Minggu, 24 Mei 2020

Para Pakar Menerka-nerka Kemungkinan Akhir dari Wabah Corona, Ini Hasilnya

Virus corona sudah menginfeksi lebih dari 200 ribu orang di seluruh dunia. Namun menurut pakar ada beragam kemungkinan terkait akhir dari wabah corona.
Bagaimana penjelasannya? simak ulasan berikut.

Sama Seperti Flu, Menjadi Penyakit Musiman
Amesh Adalja, seorang ahli penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security menjelaskan wabah corona bisa saja usai menjadi virus musiman seperti flu. Artinya, ia bisa pergi di musim panas dan kembali lagi di musim gugur dan musim dingin di setiap tahun.

"Jika Anda melihat lintasan virus dan bagaimana penyebarannya di masyarakat, ditambah dengan fakta bahwa kita berurusan dengan virus corona setiap tahun selama flu dan musim dingin, faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa coronavirus COVID-19 ini menjadi virus musiman," kata Adalja, dikutip dari Business Insider pada Kamis (19/3/2020).

Wabah Menghilang atau Muncul dengan Kasus yang Lebih Sedikit
Menurutnya, virus corona baru ini juga disebut serupa dengan SARS. Keduanya disebut berasal dari kelelawar dan menular dari hewan ke manusia.

Adalja menjelaskan penyebaran SARS saat itu dibatasi melalui karantina, pembatasan perjalanan, dan kampanye informasi publik. Langkah pencegahan yang sama saat ini dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus corona baru di berbagai negara.

Jika upaya-upaya ini berhasil, dan membuat kasus yang terinfeksi corona menurun, menurut Stephen Morse, seorang ahli epidemiologi di Universitas Columbia, wabah ini akan menghilang. Kemungkinan lain bisa menjadi seperti Zika dan H1N1. Di mana virus masih beredar, namun orang-orang yang terinfeksi jauh lebih sedikit.

Beberapa vaksin virus corona, salah satunya vaksin yang dikembangkan Modena. Anthony Fauci, direktur divisi penyakit menular National Institutes of Health, mengatakan kepada The Wall Street Journal kalau vaksin akan segera rampung dalam waktu dekat.

Namun, ahli epidemologi, Morse meyakini proses pengembangan vaksin umumnya memiliki waktu yang lebih lama. "Tidak ada yang pernah berjalan secepat itu," pungkasnya.

Viral Tes Corona Sendiri dengan Tahan Napas, Ini Kata Dokter Paru

Di media sosial viral informasi soal cara sederhana mengecek sendiri status infeksi virus corona COVID-19. Disebutkan caranya hanya dengan menarik napas dalam-dalam lalu tahan selama 10 detik.
Berikut potongan informasi tersebut:

Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi virus Corona hanya dalam 30 detik tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium sangat kita perlukan.

Anda dapat melakukannya sendiri!

Perhatikan cara berikut ini:

Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, rasa tidak nyaman, lelah, dan kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa tidak ada virus apapun didalam paru2 anda!

Spesialis paru dr Frans Abednego Barus, SpP, dari OMNI Hospitals Pulomas menegaskan tes virus corona dengan cara itu tidak benar. Batuk-batuk saat menahan napas bisa disebabkan oleh berbagai hal, tidak hanya infeksi oleh virus corona.

"Hoax! Tidak benar. Tidak spesifik mengarah COVID-19," kata dr Frans saat dihubungi detikcom, Kamis (19/3/2020).

Satu pengguna Facebook yang mengunggah informasi ini pada 17 Maret lalu sudah mendapatkan lebih dari 2,3 ribu like dan dibagikan ulang sebanyak lebih dari 4 ribu kali.
https://nonton08.com/cast/kim-kardashian/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar