Selasa, 05 Januari 2021

Cegukan Terus Menerus Jadi Gejala Corona Varian Baru? Ini Hasil Risetnya

 Varian baru COVID-19 pertama kali muncul di bagian Tenggara Inggris. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh para ilmuwan di Imperial College London menemukan bahwa varian virus Corona baru itu sudah menyebar dengan cepat selama lockdown kedua di Inggris pada November.

Berbeda dengan jenis sebelumnya, varian virus baru Corona telah menunjukkan peningkatan penularan di semua kelompok umur. Beberapa tandanya tidak jauh berbeda dengan virus terdahulu, dan tetap harus diwaspadai.


Dikutip dari Express, Kepala Petugas Medis Profesor Chris Whitty, mengungkapkan gejala strain baru tidak berbeda dengan strain yang sudah beredar.National Health Service(NHS) merilis tiga gejala utama virus Corona meliputi:


Suhu tubuh tinggi.

Batuk terus menerus selama lebih dari satu jam, atau lebih dalam sehari

Kehilangan kemampuan mencium bau dan merasakan rasa.

Tetapi beberapa studi menemukan bahwa cegukan terus-menerus mungkin mengindikasikan gejala COVID-19 yang langka dan tak biasa. Studi pada 2020 menemukan seorang pria berusia 64 tahun yang cegukan terus-menerus sebagai satu-satunya gejala COVID-19.


Orang yang diamati dalam studi tersebut mengunjungi klinik setelah mengalami cegukan selama 72 jam. Tes darah dan paru-paru menunjukkan adanya infeksi paru-paru dan jumlah sel darah putih yang rendah. Ia pun dinyatakan positif COVID-19.


Dikutip dari Forbes, kasus serupa pernah dilaporkan dalam sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Emergency Medicine. Studi tersebut menunjukkan pria 62 tahun mendatangi IGD dengan keluhan cegukan selama 4 hari, tanpa disertai gejala lain. Setelah diperiksa, ternyata ia positif terinfeksi virus Corona.


NHS menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam. Beberapa hal lain yang memicu cegukan umumnya karena stres, suasana hati, konsumsi makanan atau minuman tertentu, dan efek obat-obatan.

https://cinemamovie28.com/movies/young-gods/


Tim Unpad Targetkan Laporan Uji Vaksin Sinovac Selesai Akhir Januari


Tim uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung menargetkan penelitian tentang efektivitas dan imunogenitas vaksin Sinovac yang diteliti Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) akan selesai pada akhir Januari 2021.

Imunogenitas memiliki pengertian kemampuan suatu substansi dalam memicu respons imun dalam tubuh manusia.


Hal tersebut dikatakan Ketua Tim Uji Klinis Fakultas Kedokteran Unpad Prof Kusnandi Rusmil dalam siaran YouTube Launching Internasional Conference pada Senin (4/1/2021).


"Jadi saya katakan bahwa selama ini kalau keamananannya cukup baik. Tetapi kalau untuk efektivitas dan imunoginitas itu sedang dalam penelitian dan belum selesai karena kita belum buka blinding-nya jadi belum selesai," kata Kusnandi.


"Jadi sebentar lagi pada akhir Januari saya akan melakukan ending report kepada Ibu Rektor untuk dilaporkan kepada Bio Farma," tambahnya.


Lebih lanjut, selama kurang lebih enam bulan melakukan uji klinis maka dapat disimpulkan dari segi keamanan, vaksin COVID-19 Sinovac sudah memenuhi karena efek samping yang seperti vaksin pada umumnya.


"Sampai sekarang kita telah mengikuti kurang lebih 6 bulan, apa yang didapat? Ternyata kejadian sakitnya itu hanya panas ringan, demam sedikit, bengkak, yang dalam 2 hari 20 persen itu sembuh sendiri," ujar Kusnandi.


Dia melaporkan, pihaknya telah melakukan penyuntikan tahap awal terhadap 1620 subjek penelitian di Bandung, Jawa Barat. Awalnya, kata dia, ada 1800 orang yang mengikuti screening.

https://cinemamovie28.com/movies/clerks/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar