Senin, 18 Mei 2020

Suami Sebut YouTuber Indira Kalistha Introvert, Kenali Arti Sebenarnya

Youtuber Indira Kalistha kembali trending di Twitter, tak hanya karena permintaan maafnya di Channel Youtube Deddy Corbuzier. Hal lain yang membuatnya trending adalah kata introvert yang diungkapkan suaminya, Gustaf Syailendra atau Utap saat dirinya meminta maaf.
"Pas dia bilang kita kalau ke pasar kan nggak pakai masker atau gimana, gue baru ngeh tuh nih kayaknya bini gue ngablu nih, sejak kapan kita keluar gitu kan," kata Utap dalam Channel YouTube Deddy Corbuzier miliknya.

"Karena pada dasarnya gue dan bini gue ini introvert banget gitu. Kayak gue kalau ketemu orang banyak kalau berisik ya, kalau pada ngomong suka pusing. Kalau di restoran ramai gue suka pusing," tukas Utap lagi.

Psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, mengatakan bisa saja Indira ini memang introvert meski pastinya ia tidak tahu karena harus diperiksa lebih lanjut. Ini karena orang yang introvert pun bisa melakukan kegiatan yang bersifat ekstrovert, meski dengan usaha yang keras.

"Bisa saja, karena orang introvert bisa melakukan kegiatan ekstrovert meski susah payah karena tuntutan pekerjaan ataupun pilihan karir serta hidup yang diambil," ujarnya pada detikcom, Senin (18/5/2020).

Menurut Veronica, introvert adalah orang yang lebih menyukai atau terlibat dalam aktivitas yang bersifat intim. Artinya kegiatan tersebut tidak melibatkan banyak orang.

Selain itu, mereka yang introvert biasanya memilih beraktivitas di waktu luang dan bersifat solitary atau dengan kelompok kecil pertemanannya. Orang yang introvert lebih cenderung tampak pasif, tapi ia termasuk pengamat yang ulung dan peka terhadap sekitarnya.

"Orang introvert akan lebih cepat kehilangan energi, seperti merasa lelah dan capek, dan merasa tidak nyaman ketika harus bersosialisasi dengan banyak orang, termasuk juga ketika harus bersosialisasi dengan sekumpulan orang-orang baru di suatu waktu," kata Veronica.

"Namun perlu diingat, orang introvert tetap butuh kok bersosialisasi, dan ia tidak masalah untuk berada di manapun termasuk tempat publik," lanjutnya.

Data Bocor, China Disebut Punya 640 Ribu Kasus Infeksi Virus Corona

Database yang bocor dari universitas yang dikelola militer China menunjukkan negara tersebut mungkin memiliki setidaknya 640 ribu kasus infeksi virus Corona, jauh lebih banyak dari klaim Beijing yang menyebut hanya ada 80 ribu kasus COVID-19.
Pelacak virus yang dibentuk oleh Universitas Nasional Teknologi Pertahanan China dan bocor ke Kebijakan Luar Negeri dan 100 reporter, tampaknya mengkonfirmasi kekhawatiran bahwa pemerintah menyembunyikan jumlah sebenarnya dari korban virus Corona.

Mengutip Daily Mail, dalam laporan tersebut, setidaknya ada 640 ribu data individual yang diambil dari 230 kota yang tersebar di seluruh negeri. Setiap entri berisi data jumlah kasus yang dikonfirmasi pada tanggal tertentu yang berkisar dari awal Februari hingga akhir April.

Data tersebut termasuk lokasi rumah sakit, stasiun kereta api, hotel, sekolah, dan restoran yang dikompilasi oleh seorang profesor di universitas yang dikelola oleh Komisi Militer Pusat China. Dengan asumsi bahwa setiap entri mengandung setidaknya satu kasus, itu berarti setidaknya 640.000 kasus virus yang telah tercatat.

Jumlahnya juga bisa jauh lebih tinggi. Satu entri data yang digariskan oleh mereka memiliki akses ke database berisi dua kasus virus, seperti yang dilaporkan di sebuah gereja di kota Harbin pada 17 Maret.

Jumlahnya juga bisa lebih rendah. Wartawan mengatakan tidak jelas bagaimana data itu dikumpulkan, meskipun situs web universitas mengatakan menggunakan berbagai sumber daya publik. Data yang bocor tersebut tidak tersedia untuk umum.

Sejak kasus pertama virus itu tercatat di sekitar pasar basah di kota Wuhan pada Desember tahun lalu, virus Corona telah menyebar ke seluruh dunia. Hingga kini, lebih dari 4 juta kasus telah dikonfirmasi di seluruh dunia dan lebih dari 300.000 orang telah meninggal karenanya.

Namun, kedua angka tersebut dipercaya lebih sedikit dari perkiraan karena masalah pengujian yang belum merata.

Sebuah dokumen yang bocor bocor dari aliansi intelijen "Lima Mata" mengklaim China sengaja berbohong kepada seluruh dunia tentang penularan COVID-19 dari manusia ke manusia, membuat pelapor atau 'whistle blower' menghilang, dan menolak untuk menyerahkan sampel virus kepada para ilmuwan di Barat sehingga mereka bisa membuat vaksin.

Saat ini vaksin yang dikembangkan di Universitas Oxford menunjukkan hasil yang menjanjikan setelah percobaan pada rhesus monyet menghentikan penyebaran virus menembus jauh ke paru-paru yang menyebabkan kefatalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar