mancanegara yang mengunjungi kota-kota seperti Jerussalem, Bethlehem, Jericho dan Hebron.

Hakikatnya manusia hidup, dari sejak sejarah peradaban manusia mulai dikenal, adalah menjelajahi dunia. Mari berpikir positif, jika wabah COVID-19 berlalu, interaksi manusia akan kembali normal. Semoga dengan cara memandang dunia yang lebih baik, manusia penghuni bumi ini memiliki masa depan yang cerah.

Cara ke Laut Mati
Baiklah, kembali ke tujuan awal, mari sekarang kita mulai melongok dan menjelajahi Laut Mati. Memasuki Jordan dan setelah mengunjungi Petra, perjalanan kami lanjutkan untuk memasuki Israel lewat darat menuju perbatasan Allenby Bridge, perbatasan Jordan dan Israel.

Sebelum menuju ke perbatasan, kami melewati wilayah pinggir Laut Mati yang letaknya membujur dari Timur ke Barat negara Jordan. Laut Mati juga dapat dikunjungi dari tiga negara, yaitu Yordania, Palestina, dan Israel.

Pertama, kami melintas area Laut Mati, dari sisi Yordania. Di sini kami hanya mengabadikan foto sebentar, lokasi itu di KM-18 sebelah barat dari Amman menuju Allenby Bridge.

Laut Mati permukaannya lebih rendah dari permukaan laut. Kurang lebih 417 meter di bawah permukaan laut. Apa yang kita rasakan ketika berada di wilayah seperti ini? Saya hanya sedikit merasa ada tekanan di telinga.

Setelah memasuki wilayah ini, kami dibawa berkunjung ke toko souvenir, yang menjual semua produk yang dihasilkan dari mineral Laut Mati. Toko souvenir ini masih ada di wilayah Yordania.

Kami dihimbau untuk tidak membeli produk Laut Mati yang dihasilkan oleh perusahaan Israel, karena solidaritas, protes pendudukan Palestina oleh Israel. Kami tidak mengunjungi pantai Laut Mati dari sisi Yordania.

Kami mengunjungi Pantai Neve yang terletak di bagian Israel. Pantai ini dapat dijangkau setelah melewati perbatasan Allenby Bridge. Kami sempat mampir di Jericho, tempat mesjid Nabi Musa.

Pantai Neve adalah salah satu lokasi pantai dan resort Laut Mati. Setelahnya kami baru melanjutkan perjalanan masuk ke Jerussalem.

Keistimewaan Laut Mati
Laut Mati bisa dikatakan sebagai salah satu fenomena alam yang belum tentu dapat ditemukan di tempat lain di dunia. Sebenarnya Laut Mati merupakan sebuah danau.

Laut Mati adalah tempat terendah di dunia. Berada di 417,5 meter di bawah permukaan laut dan ini adalah titik terendah di Bumi.

Laut Mati mendapatkan sumber airnya dari Sungai Yordan yang memiliki panjang 67 km. Diperkirakan volume air yang terdapat di Laut Mati mencapai 147 km3. Itulah sebabnya, danau ini tidak dinamai danau karena terlalu luas, lebih menyerupai laut, luasnya kurang lebih sekitar 800km2.

Menurut penelitian geologi, Laut Mati terbentuk sejak 3 juta tahun lalu saat terjadi retakan kecil yang terdapat pada lembah Sungai Yordan atau juga dikenal dengan nama Jordan Riff Valley. Di saat bersamaan, air yang berasal dari laut masuk melalui celah tersebut, berkumpul membentuk danau.

Kondisi iklim yang kering ditambah evaporasi yang tinggi menyebabkan mineral yang terdapat di dalam air berubah. Ditambah kandungan garam, gipsum, dan kapur yang terdapat di sekitar retakan membentuk danau dengan konsentrasi garam yang sangat tinggi.

Dinamai Laut Mati karena kandungan garamnya yang sangat tinggi, tidak ada makhluk yang dapat hidup di dalam airnya. Kandungan garam yang terdapat di dalam air Laut Mati bisa mencapai 33,7%, sedangkan kandungan rata-rata garam yang ada di laut seluruh dunia hanya 3,5%.

Untuk itu, pengunjung yang ingin berenang di Laut Mati, selalu diperingatkan untuk berhati-hati. Agar air tidak mengenai mata, karena dapat merusak kornea mata. Jika tak sengaja kena, harus cepat-cepat dibilas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar