Rabu, 27 Mei 2020

Aplikasi Berbahaya di Google Play Store, Mungkin Ada di Ponselmu

 Android adalah operating system yang paling banyak digunakan di dunia dan terinstal pada lebih dari 2,5 miliar perangkat. Namun, studi terbaru mengingatkan pengguna Android untuk lebih memperhatikan keamanan data.

Peringatan ini datang dari Comparitech yang berfokus pada Firebase -- mobile app development platform Google. Firebase sendiri diperkirakan digunakan hampir 30% dari seluruh aplikasi di Google Play Store.

Nah, studi dari Comparitech mengklaim 4,8% dari aplikasi mobile menggunakan Firebase untuk menyimpan data pengguna dengan tidak aman. Bahkan, ini memungkinkan siapa saja untuk mengakses data pribadi misalnya e-mail dan nomor telepon dikarenakan database yang tidak menggunakan password.

Comparitech menemukan 4.282 aplikasi membocorkan informasi sensitif dari 515 ribu sampel aplikasi, yang berarti sama dengan 18% dari seluruh aplikasi di Play Store, demikian dikutip dari Express UK.

Studi ini juga menemukan bahwa aplikasi 'rentan' yang telah diidentifikasi, sudah dipasang sebanyak 4,22 miliar kali oleh pengguna Android. Data yang terekspos termasuk lebih dari tujuh juta alamat email, lebih dari 4,4 juta nama pengguna, 5,3 juta nomor telepon dan lebih dari satu juta kata sandi. Belum lagi adanya risiko kebocoran nomor kartu kredit (CC).

Lebih lanjut, aplikasi game menyumbang 24,71% dari aplikasi Play Store yang masuk kategori rentan, diikuti aplikasi edukasi dengan persentase 14,72% dan aplikasi hiburan sebanyak 6,02%.

Beberapa aplikasi yang rentan juga mampu menyebarkan malware, melakukan penipuan phishing dan memasukkan berita utama palsu ke dalam aplikasi berita populer.

"Mengingat rata-rata pengguna smartphone memasang antara 60 dan 90 aplikasi, kemungkinan besar bahwa privasi pengguna Android telah diancam bahaya oleh setidaknya satu aplikasi," tulis Comparitech dalam studi mereka.

Berbicara tentang penelitian tersebut, seorang juru bicara Google mengatakan bahwa Firebase menyediakan sejumlah fitur yang membantu pengembang mengonfigurasi penyebaran mereka dengan aman.

"Kami memberikan pemberitahuan kepada developer tentang kemungkinan kesalahan konfigurasi dalam penyebaran mereka dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaikinya. Kami menjangkau developer yang terpengaruh untuk membantu mereka mengatasi masalah ini," katanya.

Nah, untuk itu, Comparitech memberikan saran supaya ponsel kamu bisa lebih aman dari ancaman kebocoran data pribadi:

- Jangan gunakan password yang sama pada banyak akun dan pastikan kata sandi kuat

- Hanya install aplikasi dengan angka review dan instalasi yang tinggi

- Menyadari informasi apa yang kamu bagi kepada aplikasi

- Hindari membocorkan informasi personal yang sensitif seperti alamat, foto KTP, dan lainnya.

Sejumlah Negara yang Adopsi Herd Immunity, Hasilnya?

Kasus wabah virus Corona melanda banyak negara dan cara yang digunakan pun berbeda-beda. Jika di Indonesia mengenal PSBB, negara lain ada yang menerapkan lockdown total atau bahkan -- herd immunity.

Salah satu pengertian herd immunity adalah kondisi saat sejumlah orang dalam populasi punya daya imun yang sangat baik sehingga tahan penyakit. Adanya herd immunity memungkinkan penyakit tidak menyebar lebih luas dan bisa ditahan. Kendati demikian, sebagian orang terancam meninggal dunia karena tak kebal virus.

Berikut ini telah dirangkum deretan negara yang mengadopsi herd immunity sebagai cara keluar dari wabah virus Corona.
1. Swedia
Swedia merupakan salah satu negara yang nekat memakai strategi herd immunity untuk melawan COVID-19. Hasilnya ternyata dianggap tidak sesuai ekspektasi.

Melansir Business Insider, pakar berkata populasi bisa meraih herd immunity jika 60 persen masyarakat memiliki antibodi. Akan tetapi, sejauh ini hanya 7,3% orang Swedia yang punya antibodi untuk virus Sars-CoV-2.

Merujuk data worldometers.info, kasus di Swedia juga tinggi dengan total 33.843 kasus, 4.029 jumlah kematian, dan 4.971 kesembuhan.
http://kamumovie28.com/from-bandung-with-love/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar