Minggu, 22 November 2020

BPOM RI Pastikan Vaksin COVID-19 Tertunda, Izin Baru Bisa Keluar Januari

  - Vaksinasi COVID-19 di Indonesia sebelumnya direncanakan dimulai akhir tahun ini. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan emergency use of authorization (EUA) tak mungkin diberikan akhir tahun ini.

Kepala BPOM Penny K Lukito membeberkan beberapa data yang dipastikan tidak bisa dilengkapi hingga Desember mendatang. Data tersebut meliputi seluruh pelaporan uji klinik vaksin COVID-19 fase 1 dan 2 Sinovac, analisis interim, serta data keamanan vaksin COVID-19 50 persen.


Akibatnya, rencana pemberian EUA pun terpaksa mundur dari rencana awal minggu ketiga Desember 2020, menjadi minggu ketiga Januari 2020.


"Namun kami juga sudah menyampaikan pada Bapak Presiden dalam hal ini bahwa data tidak bisa didapatkan minggu ketiga Desember 2020, sehingga tidak bisa diberikan emergency use authorization pada Desember minggu kedua atau ketiga 2020," paparnya dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (17/11/2020).


"Karena kami sudah mendapatkan informasi dari Brasil bahwa mereka tidak bisa memberikan, juga Sinovac tidak bisa memberikan sehingga tidak lengkap, dan berdasarkan data yang ada tentu kami tidak bisa memberikan emergency use authorization pada Desember 2020," tegasnya.


Berdasarkan data yang ada tentu kami tidak bisa memberikan emergency use authorization pada Desember 2020

Penny K Lukito - Kepala BPOM RI

Lebih lanjut, Penny menyebut BPOM memberikan beberapa opsi lain jika vaksin COVID-19 sudah datang di bulan November atau Desember. Penyuntikan vaksin COVID-19 menurutnya bisa diberikan berdasarkan ketentuan-ketentuan tertentu, yaitu compassionate use vaccine.


"Suatu penggunaan obat atau vaksin yang masih dalam tahap pengembangan tetapi sudah cukup memiliki data terkait dengan mutu," terang Penny.


Berdasarkan hasil inspeksi BPOM ke Beijing, mutu vaksin Sinovac dipastikan baik. Penggunaan obat atau vaksin COVID-19 nantinya juga bisa diberikan jika ada permintaan langsung dari Kementerian Kesehatan RI atau fasilitas kesehatan.


"Dengan ada permintaan dari kementerian, atau fasilitas kesehatan untuk bisa diberikan, untuk kepentingan-kepentingan tertentu," lanjutnya.


"Seperti yang diberikan di China, penggunaan vaksin lebih dulu untuk nakes militer, guru," kata Penny.


Penny menjelaskan ketentuan tentang compassionate use bukanlah hal baru. Ketentuan ini lebih dulu digunakan pada salah satunya vaksin Ebola.

https://nonton08.com/movies/on-the-basis-of-sex/


Riset: Polusi DKI Tertinggi Pukul 04.00-09.00, Hindari Olahraga Outdoor!


Sebuah penelitian yang dilakukan Nafas, aplikasi soal kualitas udara, menunjukkan polusi udara di Ibukota berada di titik tertinggi pada pukul 04:00 hingga 09:00 pagi. Penilaian ini berdasarkan pemantauan 45 sensors di 10 wilayah administrasi Jabodetabek.

Sementara itu, pukul 04:00 hingga 09:00 adalah waktu paling lazim digunakan oleh warga ibukota untuk berolahraga pagi. Ini meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.


Sementara itu, 10 wilayah administrasi Jabodetabek yang dipantau per Agustus 2020 ini meliputi Tangerang Selatan, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Depok dan Jakarta Pusat.


"Di semua lokasi tren kualitas udara dalam waktu 24 jam serupa, paling buruknya dari 4 sampai jam 9 pagi, dan paling bagusnya dari jam 3 sampai jam 7 malam," ungkap salah seorang peneliti, Piotr Jakubowski, dalam webinar online, Selasa (17/11/2020).


"Daerah yang bisa dibilang paling hijau memiliki kualitas udara terbaik pada jam 4 hingga 9 pagi, daerah kita yang residential, yang keliatannya ada banyak pohon, termasuk Karawaci, BSD, Alam Sutera," lanjutnya.


Apakah artinya kualitas udara di Jabodetabek pada pukul 4 hingga 9 pagi dipastikan buruk?


"Sayangnya iya," jelas Piotr.


Namun, menurutnya, bukan berarti tak bisa berolahraga sama sekali di jam-jam tersebut. Ada opsi terkait mengatur ulang rencana olahraga hingga memeriksa terlebih dahulu kualitas udara di setiap harinya.


Berikut detailnya:


Periksa dulu kualitas udara

Revisi rencana olahraga, kalau kualitas udara di atas 100 ppm, durasi atau lama waktu berolahraga bisa dikurangi (jangan lebih dari 90 menit), tempat olahraga bisa diganti, jam olahraga bisa diganti, pindah ke dalam ruangan.

Sementara itu, praktisi kesehatan paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menyebut olahraga outdoor tetap bisa dilakukan, namun dengan penyesuaian. Salah satunya, ia menyarankan untuk menggunakan masker.


"Ketika kita menghadapi polusi udara, penggunaan masker menjadi suatu yang disarankan. Karena apapun maskernya akan mengurangi paparan masuk debu ke dalam paru. Itu jelas, mau apapun maskernya ya dari yang paling efektif N95," kata dr Erlang.

https://nonton08.com/movies/sex-the-city-and-me/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar