Jumat, 13 November 2020

Joe Biden Presiden Terpilih, AS Bakal Gabung WHO Lagi?

 - Joe Biden terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Di bawah kepemimpinannya, ada satu tantangan besar yang akan dihadapinya, yaitu pandemi COVID-19.

Angka infeksi COVID-19 di Amerika Serikat terus meningkat setiap harinya. AS juga menjadi negara peringkat pertama penyumbang infeksi Corona di dunia.


Ketika dihadapkan dalam ancaman global, penting bagi suatu negara untuk meningkatkan kerja sama dalam mencari solusi. Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi lembaga penasihat yang bisa membuat rekomendasi bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan kesehatan warga dalam respons pandemi.


Hanya saja beberapa waktu lalu, di bawah kepemimpinan Donald Trump, Amerika Serikat menyatakan telah keluar dan memutuskan hubungan dengan WHO di tengah pandemi COVID-19. Keputusan ini diumumkan oleh salah satu pejabat Gedung Putih per 7 Juli lalu.


Menanggapi keputusan tersebut, Joe Biden, yang saat itu masih berstatus sebagai calon presiden AS, menyatakan akan kembali bergabung dengan WHO jika terpilih sebagai presiden.


"Warga Amerika lebih aman jika Amerika terlibat dalam memperkuat kesehatan global. Di hari pertama saya sebagai Presiden, saya akan bergabung kembali dengan WHO dan memulihkan kepemimpinan kami di panggung dunia," cuit Biden dalam akun Twitternya pada 8 Juli.


Apa dampaknya bila suatu negara tak tergabung dengan WHO?


Ahli kesehatan masyarakat Jennifer Prah Ruger dari Yale University menjelaskan bahwa WHO memiliki tugas untuk mengkoordinasikan upaya dan investasi solusi masalah kesehatan global. Negara yang tak tergabung di dalamnya bisa kesulitan mendapat manfaat advokasi kesehatan.


"Prospek perbaikan masalah kesehatan ini semakin ditingkatkan dengan transfer pengetahuan dan teknologi dari satu bagian dunia ke belahan dunia lain. Sebagai contoh saling berbagi pengalaman praktik terbaik, promosi kesehatan, strategi pencegahan, serta terapi medis," tulis Jennifer seperti dikutip dari Glob Health Gov, PubMed Central.


Keluarnya AS dari WHO oleh para ahli disebut bisa menghambat upaya penanganan virus Corona secara global.


Joe Biden bentuk Satgas COVID-19

Dalam pidato kemenangannya, Joe Biden mengumumkan akan membentuk satuan tugas penanganan COVID-19. Rencananya, sebanyak 12 anggota satgas akan diumumkan pada Senin (9/11/2020).


"Pekerjaan kita dimulai dengan membuat COVID terkendali," tegas Biden.


Beberapa nama yang dikabarkan akan bergabung di Satgas COVID-19 di Amerika Serikat, di antaranya adalah mantan pejabat kesehatan Vivek Murthy, mantan komisioner Food and Drug Administration (FDA) David Kessler, dan Dr Marcella Nunez-Smith dari Yale University.

https://cinemamovie28.com/movies/moms-friend/


Kondisi COVID-19 di 8 Negara yang Dilarang Masuk China


 China melarang 8 negara dengan kasus Corona tinggi masuk ke negaranya. Adalah Rusia, Prancis, Italia, Inggris, Belgia, Filipina, India, dan Bangladesh yang sementara waktu tidak bisa masuk ke China.

Dikutip dari Reuters, hal ini juga berlaku bagi mereka yang memiliki visa dan izin tinggal yang valid. Bagaimana sebenarnya kondisi 8 negara tersebut?


Dikutip dari berbagai sumber, berikut rangkuman detikcom terkait 8 negara tersebut.


1. Rusia

Kasus Corona di Rusia terakhir tercatat sebanyak 20.498 kasus baru. Kasus baru COVID-19 di Rusia tiga hari berturut-turut melewati lebih dari 20 ribu kasus.


Otoritas Rusia juga menyebut China menangguhkan masuknya warga Rusia ke negaranya akibat lonjakan kasus COVID-19 yang kembali terjadi. Berdasarkan laporan worldometers, Rusia menduduki peringkat ke lima dengan total kasus terbanyak di dunia, sebanyak 1.774.334 kasus.


2. Prancis

Kasus Corona di Prancis pun kembali mengalami lonjakan. Dua hari yang lalu, Prancis mencatat rekor kasus COVID-19 lebih dari 60 ribu kasus dilaporkan.


Lockdown juga kembali diterapkan di Prancis demi menekan angka penyebaran kasus COVID-19. Prancis berada di peringkat ke-4 dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, catatan worldometers kasus baru terakhir Prancis per Minggu (8/11/2020) sebanyak 38.619.


3. Italia

Italia juga termasuk negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, berada di peringkat ke sepuluh. Bahkan, kasus baru COVID-19 terakhir kali tercatat lebih dari 30 ribu kasus COVID-19.


Italia juga termasuk salah satu negara yang paling terdampak COVID-19 di awal pandemi. Angka kematian kala itu tercatat puluhan ribu kasus baru bahkan beberapa Rumah Sakit di sana sampai kewalahan.


4. Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan Inggris kembali lockdown pada Sabtu (31/10/2020) usai lonjakan kasus COVID-19 terjadi di sana. Lockdown ini rencananya berlaku hingga 2 Desember 2020.


Bernasib sama dengan negara kasus Corona tinggi lainnya, Inggris masih mencatat kasus baru lebih dari 20 ribu kasus. Ada 20.572 kasus yang dilaporkan, berdasarkan catatan worldometers per kemarin.


Sementara itu, Inggris sendiri berada di posisi ke-delapan dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia.

https://cinemamovie28.com/movies/lazy-hazy-crazy/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar