Ajudan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah (Ijeck), Ori Kurniawan, kembali positif Corona. Ori diduga mengalami reinfeksi Corona.
"Iya. Ada dua kemungkinan, pertama terinfeksi ulang atau reaktivasi," kata Jubir Gugus Tugas COVID-19 Sumut, Aris Yudhariansyah, Selasa (5/5/2020).
"Kalau berdasarkan yang kita lihat kemungkinan itu terinfeksi ulang (reinfeksi)," lanjutnya.
Sementara itu, dari kasus dua warga Kabupaten Blitar sebelumnya ada yang disebut mengalami reaktivasi. Dua warga yang dinyatakan positif yakni wanita (37) asal Kecamatan Srengat dan wanita (69) asal Kecamatan Selopuro.
"Yang Srengat, ini dulunya PDP dari klaster pelatihan petugas haji dan dinyatakan sembuh pada 1 April. Hasil swab kedua negatif, keluar rumah sakit kemudian isolasi mandiri. Tapi yang bersangkutan mengalami gejala klinis lagi, dites rapid positif (reaktif). Lalu di tes swab tanggal 15 April dan hari ini hasilnya keluar terkonfirmasi positif," jelas Krisna di grup percakapan jurnalis COVID-19 Blitar, Selasa (28/4/2020).
Lalu apa bedanya reinfeksi dan reaktivasi Corona?
Reaktivasi Corona
Dijelaskan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio, beberapa waktu lalu, reaktivasi bisa terjadi karena virus Corona tak hanya hidup di saluran pernapasan saja, tetapi juga di berbagai macam organ tubuh lainnya. Sehingga ada virus yang tidak terdeteksi ketika pasien sudah dinyatakan sembuh.
"Reaktivasi itu berarti virus masih ada di dalam tubuh. Jadi di tenggorokan sudah tidak ada dan tidak terdeteksi, tapi mungkin virusnya masih ada di organ lain," kata Prof Amin.
"Seperti di saluran pencernaan, urine yang walaupun jumlahnya sedikit, tetapi suatu ketika dia bisa memperbanyak diri lagi," lanjutnya.
Prof Amin juga menjelaskan virus Corona bisa kembali berkembang di dalam tubuh jika pasien tersebut mengalami masalah imunitas. "Bisa berkembang kalau situasi memungkinkan, artinya kembali ke masalah imunitas pasiennya. Harusnya sih kalau kekebalan cukup itu tidak terjadi," pungkasnya.
Reinfeksi Corona
Dalam kesempatan yang sama, Prof Amin Soebandrio mengatakan reinfeksi adalah seseorang yang terpapar Corona kembali. Hal ini bisa terjadi meski telah melakukan karantina mandiri selama dua minggu setelah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Kalau sistem kekebalan yang dimiliki tidak terlalu baik, maka mungkin saja dia terpapar lagi dan bisa sakit lagi," jelas Prof Amin.
Menurutnya meski seharusnya pasien yang sudah sembuh itu memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, kemungkinan reinfeksi tetap bisa terjadi. Dikarenakan beberapa orang memiliki tidak memiliki antibodi yang cukup saat terkena paparan virus dengan jumlah yang sangat besar.
Prof Amin juga menjelaskan ada teori yang mengatakan reinfeksi bisa terjadi karena virus sudah bermutasi, sehingga kekebalan tubuh tidak mampu menahan infeksi tersebut.
"Bisa saja karena virusnya sudah bermutasi. Artinya kekebalan itu memang ada, tetapi terhadap virus yang menyerangnya pertama. Tapi virus yang menyerangnya kedua mungkin ada sedikit perubahan, jadi tidak sepenuhnya terlindungi oleh sistem kekebalan yang dia miliki," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar