Minggu, 10 Januari 2021

Adik Said Didu Meninggal Akibat Corona, Ini 4 Hal yang Memicu Kondisi Fatal

 Kabar duka datang dari mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu. Adik kandung dari Said Didu meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona COVID-19 pada Sabtu (9/10/2020) kemarin.

Said Didu mengatakan adiknya meninggal karena terpapar virus Corona. Said Didu meminta doa untuk adiknya yang telah berpulang itu.


"Karena COVID-19. Mohon dimaafkan kesalahan almarhum, baik disengaja atau tidak. Selamat jalan adikku," kata Said Didu.


Ada empat kondisi kesehatan yang paling sering memicu kematian pada pasien virus Corona COVID-19.


1. Diabetes


Pada diabetes, sistem imun atau daya tahan tubuh relatif melemah sehingga sulit memerangi infeksi. Selain itu, diabetes juga meningkatkan risiko radang yang bisa memperburuk kondisi.


"Jika Anda punya infeksi virus, ini bisa lebih mudah memicu pneumonia, karena diabetes sendiri adalah penyakit inflammatory atau radang," jelas Maria Pena, direktur layanan endokrin di Mount Sinai Doctors Forest Hills.


2. Penyakit jantung dan pembuluh darah


Sebuah studi menyebut, riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah mendominasi kematian pada pasien virus corona COVID-19. Infeksi yang menyerang pernapasan, disebut memperberat kerja jantung sehingga memicu dampak fatal.


"Lebih tepatnya dari kasus COVID-19 yang meninggal, 80 persen usia 60 tahun ke atas dan 75 persen sudah memiliki penyakit jantung dan pembuluh darah beserta stroke atau tumor," kata dr Vito A Damay, SpJP, dokter jantung dari RS Siloam Karawaci.


Depresi juga memicu dampak fatal virus Corona. Selengkapnya klik halaman berikutnya.


3. Depresi


Bukan hanya kondisi fisik yang bisa memicu dampak fatal virus Corona COVID-19 . Kondisi kesehatan mental juga besar pengaruhnya, seperti pada depresi dan kegelisahan. Bahkan saat tidak terpapar virus sekalipun.


"Ketakutan pada virus dan berbagai perubahan yang terjadi akan membuat level kegelisahan meningkat pada semua orang. Tetapi pada orang yang punya gangguan kegelisahan, dampaknya lebih buruk," jelas Gail Saltz, profesor psikiatri di NY Presbyterian Hospital.


4. Penyakit pernapasan kronis


Chronic respiratory diseases atau penyakit pernapasan kronis, termasuk asma dan hipertensi paru, bisa memicu dampak yang lebih serius pada infeksi virus COVID-19 terkait komplikasi pneumonia. Hal yang sama juga terjadi pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).


"Pneumonia membebani jantung, yang menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. Pada pasien yang sudah punya penyakit pernapasan kronis, ini bisa mematikan," kata Dr William Li, seorang dokter yang juga peneliti.

https://trimay98.com/movies/my-sister-in-laws-secret/


Terpopuler Sepekan: Beda Gejala Anosmia pada COVID-19 dan Flu Biasa


Kehilangan indra penciuman pada seseorang bisa menjadi salah satu tanda terserang penyakit. Umumnya gejala ini bisa dirasakan saat kamu sedang terkena penyakit saluran pernapasan.

Lalu, hilang penciuman merupakan gejala apa?

Hilang indra penciuman atau anosmia merupakan salah satu gejala COVID-19. Namun, orang yang terkena flu biasa terkadang juga bisa mengalami kehilangan indra penciuman.


Tapi bedanya, pasien Corona umumnya mengalami gejala ini secara tiba-tiba dan kondisinya bisa lebih parah. Pasalnya, saat seseorang kehilangan indra penciuman, hidung mereka biasanya tidak tersumbat atau meler seperti pasien yang mengidap flu.


Para ahli pun menduga hal ini terjadi karena virus COVID-19 menyerang sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman.


Prof Carl Philpott, seorang peneliti utama dari University of East Anglia melakukan tes penciuman dan rasa pada 30 relawan. Sekitar 10 pasien yang mengidap COVID-19, sementara lainnya mengidap flu yang lumayan berat, dan 10 orang lain dalam kondisi sehat tanpa gejala pilek atau flu.


Dari hasil penelitian menunjukkan, pasien COVID-19 yang mengalami gejala ini kurang bisa mengenali bau dan mereka sama sekali tidak bisa membedakan rasa pahit atau manis.


"Tampaknya ada ciri-ciri pembeda yang membedakan virus Corona dari virus pernapasan lainnya," ujar Prof Philpott.


"Ini sangat menarik karena itu berarti tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien COVID-19 dan orang dengan pilek atau flu biasa," tambahnya.


Ia pun mengatakan, tes untuk bau dan rasa ini bisa dilakukan sendiri di rumah dengan menggunakan beberapa produk, seperti kopi, bawang putih, jeruk, lemon, atau gula. Namun, dia menekankan bahwa tes swab masih menjadi cara untuk mendeteksi paling akurat.


"Indra penciuman dan rasa kembali dalam beberapa minggu pada kebanyakan orang yang pulih dari virus Corona," tambahnya.


Apa sih penyebab seseorang bisa mengalami hilang indra penciuman dan apakah gejala ini bisa sembuh? Klik halaman berikutnya.

https://trimay98.com/movies/roseannas-grave/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar