Presiden Iran Hassan Rouhani berencana membuka kembali sejumlah masjid di seluruh negeri setelah tren penularan virus corona (covid-19) di sana berangsur menurun.
Rouhani menuturkan sebanyak 123 kabupaten di Iran akan membuka masjid-masjid mulai pekan ini.
Rouhani tidak menjabarkan ratusan kabupaten itu namun menegaskan masjid-masjid akan dibuka di daerah yang memiliki risiko rendah penularan corona.
Dengan begitu, Rouhani tampaknya belum akan membuka masjid-masjid di ibu kota Teheran dan kota Masyhad. Kedua kota itu yang paling terdampak penularan corona.
"Menjaga jarak sosial lebih penting daripada ibadah berjamaah," kata Rouhani dalam sebuah rapat pada Minggu (3/5) seperti dilansir AFP.
Insert Artikel - Waspada Virus CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Insert Artikel - Waspada Virus Corona
Kebijakan ini diambil setelah sejumlah pejabat Iran mengklaim ada penurunan tren penurunan kasus corona dalam beberapa waktu terakhir.
Rouhani mengatakan kunjungan suspect corona ke rumah sakit "jauh lebih rendah" dibandingkan dalam beberapa minggu terakhir. Ia menganggap tren penurunan penularan ini terjadi lantaran masyarakat patuh pada protokol kesehatan pemerintah.
Rouhani mengatakan pemerintahannya akan mencoba membuka kembali aktivitas bisnis dan perekonomian secara bertahap.
"Kami akan melanjutkan pembukaan kembali dengan tenang dan bertahap," tutur Rouhani.
Juru bicara Menteri Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour menuturkan pemerintah juga menemukan 47 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir. Jumlah itu menjadi yang terendah dalam hampir dua bulan terakhir.
Gugus tugas Iran untuk menangani wabah corona bahkan memberi sinyal bahwa pemerintah akan mulai melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan secara bertahap dengan mulai membuka sekolah-sekolah pada 16 Mei mendatang.
Meski begitu, pemerintah masih menemukan lonjakan kasus baru corona. Menurut Johanpour, pemerintah mendeteksi 976 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Peningkatan kasus baru itu menjadikan total pasien corona di Iran mencapai 97.424 orang dengan 6.203 kematian.
Corona Belum Reda, Negara Bagian AS Izinkan Konser
Negara bagian Missouri mengizinkan gelaran konser setelah pemerintah setempat mencabut sebagian kebijakan pembatasan sosial meski penyebaran virus corona di Amerika Serikat belum reda.
Gubernur Missouri, Mike Parson, mengatakan bahwa pencabutan pembatasan sosial ini termasuk dalam program Show Me Strong yang berlaku terhitung mulai Senin (4/5).
Dengan program tersebut, pemerintah secara bertahap membuka sebagian bisnis sebagai upaya membangkitkan kembali perekonomian setelah pandemi Covid-19.
Berdasarkan program tersebut, acara besar boleh kembali diadakan, tapi dengan sejumlah syarat, seperti, "tempat duduk harus dibatasi sesuai ketentuan pembatasan sosial" di konser dan penayangan film di bioskop.
"Tidak ada pembatasan perkumpulan sosial selama langkah pencegahan tetap dilakukan dan pembatasan jarak 1,5 meter tetap diberlakukan di antara individu dan atau keluarga," demikian keterangan program Show Me Strong yang dikutip NME.
Meski gubernur mencanangkan program ini, sejumlah kota besar di Missouri, seperti Kansas City dan St. Louis, belum mau mengizinkan acara besar, melihat data penyebaran virus corona yang masih mengkhawatirkan.
"Kami akan terus memperhatikan data, bukan tanggal," ujar Wali Kota St. Louis, Lyda Krewson.
Sejumlah promotor dan pengurus tempat acara musik pun masih akan berpikir panjang untuk menggelar acara di tengah pandemi Covid-19.
"Kami masih mempelajari detail pengumuman tersebut dan menanti informasi lebih lanjut dari ahli kesehatan. Kami memang ingin memulai kembali aktivitas, tapi belum memastikan waktu pastinya," ucap Matt Gerding dari FPC Live.
Sebelumnya, seorang ahli kesehatan publik AS, Zeke Emmanuel, sudah memperingatkan agar para promotor tak menjadwalkan ulang festival mereka hingga akhir tahun ini.
"Perkumpulan besar, seperti konferensi, konser, acara olahraga, ketika orang ingin menjadwalkan ulang konferensi atau acara kelulusan menjadi Oktober 2020, saya rasa tidak mungkin. Secara realistits, mungkin paling cepat pada musim gugur 2021," tutur Emmanuel.
Saat ini, AS memang masih menjadi negara dengan laju penyebaran virus corona yang tinggi. Hingga Minggu (3/5), tercatat 1,18 juta orang terinfeksi virus corona di AS, 68.276 di antaranya meninggal dunia, sementara 153 ribu lainnya sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar