Selasa, 23 Februari 2021

Square Enix Rilis Game Ludo India Pertamanya

  Square Enix meluncurkan game mobile buatan India pertamanya bernama Ludo Zenith. Judul game ini didasarkan pada permainan papan ludo yang sangat populer di India.

Publisher di balik Final Fantasy, Dragon Quest, dan sejumlah game populer lainnya ini mempercayakan pengembangan game tersebut pada studio JetSynthesis, dan diterbitkan oleh anak perusahaannya di India, Square Enix India.


Dikutip detikINET dari Beebom, Minggu (21/2/2021) saat ini Ludo Zenith baru tersedia di Google Play Store, dan versi iOS-nya sedang disiapkan untuk menyusul dirilis.


Ludo Zenith adalah game multiplayer di mana para pemain bersaing satu sama lain untuk menjadi pemain ludo nomor satu di suatu wilayah. Dalam permainan ini, pemain akan bisa menantang pemain lain untuk bertanding. Setelah menang, mereka akan dapat naik peringkat dan merebut tempat di papan peringkat game.


"Tujuan permainan ini adalah menjadi pemain ludo nomor 1 dengan menantang lawan terkuat di seluruh negeri dan mencapai liga teratas menggunakan kemampuan unik dan menarik," kata Square Enix.


Kedengarannya memang mirip dengan Ludo King, game mobile yang mendadak populer dimainkan banyak gamer India selama masa lockdown pandemi COVID-19. Meski demikian, Square Enix mengatakan gamenya berbeda dari Ludo King.


Tak seperti di Ludo King yang mengikuti aturan permainan papan tradisional, para developer mengubah Ludo Zenith dengan menambahkan kemampuan unik dan menarik. Jadi, pemain akan dapat menggunakan kemampuan ini untuk keuntungan mereka dan mengalahkan lawan mereka dengan permainan kreatif.


Jadi, jika kalian adalah penggemar ludo, bisa langsung mendownload game ini dari Play Store. Sejauh ini, game tersebut mencatat 10 ribu download dengan peringkat 3,9 bintang.

https://maymovie98.com/movies/the-finest-hours-2/


Blunder Facebook Blokir Berita di Australia, Berujung Minta Maaf


- Facebook nampaknya besar kepala dan kena batunya di Australia. Langkah mereka memblokir konten berita berujung kecaman, jadi blunder dan akhirnya minta maaf.

Desakan Pemerintah Australia agar Facebook membayar kepada media yang beritanya ditampilkan di Facebook, disambut negatif oleh perusahaan milik Mark Zuckerberg. Facebook menghilangkan semua berita dari timeline pengguna Facebook di Australia.


Langkah Facebook memblokir konten berita menjadi blunder. Pertama, PM Australia Scott Morisson marah besar. Kedua, berbagai media massa di Australia juga melawan balik. Dihilangkan oleh Facebook, siapa takut! Begitu suara media-media Australia dengan kompak.


Dilansir dari News.com Australia, Minggu (21/2/2021) Facebook sudah minta maaf. PM Australia Scott Morrison mengatakan Facebook sudah mau bernegosiasi usai aksi blokir berita yang menimbulkan kecaman.


"Aksi itu tidak patut, Kami menghargai permintaan maaf. Sekarang ayo diskusi dan menghasilkan kesimpulan yang bagus," kata Morrison.


VP Public Policy Facebook untuk Asia Pacific, Simon Milner mengatakan siap ikut langkah dari Pemerintah Australia. CEO Facebook Mark Zuckerberg sudah dihubungi Bendahara Negara Josh Frydenberg.


"Ini hal yang sangat sulit. Kami tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Kami minta maaf untuk kesalahan yang kami buat," kata Milner.


Sebelumnya, Ketua Public Interest Jurnalism di Australia, Allan Fells mengatakan Facebook bisa menghadapi gugatan hukum atas langkahnya memblokir berita untuk pengguna di Australia. Diserang dari kanan kiri, Facebook pun goyah.


"Kalau Facebook mau mengabaikan berita dan fakta-fakta Australia, maka ini waktunya orang Australia mengabaikan Facebook. Negeri kita indah, ayo buka mata dan lihat sekeliling," kata Joe Hildebrand, editor News.com Australia.


Bahkan media ini memasang pengumuman, agar pengguna mendownload aplikasi dan tidak mencari berita dari Facebook.


"Anda tidak butuh Facebook untuk mendapatkan berita. Sign up aplikasi kami untuk berita terkini yang terjadi," demikian pengumuman mereka.


Langkah kompak dan berani pemerintah dan masyarakat Australia terhadap Facebook, mungkin bisa jadi inspirasi bagi negara-negara lain termasuk Indonesia. Dominasi dan monopoli raksasa teknologi, pada kenyataannya bisa dilawan.

https://maymovie98.com/movies/the-finest-hours/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar