Selasa, 19 Januari 2021

Soal Hoax Vaksin jokowi, Pakar: Suntik Tak Harus Tegak Lurus

 Warganet ramai mengomentari proses vaksinasi COVID-19 yang diterima Presiden Jokowi, Rabu (13/1/2021) lalu. Salah satu yang disoroti adalah proses penyuntikan vaksin COVID-19 Jokowi.

Beredar pula pesan berantai seorang dokter yang menyimpulkan vaksinasi COVID-19 Jokowi dilakukan dengan tidak benar dan harus diulang. Pesan tersebut menyatakan injeksi vaksin Sinovac tidak menembus otot dan terlihat tidak tegak lurus.


"Menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular. Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya," tulis Ketua Satgas COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban di akun Twitternya seperti yang dilihat detikcom, Selasa (19/1/2021).


Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi ini juga menyebut sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular sebenarnya hanya teori. Pasalnya, injeksi yang diberikan pada 72 derajat, hasilnya mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90.


"Apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib sudah benar. Tidak diragukan," lanjutnya kemudian.


Diwawancara terpisah, spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Karawaci dr Vito A Damay, mengatakan memang secara teknis, vaksin disuntikkan ke jaringan otot atau intramuskular. Untuk mencapai jaringan otot, tipsnya adalah mengarahkan suntikan sampai berbentuk sudut 90 derajat.


Apabila suntikan terlalu datar, ditakutkan vaksin akan masuk ke dalam jaringan di bawah lapisan kulit di antara otot. Namun yang perlu dipahami adalah ketika melakukan vaksinasi, vaksinator atau orang yang menyuntikkan vaksin, akan bisa memperhitungkan sendiri mereka telah menyuntik area jaringan otot.


"Suntikan 90 derajat itu teorinya agar jarum suntiknya masuk di antara otot. kalau misal vaksinatornya sudah liat, sudah tegangkan kulitnya, sudah regangkan kulitnya, dia sudah pastikan suntikannya masuk ke dalam jaringan otot, itu sudah nggak apa-apa," jelas dr Vito.

https://maymovie98.com/movies/a-flirty-husband/


Jubir Satgas COVID-19 Ungkap Penyebab Kasus Corona Terus Cetak Rekor


Indonesia beberapa kali mencetak rekor penambahan kasus baru secara berturut-turut. Hingga pada Sabtu (16/1/2021) lalu, tercatat penambahan kasus baru tertinggi yaitu 14.224 kasus sejak virus Corona pertama kali masuk ke Indonesia.

Menanggapi ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan penambahan kasus itu menjadi yang tertinggi. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah keterlambatan verifikasi data di beberapa daerah.


"Kenaikan penambahan kasus harian yang sangat tinggi bahkan tertinggi sejak virus corona pertama kali masuk ke Indonesia, salah satunya disebabkan verifikasi data yang terlambat masuk, sehingga menyebabkan penumpukan pelaporan data di beberapa daerah," jelas Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Selasa (19/1/2021).


Prof Wiku mengatakan, pemerintah pun tengah berupaya untuk memperbaikinya. Kementerian Kesehatan sedang memilah data yang masuk pada tanggal 11-17 Januari dan data yang terlambat masuk dari minggu-minggu sebelumnya.


Selain itu, Prof Wiku meminta mengatakan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah terus memperbaiki integrasi data COVID-19. Sehingga bisa mengurangi gap dan delay data pusat dan daerah.


"Saya minta ke depannya, tidak ada toleransi terhadap delay dan keterlambatan data, karena ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan. Dengan data yg tidak real time, maka kebijakan yang dikeluarkan tidak tepat waktu sehingga menjadi tidak efektif," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/my-sister-in-law-is-my-girl/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar