Mantan personel Trio Macan Yuselly Agus Stevy alias Chacha Sherly meninggal dunia usai menjadi korban kecelakaan karambol di Tol Semarang-Solo KM 428, Kabupaten Semarang, kemarin. Chacha Sherly sempat tak sadarkan diri sebelum meninggal dunia.
"Chacha eks Trio Macan usai kecelakaan karambol di Tol Semarang-Solo tak sadarkan diri hingga meninggal dunia," jelas Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Adiel Aristo, saat dihubungi detikcom, Selasa (5/1/2021).
Aristo menyebut Chacha sempat tak sadarkan diri karena mengalami cedera di kepala. Cedera itu, kata Aristo, disebabkan karena benturan saat kecelakaan.
"Cedera kepala berat dari benturan saat kecelakaan karambol," jelasnya.
Chaca Sherly tutup usia pukul 11.55 WIB tadi di RSUD Ungaran. Rencananya jenazah Chacha Sherly akan dibawa ke Jawa Timur.
"Informasinya jenazah akan segera dibawa pulang ke rumah duka di Jawa Timur," ujar Aristo.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan beruntun di Tol Semarang-Solo KM 428, Kabupaten Semarang itu terjadi Senin (4/1) pukul 14.30 WIB. Kecelakaan itu melibatkan enam kendaraan dan dipicu oleh satu unit truk boks yang hilang kontrol dan terguling.
"Mobil boks itu terguling di jalur dan empat kendaraan di belakangnya menabrak, Honda BR-V menghindari mobil boks tersebut dan putar arah ke jalur A lewat U-turn," jelas Aristo kemarin.
Aristo menyebut Chacha Sherly menumpang mobil BR-V bersama seorang sopir. Nahas, saat memutar di U-turn mobil yang dikendarainya itu tertabrak bus.
"Dugaan kami karena panik, lalu pengemudi putar arah di U turn menuju jalur A. Dan malah terjadi kecelakaan antara mobil tersebut dengan bus yang sedang melaju di jalurnya," terang Aristo.
https://cinemamovie28.com/movies/a-tale-of-three-sisters/
Belum Terbitkan Izin Darurat, BPOM Tunggu Data Interim Uji Vaksin Sinovac
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sampai saat ini belum menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin COVID-19 dari Sinovac di Indonesia. Alasannya karena masih perlu data uji klinis tingkat tiga, minimal tiga bulan setelah penyuntikan.
Juru bicara program vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia, menjelaskan sampai saat ini data uji klinis tingkat tiga yang tersedia adalah sampai satu bulan setelah penyuntikan dosis kedua.
"Tentunya sesuai persyaratan dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia -red), minimal pengamatan harus dilakukan sampai tiga bulan untuk interim analysis yang digunakan untuk mendapat data keamanan dan khasiat vaksin sebagai data dukung pemberian EUA," kata Rizka dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (4/1/2021).
Uji klinis tingkat tiga dijelaskan Rizka akan memperhitungkan khasiat vaksin dinilai dari tiga parameter. Pertama adalah efikasi alias persentase penurunan angka kejadian penyakit, kedua imunogenisitas alias kadar antibodi yang terbentuk, dan terakhir adalah kemampuan netralisasi antibodi terhadap virus.
"Pengukuran ini dilakukan dua minggu setelah penyuntikan dosis terakhir... Kemudian dilakukan pengulangan pengukuran pada tiga bulan sampai enam bulan setelah vaksinasi," lanjutnya.
BPOM menyebut hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil juga akan digunakan sebagai data pendukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar