Beberapa waktu silam, CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk mengatakan perusahaannya siap membuat ventilator jika ada kekurangan suplai di tengah wabah virus corona. Ia telah menepati janjinya walaupun untuk saat ini, ventilator itu tidak dibuat perusahaannya melainkan dibeli.
Dikutip detikINET dari USA Today, Elon membeli 1.255 unit ventilator dari China dan mengirimkannya ke Amerika Serikat untuk membantu perawatan para pasien positif corona.
"China over suplai, jadi kami membeli 1.255 ventilator dan mengirimkannya ke Los Angeles. Jika kalian ingin ventilator gratis dipasang, beritahu kami," tulisnya di Twitter.
Memang cukup banyak rumah sakit di Amerika Serikat yang kekurangan ventilator di tengah wabah corona. Sebagian pasien corona kesulitan bernapas dan memerlukan perangkat itu.
Gubernur California, Gavin Newsom, membenarkan bahwa Musk sudah mengirimkan peralatan medis. Sebelumnya, Elon juga memberikan 50 ribu masker ke pekerja kesehatan.
"Perangkat itu sudah tiba di Los Angeles dan Elon Musk suah bekerja dengan asosiasi rumah sakit dan lainnya untuk memberikan ventilator itu. Ini adalah upaya heroik," kata Newsom, memuji sang triliuner.
Walaupun dalam beberapa tweetnya Elon terkesan meremehkan wabah corona, rupanya ia tetap langsung memberi bantuan. Sebelumnya ia mengatakan Tesla dan SpaceX mulai bertindak untuk memproduksi ventilator sendiri.
Update Corona di Indonesia 2 Mei: 10.843 Positif, 1.665 Sembuh, 831 Meninggal
Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Sabtu (2/5/2020), tercatat 10.843 kasus positif, 1.665 sembuh, dan 831 meninggal.
"Sampai saat ini spesimen yang telah diperiksa sebanyak 17.943 spesimen dari sekitar 79.868 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Sabtu (2/5/2020).
Jumlah kasus terkonfirmasi positif bertambah 292 sehingga secara akumulatif menjadi 10.843 kasus.
Pasien yang dalam dua kali pemeriksaan mendapat hasil negatif dan dinyatakan sembuh bertambah 74 kasus menjadi 1.665.
Kasus meninggal dunia mengalami penambahan 31 kasus menjadi 831 kasus.
Kisah Relawan Perawat Jalani Puasa Sambil Rawat Pasien Corona
Perjuangan para petugas medis di garda terdepan dalam melawan virus Corona COVID-19 ini kembali diuji. Tak hanya harus berjuang merawat pasien, mereka juga harus berusaha menjalankan ibadah puasa di kondisi sulit.
Yuni, salah satu perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Persahabatan pun merasakan bagaimana berjuang merawat pasien virus Corona memakai alat pelindung diri (APD) lengkap sambil menjalankan ibadah puasa.
"Ya biasa saja sih, dinikmati saja. Pasti lemas lah, biasanya kita kalau habis selesai ini tuh kita minum banyak," jelas Yuni saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/5/2020).
"Tapi, karena puasa ini ya mau nggak mau ya selesai mandi, paling tiduran atau istirahat saja," lanjutnya
Disinggung soal waktu istirahat, Yuni mengungkapkan ia dan teman-temannya boleh berada di dalam ruang ICU tempatnya bekerja selama maksimal tiga jam. Setelah itu, akan berganti shift dengan teman lainnya.
Dalam satu shift, terdapat lima orang perawat yang merawat pasien COVID-19. Jika dijumlahkan, dalam sehari 24 jam penuh ada 13-15 perawat yang siaga setiap harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar