Kamis, 26 November 2020

Libur Akhir Tahun Dikurangi, COVID-19 Terkendali? Tak Segampang Itu

 Menjelang akhir tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta libur panjang akhir tahun dipotong. Belajar dari pengalaman sebelumnya, klaster baru COVID-19 sering muncul usai libur panjang seperti pasca lebaran dan Hari Kemerdekaan RI.

"Yang berkaitan dengan masalah libur cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama hari raya Idul Fitri, Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan," kata Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).


Penyebab klaster baru COVID-19 sering muncul di libur panjang

Menurut Kepala Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, hal ini dipengaruhi adanya kerumunan. Miko mengatakan risiko kerumunan yang muncul inilah yang perlu disoroti.


"Jadi yang diwanti-wanti adalah kerumunannya, kalau kemudian liburan sama-sama ke tempat wisata atau sama-sama kemudian beli oleh-oleh akan terjadi kerumunan," sebutnya saat dihubungi detikcom Senin (23/11/2020).

https://kamumovie28.com/movies/gundala-the-son-of-lightning/


Miko mengatakan menyetujui adanya pengurangan libur panjang akhir tahun ini. Tetapi agar lebih efektif, menurutnya perlu kesadaran warganya untuk mematuhi protokol kesehatan yang ada.


"Waktu di awal-awal PSBB saja yang mematuhi protokol 60 persen, itu kasusnya masih terus naik," jelasnya.


Seberapa besar dampak yang terlihat jika libur akhir tahun dipotong? Klik halaman berikut.


Seberapa besar dampak yang terlihat jika libur akhir tahun dipotong?

Ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman, menyebut libur yang lebih pendek memang berpengaruh pada risiko persebaran COVID-19. Namun ia mengingatkan masih ada risiko lain.


"Jika liburan ini dipotong memang ada dampaknya, tapi itu tidak terlalu signifikan kalau lainnya (kegiatan) seperti pilkada itu diperbolehkan juga," jawab ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman pada detikcom, Senin (23/11/2020).


Dicky menegaskan adanya klaster baru COVID-19 ini bukan hanya karena libur panjang. Ada dua faktor yang mempengaruhinya yakni pergerakan dan interaksi manusia.


"Tidak hanya libur panjang, mau akhir tahun, pasca lebaran, atau pasca hari kemerdekaan dulu. Itu semua akan berdampak karena ada pergerakan manusia, ada interaksi manusia, yang 2 hal ini menjadi faktor yang bisa memperparah," kata Dicky saat dihubungi detikcom, Senin (23/11/2020).


Bukan hanya libur panjang akhir tahun yang perlu dikhawatirkan

Dicky juga mengatakan bahwa imbauan yang usulkan presiden terkait pengurangan libur akhir tahun adalah keputusan yang benar. Tapi, di bulan Desember ini masih ada kegiatan yang bisa memicu klaster COVID-19, di antaranya kegiatan saat natal dan pilkada.


"Jadi imbauan dari presiden ini benar. Tapi mohon juga beliau harus mengetahui bahwa tidak hanya libur panjang. Di Desember itu potensi yang melibatkan mobilitas dan interaksi manusia itu ada pilkada, natal (kegiatannya), libur panjang akhir tahunnya, bisa jadi ada reuni atau demo. Itu semua sama, tidak bisa dibedakan," jelas Dicky.


"Dan harus dipahami bahwa pengendalian pandemi kita ini belum begitu baik, sehingga segala bentuk yang melibatkan mobilitas massa ini tidak bisa dibenarkan atau masuk ke kategori aman," imbuhnya.

https://kamumovie28.com/movies/malamjumat-the-movie/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar