Sabtu, 23 Mei 2020

Hobi Baru Ini Bisa Cegah Otak Jadi Mandek, Salah Satunya Main Game

Di tengah pandemi virus Corona yang belum tahu kapan berakhirnya, membuat orang-orang harus melakukan berbagai kegiatan di rumah. Mulai dari bekerja, sekolah, bahkan beribadah.
Bahkan dengan terus bertambahnya kasus, masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sudah diterapkan saat ini semakin diperpanjang. Hal ini membuat pikiran serta ide yang kita punya jadi mandek alias terhambat.

Supaya otak kita tetap encer dalam mendapatkan ide-ide yang cemerlang, mungkin perlu melakukan berbagai kegiatan baru untuk menghindari kemungkinan pikun dini. Dikutip dari Life Hack, berikut 4 hobi baru yang bisa kamu coba di rumah.

1. Main game
Menurut penelitian yang dilakukan Leiden University, bermain game bisa mengembangkan working memory atau sebuah sistem di otak yang bertugas untuk menyimpan dan memproses informasi. Baik yang baru maupun sudah lampau.

Selain itu, hasil riset dari Charite pada 2013 mengatakan bermain game juga bisa memperbaiki performa navigasi ruang, perencanaan strategis, dan performa motorik. Jika dilakukan selama 30 menit sehari, bisa meningkatkan gray matter di otak yang menjadi pusat saraf.

Tapi perlu diingat, game yang dimaksud ini adalah permainan yang memacu otak untuk berpikir dan memecahkan masalah, seperti teka-teki silang, puzzle, rubik, dan sebagainya.

2. Main musik
Berdasarkan penelitian Boston Children's Hospital, anak-anak yang bisa bermain alat musik mengalami peningkatan kemampuan verbal, seperti berbicara lebih cepat dan lancar.

Selain itu, penelitian lain menyebutkan musik meningkatkan fungsi kognitif memori, pemecahan masalah, serta pengenalan pola. Efek tersebut juga berpengaruh pada orang-orang di usia dewasa, setengah baya, dan tua.

Bermain alat musik juga mempengaruhi kecepatan otak dalam memproses informasi, yang berguna saat belajar, bekerja, atau kegiatan lain yang menuntut otak berpikir.

3. Banyak baca
Membaca bisa meningkatkan konektivitas di korteks temporal kiri otak, yaitu bagian yang berhubungan dengan penyerapan informasi. Hal ini bisa terjadi karena aktivitas tersebut merangsang pertumbuhan jalur saraf baru.

Dengan membaca juga bisa melenturkan bagian otak yang berurusan dengan pemecahan masalah, melihat pola, dan menafsirkan perkataan orang lain. Baca apa yang kamu sukai agar otak tetap berenergi, termasuk komik dan bacaan ringan lainnya.

4. Olahraga
Kegiatan dengan sejuta manfaat ini ternyata juga bisa meningkatkan daya ingat otak terhadap objek. Menurut penelitian Dartmouth College, rutin olahraga bisa membuat otak menghasilkan suatu zat protein bernama Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) dalam aliran darah.

Artinya, saat darah mengalir melalui otak, sel-sel yang menyerap protein ini bertanggung jawab untuk meningkatkan memori dan fokus. Selain itu, BDNF juga berpengaruh untuk mempertajam daya ingat. Caranya bisa dengan berenang, bersepeda, atau jogging.

5 Tanda Cemas Berlebih yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

Pandemi virus Corona memberikan dampak nyata pada kesehatan mental. Mulai isolasi, berdiam di rumah, kehilangan pekerjaan, hingga kesulitan ekonomi membuat banyak orang semakin cemas dan stres.
Kecemasan yang tak terkontrol adalah salah satu tanda dari kesehatan mental mulai memburuk. Kondisi ini mesti ditangani sesegera mungkin.

Dikutip dari laman CNN, berikut beberapa tanda-tanda kecemasan semakin parah.

1. Kualitas tidur buruk
Kualitas tidur yang semakin buruk menjadi tanda utama tubuh sedang merasakan cemas dan stres. Tidur yang buruk ditandai dengan, sulit tidur, sering terbangun, mimpi buruk, dan waktu tidur berkurang.

2. Fokus pada berita buruk
Cemas dan stres membuat orang cenderung fokus pada berita buruk. Sering kali berita tersebut diyakini secara berlebihan dan berakibat pada intensitas cemas dan stres yang meningkat.

3. Tak bersemangat
Kehilangan minat dan kesenangan atau tak lagi bersemangat menjadi tanda cemas yang semakin menjadi-jadi. Hal ini terjadi pada semua aspek kehidupan. Untuk itu dianjurkan untuk menghubungi orang lain seperti teman dan keluarga untuk mendapatkan dukungan.

"Ketika kita tidak dapat menemukan kesenangan dalam apa pun dan kita mulai merasa mati rasa, itu pertanda bahwa kita mungkin memerlukan bantuan dan dukungan," ujar psikolog Shauna Springer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar