Rabu, 25 November 2020

Dokter di Jerman Diduga Bunuh Pasien COVID-19 Kritis di RS, Ini Kronologisnya

 Dugaan kasus keji seorang dokter berusia 44 tahun yang disebut membunuh pasien COVID-19 baru-baru ini jadi sorotan. Disebutkan, ada dua pasien Corona yang dengan sengaja ia bunuh.

Kepolisian Jerman tengah membuka penyelidikan pada dokter senior di kota Essen, Jerman. Dokter tersebut diduga sengaja memberikan suntikan mematikan pada pasien Corona yang tengah mengalami kondisi kritis.


Dua pasien yang diduga dibunuh menerima suntikan tersebut adalah pria berusia 47 dan 50 tahun. Hal ini diungkap kepolisian Essen.


"Dokter (44) yang telah bekerja di Rumah Sakit Universitas di Essen sejak Februari, diduga telah membunuh dua pria, berusia 47 dan 50 tahun, yang berada dalam perawatan intensif dengan kasus penyakit yang sangat parah," kata polisi Essen pada hari Jumat, dikutip dari Reuters.


Polisi menyebut dokter yang ditangkap Rabu, pekan ini, mengaku telah melakukan salah satu pembunuhan. Motifnya disebut sengaja membiarkan pasien COVID-19 dan keluarganya lebih menderita.


Namun, media lokal setempat, Bild, melaporkan bahwa dokter telah memberitahu keluarga pasien sebelum membunuh mereka dengan suntikan mematikan. Aturan terkait pasien yang sakit meminta bantuan mengakhiri hidup mereka memang berlaku di Jerman, tetapi dalam kasus ini masih belum jelas apakah hal tersebut terjadi.


Hingga saat ini penyelidikan masih terus berlangsung tetapi dokter tersebut sudah diskors pihak RS Essen. Essen, salah satu kota di Jerman menjadi kota yang paling parah menghadapi pandemi COVID-19 di Jerman.


Ada 166 kasus didiagnosis per 100.000 penduduk selama seminggu terakhir, jauh di atas target pemerintah untuk menekan kasus COVID-19 hingga sebanyak 50 orang.

https://indomovie28.net/movies/the-ghost-writer/


Begini Penanganan Ketika Ada Pemilih Mendadak Sakit saat Coblosan di TPS


 - Pemilu di masa pandemi COVID-19 membuat petugas TPS juga harus sigap jika terjadi kondisi medis darurat. Mereka dibekali petunjuk teknis untuk penanganan tersebut.

Simulasi pencoblosan dan rekapitulasi Pemilihan Wali Kota Semarang digelar hari ini di kantor Kecamatan Mijen Kota Semarang. Simulasi dilakukan mulai dari antrian masuk para pemilih agar jaga jarak kemudian dicek suhu oleh petugas.


Kemudian setelah mendaftar, pemilih cuci tangan dan masuk ke TPS. Sebelum mencoblos, pemilih juga mendapatkan sarung tangan plastik dan kemudian menggunakan hak pilih di bilik.


Setelah memasukkan surat suara dan kotak suara, kelingking para pemilih ditetesi tinta sebagai penanda. Keluar dari TPS, pemilih harus kembali mencuci tangan dan kemudian pulang.


"Ini merupakan upaya kita mengidentifikasi daftar isian masalah yang kira-kira ada. Dengan simulasi yang real seperti ini, kita tahu langkah kongkrit apa yang diambil," kata Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom di lokasi, Sabtu (21/11/2020).


Dalam simulasi tersebut juga diperlihatkan kasus dimana pemilih yang saat datang suhu tubuhnya normal tiba tiba pingsan di TPS. Dua petugas TPS saat itu langsung sigap makai hazmat untuk antisipasi. Pemilih yang pingsan itu kemudian dibopong keluar dan dibawa tim medis.


"Tiap TPS ada baju hazmat tidak hanya hanya menolong yang sakit. Tapi kalau ada yang isolasi di rumah, sakit di rumah, atau isolasi di rumah dinas atau lainnya, ini untuk memastikan semua tahapan, semua kegiatan itu sudah sesuai protokol kesehatan. Iya didatangi (untuk yang isolasi) setelah jam 13.00 siang," jelas Henry atau yang kerap disapa Nanda itu.


Saat pemilihan di TPS, jika ditemukan ada yang suhu badannya di atas 37,3 derajat celcius maka ada bilik khusus untuk mencoblos. Nanda menegaskan berusaha maksimal agar hak suara tidak hilang.


"Dari awal mereka diukur suhu kalau di atas 37,3 di luar TPS, ada bilik," tandasnya.


Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan koordinasi dengan petugas medis pasti dilakukan. Petugas puskesmas akan standby untuk TPS yang masuk di ruang lingkup puskesmas.


"Jadi misal kelurahan ada 25 TPS, muter nanti. Mereka (petugas puskesmas) memantau TPS di wilayah kerja mereka. Temen-teman KPU sudah dapatkan Juknis," kata Hakam.


Pjs Wali Kota Semarang, Tavip Supriyanto mengatakan simulasi tersebut dimaksudkan juga untuk meyakinkan warga Kota Semarang agar menggunakan hak pilih dan tidak khawatir penanganan penyebaran COVID-19 di TPS.


"Jadi simulasi ini akan disosialisasikan ke masyarakat, proses Pilwalkot, tata cara dan protokol kesehatannya sudah dibuat sedemikian rupa agar masyarakat aman, jadi tidak perlu khawatir. Ayo sukseskan Pilkada Semarang dengan jaga protokol kesehatan," jelas Tavip.


Simulasi yang digelar di Kecamatan Mijen tersebut didokumentasikan dalam bentuk video. Kemudian KPU akan mensosialisasikan kepada masyarakat lewat video tersebut.

https://indomovie28.net/movies/koki-koki-cilik-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar