Jumat, 15 Januari 2021

Ini Bedanya GoPay China dengan GoPay Indonesia

 Baru-baru ini perusahaan platform transfer uang digital AS, PayPal Holdings Inc (PYPL.O) telah memperoleh persetujuan untuk mengakusisi 70% saham GoPay. Tapi jangan salah kira, GoPay yang dimaksud merupakan fintech asal China, bukan GoPay yang biasa kita gunakan untuk transaksi dengan ojek online Gojek.


Sama-sama bernama GoPay, ini dia perbedaan antara GoPay punya Gojek dengan GoPay asal China tersebut.


GoPay ala Gojek

Dikutip dari situs resmi Gojek, Selasa (1/10/2019), GoPay yang ini merupakan fasilitas dompet virtual yang disediakan oleh Gojek. GoPay diluncurkan pada 2013 silam yang merupakan pembaruan dari Gojek Credit dan dapat digunakan untuk melakukan pembayaran semua transaksi yang ada dalam aplikasi Gojek.


GoPay-nya Gojek mendapat lisensi uang elektronik atau e-money dari Bank Indonesia pada September 2014. Setelahnya GoPay mulai melakukan ekspansinya. Selain digunakan untuk pembayaran transaksi Gojek, saat ini fasilitas GoPay dapat digunakan untuk pembayaran pembelian pulsa, tagihan, hingga pembelian produk atau barang di toko-toko online maupun offline.


Dikutip dari situs resminya, GoPay asal China ini didirikan pada Januari 2011, oleh Guofubao Information Technology Co., Ltd. GoPay asal China ini mendapat izin untuk melakukan transaksi pembayaran elektronik mereka pada 22 Desember 2011, yang diberikan oleh bank sentral China.


Berbeda dengan GoPay ala Gojek yang merupakan salah satu produk pembayaran aplikasi Gojek, Secara lahiriah GoPay asal China ini merupakan platform layanan komprehensif teknologi dan keuangan berdasarkan pembayaran pihak ketiga. Saat ini fasilitas GoPay asal China sudah mencangkup perbankan online, pembayaran agregat, hingga pembayaran devisa lintas batas.

https://cinemamovie28.com/movies/heartfall-arises/


Siapapun Presidennya, Utang AS Diprediksi Terus Melonjak


Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sangat kental dijuluki sebagai King of Debt alias Raja Utang selama masa jabatannya. Utang nasional melonjak US$ 7 triliun atau setara Rp 98.000 triliun (kurs Rp 14.000) selama dia menjabat.

Utang itu diperkirakan terus melonjak tinggi di bawah presiden terpilih, Joe Biden. Dia sendiri mengajukan paket fiskal US$ 2 triliun untuk memperbaiki dan membangun kembali ekonomi AS.


Hal itu akan jadi tambahan dari paket bantuan senilai US$ 900 miliar yang diluncurkan bulan lalu. Proposal yang terdiri dari cek stimulus US$ 2.000, hingga asuransi pengangguran bertujuan untuk menopang pemulihan dari pandemi COVID-19.


Kebijakan itu otomatis semakin menambah utang AS mungkin sebesar US$ 27 triliun, namun langkah itu dinilai bijaksana mengingat skala masalah dan biaya pinjaman sangat murah.


"Ini bukan waktunya untuk mengencangkan ikat pinggang. Perekonomian bukan waktunya dalam kondisi penghematan," kata Kepala Ekonom RSM, Joe Brusuelas dikutip dari CNN, Jumat (15/1/2021).


Pandemi COVID-19 telah membuat 965.000 orang AS mengajukan tunjangan pengangguran pertama kali minggu lalu, naik tajam dari 784.000 minggu sebelumnya. 140.000 orang AS telah kehilangan pekerjaan pada Desember, itu menjadi penurunan pertama sejak musim semi.


"Ini adalah waktunya untuk menekan akselerator fiskal untuk menggerakkan semangat dan mengembalikan perekonomian ke jalurnya," ucap Brusuelas.


Pada kondisi ini, pemerintah tidak akan mengenakan kenaikan pajak untuk mengimbangi biaya. Pengeluaran defisit akan dikejar begitu setelah paket berakhir.

https://cinemamovie28.com/movies/fantastic-beasts-and-where-to-find-them/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar