Jumat, 15 Januari 2021

Siapapun Presidennya, Utang AS Diprediksi Terus Melonjak

 Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sangat kental dijuluki sebagai King of Debt alias Raja Utang selama masa jabatannya. Utang nasional melonjak US$ 7 triliun atau setara Rp 98.000 triliun (kurs Rp 14.000) selama dia menjabat.

Utang itu diperkirakan terus melonjak tinggi di bawah presiden terpilih, Joe Biden. Dia sendiri mengajukan paket fiskal US$ 2 triliun untuk memperbaiki dan membangun kembali ekonomi AS.


Hal itu akan jadi tambahan dari paket bantuan senilai US$ 900 miliar yang diluncurkan bulan lalu. Proposal yang terdiri dari cek stimulus US$ 2.000, hingga asuransi pengangguran bertujuan untuk menopang pemulihan dari pandemi COVID-19.


Kebijakan itu otomatis semakin menambah utang AS mungkin sebesar US$ 27 triliun, namun langkah itu dinilai bijaksana mengingat skala masalah dan biaya pinjaman sangat murah.


"Ini bukan waktunya untuk mengencangkan ikat pinggang. Perekonomian bukan waktunya dalam kondisi penghematan," kata Kepala Ekonom RSM, Joe Brusuelas dikutip dari CNN, Jumat (15/1/2021).


Pandemi COVID-19 telah membuat 965.000 orang AS mengajukan tunjangan pengangguran pertama kali minggu lalu, naik tajam dari 784.000 minggu sebelumnya. 140.000 orang AS telah kehilangan pekerjaan pada Desember, itu menjadi penurunan pertama sejak musim semi.


"Ini adalah waktunya untuk menekan akselerator fiskal untuk menggerakkan semangat dan mengembalikan perekonomian ke jalurnya," ucap Brusuelas.


Pada kondisi ini, pemerintah tidak akan mengenakan kenaikan pajak untuk mengimbangi biaya. Pengeluaran defisit akan dikejar begitu setelah paket berakhir.

https://cinemamovie28.com/movies/legion/


Meluas, Varian Baru Corona dari Afrika Selatan Kini Terdeteksi di Taiwan


Otoritas kesehatan Taiwan mengatakan pada hari Rabu (1/1/2021) bahwa mereka menemukan kasus infeksi perdana virus Corona COVID-19 mutasi yang berasal dari Afrika Selatan.

Dikutip dari laman Reuters, kasus infeksi tersebut terdeteksi pada seorang lelaki warga Kerajaan eSwatini. Pasien itu saat ini tengah dirawat di rumah sakit.


Menurut Pusat Komando Epidemi Taiwan, pasien berusia 30-an tahun tersebut tiba di Taiwan pada 24 Desember 2020 untuk bekerja. Dia kemudian menunjukkan gejala COVID-19 ketika berada di karantina.


Setelah diperiksa pada 3 Januari lalu, lelaki itu dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Pusat Komando Epidemi Taiwan menyatakan setiap penduduk yang tiba dari Afrika Selatan, eSwatini dan Inggris wajib dikarantina di tempat khusus selama 14 hari.


Hingga hari ini jumlah kasus COVID-19 di Taiwan tercatat mencapai 842 orang, dengan tujuh pasien meninggal. Hampir seluruh kasus infeksi COVID-19 di Taiwan berasal dari luar negeri, dan hanya ada seratus orang yang dirawat di rumah sakit.


Kerajaan eSwatini yang sebelumnya, bernama Swaziland, berada di dalam wilayah Afrika Selatan. Mereka adalah satu-satunya negara di Benua Afrika yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Taiwan.


Perdana Menteri eSwatini, Ambrose Dlamini, meninggal akibat infeksi COVID-19 pada Desember 2020.


Sampai saat ini, penambahan kasus COVID-19 di Afrika Selatan setiap hari mencapai lebih dari 21 ribu orang. Diduga hal tersebut terjadi akibat penyebaran virus Corona mutasi yang lebih cepat menular.


Jumlah kasus keseluruhan mencapai lebih dari 1.2 juta orang, dengan lebih dari 33 ribu orang meninggal. Mereka menjadi negara di Afrika dengan kasus COVID-19 terbanyak.

https://cinemamovie28.com/movies/jack-the-giant-slayer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar