Senin, 22 Februari 2021

Bikin Geleng-geleng Kepala, WHO Tegur Tanzania yang Sepelekan COVID-19

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi teguran tegas untuk Tanzania yang dinilai kerap menyepelekan pandemi COVID-19. Otoritas setempat diketahui sudah tidak lagi memperbarui data kasus COVID-19 sejak bulan April-Mei 2020.

Presiden John Magufuli mengklaim wabah COVID-19 sudah bisa dikalahkan di Tanzania sejak tahun lalu berkat doa dan bantuan Tuhan. Tidak ada penerapan protokol kesehatan dan pemerintahannya kerap mempromosikan pengobatan tradisional yang belum terbukti secara medis.


John juga mengklaim bahwa tes dan vaksin COVID-19 hanya akal-akalan dunia internasional.


Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menulis surat pernyataan agar otoritas Tanzania serius menghadapi pandemi. Hal ini menyusul kabar meninggalnya tokoh politik senior dan kepala sekretaris pemerintah akibat penyakit 'misterius' yang diduga COVID-19.


"Saya sudah berbicara dengan beberapa otoritas di Tanzania, tapi sampai saat ini WHO masih belum menerima informasi terkait penanganan pandemi di sana," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Senin (22/2/2021).


"Situasi ini sangat mengkhawatirkan. Saya sekali lagi mengingatkan Tanzania agar segera kembali melaporkan kasus COVID-19 dan membagikan datanya. Saya juga mengingatkan agar Tanzania menerapkan protokol kesehatan yang kita ketahui bisa menekan transmisi dan menyiapkan program vaksinasi," lanjutnya.


Tedros menyebut ada laporan warga dari Tanzania yang keluar negeri positif terinfeksi COVID-19. Karena itu sikap Tanzania saat ini dinilai berbahaya tidak hanya untuk dalam negeri, tetapi juga dunia internasional.

https://movieon28.com/movies/ricky-nakalnya-anak-muda/


Wanita Ini Meninggal Usai Terima Donor Paru yang Terinfeksi COVID-19


Seorang wanita di Michigan, Amerika Serikat (AS) meninggal setelah menerima transplantasi paru ganda. Diketahui paru dari pendonor tersebut terinfeksi virus Corona.

Para peneliti studi yang dipublikasi American Journal of Transplantation mengatakan, kasus ini mungkin menjadi yang pertama terjadi di AS yang membuktikan virus Corona bisa ditularkan melalui transplantasi organ.


"Kami sama sekali tidak akan menggunakan organ paru tersebut, jika kami mendapat hasil tes COVID-19 yang positif," kata Dr Daniel Kaul dari Fakultas Kedokteran Universitas Michigan yang dikutip dari NYPost, Senin (22/2/2021).


Diketahui penerima donor tersebut seorang wanita yang mengalami penyakit paru obstruktif kronis dan dioperasi di Rumah Sakit Universitas di Ann Arbor. Sementara pendonornya adalah wanita yang berasal dari Upper Midwest, yang meninggal karena cedera otak parah akibat kecelakaan mobil.


Saat sampel dari hidung dan tenggorokannya diperiksa, keduanya dinyatakan negatif dari COVID-19.


Namun, tiga hari pasca operasi wanita yang mendapat donor paru tersebut mengalami demam tinggi, tekanan darah rendah, napas berat, dan infeksi pada paru-paru. Dokter pun memutuskan untuk melakukan tes COVID-19, setelah wanita tersebut mengalami syok septik.


Hasilnya, dari sampel yang diambil dari wanita tersebut termasuk pada bagian paru dinyatakan positif COVID-19.


"Dari data yang diperoleh dari keluarga pendonor mengatakan tidak ada riwayat perjalanan atau gejala seperti demam, batuk, sakit kepala atau diare baru-baru ini," tulis penelitian tersebut.


"Tidak diketahui juga, apakah si pendonor tertular COVID-19 baru-baru ini atau terinfeksi SARS-CoV-2," lanjutnya.


Melihat kasus ini, Dr Kaul menegaskan perlu adanya pengambilan sampel dari organ yang lebih ekstensif sebelum transplantasi dilakukan. Terutama di wilayah yang memiliki kasus COVID-19 yang lebih banyak.

https://movieon28.com/movies/the-nutcracker-and-the-four-realms/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar