Selasa, 10 November 2020

Studi Terbaru Ungkap 7 Kelompok Gejala COVID-19 Ringan, Apa Saja?

 Sebuah studi terbaru menemukan ada tujuh gejala COVID-19 ringan. Peneliti juga menemukan COVID-19 mengubah sistem kekebalan bahkan setelah 10 pekan usai terinfeksi.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Allergy, tim ilmuwan MedUni Wina mengumpulkan 109 pasien yang sembuh dan 98 individu sehat untuk memulai program.


Dalam studi tersebut, mereka menemukan tujuh 'bentuk penyakit' berbeda pada pasien COVID-19 ringan. Kelompok gejala termasuk:


- Gejala mirip flu disertai demam, menggigil, kelelahan, dan batuk


- Gejala umum seperti flu dengan rinitis, bersin, tenggorokan kering dan hidung tersumbat, serta nyeri sendi dan otot.


- Nyeri sendi dan otot


- Radang mata dan mukosa


- Masalah paru-paru dengan pneumonia dan sesak napas


- Masalah gastrointestinal termasuk diare, mual dan sakit kepala


- Hilangnya indera penciuman dan pengecap.


Menurut para peneliti, hilangnya indera penciuman dan pengecap mempengaruhi individu dengan sistem kekebalan 'muda' yang diujur dengan jumlah sel kekebalan atau limfosit T.


"Temuan kami berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang penyakit dan membantu kami dalam pengembangan vaksin potensial," tulis peneliti dikutip dari Science Daily.


Sementara para peneliti dan ilmuwan tanpa lelah bekerja untuk mengembangkan vaksin yang disetujui secara klinis dan mengendalikan penyebaran virus mematikan tersebut, temuan baru ini dapat menjadi terobosan besar dalam perawatan pasien dan dalam pengembangan vaksin potensial melawan virus.

https://indomovie28.net/movies/interchange/


Mohon Bersabar! Vaksin COVID-19 Diprediksi Belum Bisa Disuntikkan Tahun Ini


 Sampai saat ini belum ada kepastian soal kapan vaksin COVID-19 bisa rampung meski uji klinis fase 3 sudah dijalankan oleh beberapa pengembang vaksin.

Kandidat vaksin potensial yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca, misalnya, belum bisa memastikan apakah vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan bisa tersedia tahun ini.


Direktur uji klinis vaksin Oxford University Andrew Pollard mengatakan kepada komite Science dan Teknologi Parlemen Inggris bahwa ia mengharapkan data uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19 bisa tersedia sebelum akhir 2020. Namun saat ditanyai soal penggunaanya, dia mengatakan belum bisa memastikan apakah bisa dipakai tahun ini.


"Kami semakin dekat (dengan hasil akhir uji klinis), tetapi belum sampai di sana... Kecil kemungkinan vaksin akan tersedia sebelum Natal tahun ini," kata Andrew Polland, dikutip dari CNBC International.


Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris sedang bersiap untuk mulai mendistribusikan kemungkinan vaksin COVID-19 sebelum Natal jika ada yang siap pada akhir tahun.


Vaksin Oxford-AstraZeneca diharapkan menjadi salah satu yang pertama dari farmasi besar yang dikirimkan untuk persetujuan regulasi, bersama dengan vaksin Pfizer dan BioNTech.


Pengembangan vaksin Oxford dimulai pada bulan Januari. Disebut AZD1222, atau ChAdOx1 nCoV-19, vaksin vektor virus dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse.

https://indomovie28.net/movies/mcdull-me-my-mum/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar