Sabtu, 02 Januari 2021

3 Hari Tembus 8 Ribu Kasus, Ini Riwayat Penambahan COVID-19 Sepekan

 Indonesia mencatatkan 8.072 kasus baru COVID-19 pada hari pertama tahun 2021, Jumat (1/1/2021). Ini adalah ketiga kalinya berturut-turut jumlah kasus harian berada di level 8 ribu.

Dengan penambahan ini, total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 751.270 kasus. Jumlah pasien sembuh total 614.936 kasus, dan meninggal 22.329 kasus.


Tambahan 8.072 kasus positif hari ini didapat dari pemeriksaan sebanyak 40.785 spesimen. Sebanyak 40.410 spesimen diperiksa dengan RT-PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction) sedangkan 375 spesimen dengan tes cepat molekular (TCM).


Dalam sepekan terakhir, tercatat 8 hari berturut-turut penambahan jumlah kasus berada di atas angka 8.000 kasus. Rinciannya sebagai berikut:


1 Januari 2021

8.072 kasus dari 40.785 spesimen yang diperiksa


31 Desember 2020

8.074 kasus dari 57.800 spesimen yang diperiksa


30 Desember 2020

8.002 kasus dari 72.922 spesimen yang diperiksa


29 Desember 2020

7.903 kasus dari 65.143 spesimen yang diperiksa


28 Desember 2020

5.854 kasus dari 34.796 spesimen yang diperiksa


27 Desember 2020

6.528 kasus dari 41.963 spesimen yang diperiksa


26 Desember 2020

6.740 kasus dari 44 581 spesimen yang diperiksa.


Rekor penambahan kasus terjadi pada 3 Desember 2020 dengan jumlah kasus harian COVID-19 sebanyak 8.369 kasus dari 62.937 spesimen yang diperiksa. Pada saat itu, terjadi lonjakan jumlah kasus di beberapa provinsi, termasuk Papua yang tertinggi dengan 1.755 kasus.


Total hingga hari ini, telah diperiksa sebanyak 7.395.959 spesimen, terdiri dari 7.270.189 spesimen dengan pemeriksaan RT-PCR dan 125.770 spesimen dengan pemeriksaan TCM. Sementara jumlah pasien yang diperiksa secara kumulatif tercatat sebanyak 4.940.146 orang.

https://kamumovie28.com/movies/the-rapture/


Mengenal Parosmia, Gejala Baru COVID-19 yang Beda Lagi dari Anosmia


Hilangnya kemampuan untuk mencium aroma atau anosmia merupakan salah satu gejala COVID-19 sejak lama. Baru-baru ini muncul gejala baru berupa parosmia, yakni kondisi yang membuat pasien mendeteksi bau tidak sedap lewat indra penciuman.

Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dari ENK UK, Profesor Nirmal Kumar, menyebutkan parosmia merupakan gejala aneh sekaligus unik pada COVID-19. Pasien biasanya menghirup aroma belerang dan benda terbakar lainnya sehingga mengganggu indra penciuman.


Dikutip dari Sky News, Gejala COVID-19 awalnya berupa anosmia atau kehilangan indra penciuman. Gejala ini sudah dideteksi sejak bulan Maret 2020.


Profesor Kumar mengatakan beberapa pasien COVID-19 di Inggris yang awalnya mengidap anosmia, kini mengalami parosmia sehingga penciuman mereka cukup terganggu. Parosmia juga dikatakan sebagai gejala panjang COVID-19, di mana kondisi ini dapat berlanjut selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah penyakit awal.


"Virus ini memiliki keterkaitan dengan saraf di kepala dan khususnya, saraf yang mengontrol indra penciuman. Mungkin memengaruhi saraf lain juga, seperti neurotransmiter yang mengirim pesan ke otak," ungkapnya.


Daniel Savedki, seorang bankir berusia 24 tahun yang tinggal di London, mengatakan dia kehilangan indra perasa dan penciumannya selama dua minggu setelah tertular virus corona pada bulan Maret. Kini ia pun mengidap parosmia sehingga tidak bisa mencium bau makanan tertentu.


Untuk menghilangkan parosmia, pasien bisa melatih indra penciuman seperti menghirup aroma minyak kayu putih selama 20 detik. Hal ini bertujuan agar indra penciuman normal kembali.

https://kamumovie28.com/movies/one-deadly-summer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar