Selasa, 23 Februari 2021

Chrome OS Salip Posisi macOS

  Pengapalan Chromebook selama 2020 tercatat melesat drastis, tumbuh hampir empat kali lipat dibanding 2019. Kini terungkap kalau market share perangkat dengan Chrome OS itu sudah menyalip macOS.

Berdasarkan data IDC, sampai akhir 2020 lalu untuk perangkat desktop, laptop, dan workstation, penjualan perangkat dengan sistem operasi Chrome OS sudah menyalip penjualan perangkat macOS.


Sistem operasi buatan Google itu menyalip Apple pada Q2, yaitu dengan market share 10% berbanding 7,6%. Pertumbuhan itu terus terjadi sampai Q3 dan Q4, dengan selisih terbesar terjadi pada Q4 di mana Chrome OS punya market share 14,4% sementara macOS hanya 7,7%.


Penguasa kelas ini tentulah Microsoft dengan OS Windows-nya, meski market share Q1-nya menurun jika dibanding Q4. Yaitu 87,5% pada Q1, 81,7% pada Q2, 78,9% pada Q3, dan 76,7% pada Q4.


Meski begitu, menurut laporan StatCounter, untuk kelas sistem operasi desktop sampai Januari 2021 macOS masih unggul jauh dibanding Chrome OS, yaitu 16,91% berbanding 1,91%.


Pertumbuhan sistem operasi Chrome OS ini tampaknya terjadi karena tingginya permintaan pasar akan perangkat untuk keperluan edukasi. Di kelas ini sebenarnya Apple tak mempunyai perangkat laptop, dan mereka malah menjagokan deretan iPad anyar, seperti iPad Air yang diklaim Apple enam kali lebih kencang dibanding Chromebook paling laris.


Di sisi lain, Microsoft pun tampaknya menyadari pertumbuhan Chrome OS ini dan sudah mempersiapkan Windows 10X. OS ini dalam bocoran terakhirnya terlihat punya desain dan user experience yang mirip dengan Chrome oS.


Windows 10X ini sejatinya dibuat untuk perangkat dengan dua layar, namun di tengah pengembangannya diubah untuk perangkat yang ditujukan untuk keperluan edukasi, dan juga pebisnis, demikian dikutip detikINET dari 9to5Google, Minggu (21/2/2021).

https://maymovie98.com/movies/trust/


Pengapalan HP Huawei Bakal Turun 60% di 2021


- Huawei disebut sudah memprediksi kalau pengapalan HP buatannya bakal menurun drastis pada 2021, yaitu penurunannya mencapai 60%.

Penurunan pengapalan ponsel ini sudah diberitahukan Huawei ke para penyuplai komponennya. Pengapalan ponsel mereka akan menurun dari 189 juta unit di 2020 menjadi 70 juta unit di 2021.


Dilansir Nikkei, Minggu (21/2/2021), penurunan pengapalan ini yang merupakan dampak dari sanksi yang dikenakan oleh pemerintah Amerika Serikat. Meski tak populer di AS, ponsel Huawei terbilang populer di banyak negara lain.


Huawei sendiri sudah dimasukkan dalam daftar hitam oleh pemerintah AS sejak 2019, yaitu dengan dimasukkannya mereka ke dalam Entity List. Dampaknya adalah Huawei tak bisa berbisnis dengan perusahaan asal AS, yang artinya mereka tak bisa mendapat pasokan komponen ataupun menggunakan software yang dibuat perusahaan asal AS.


Kemudian larangan itu diperluas, dan Huawei tak bisa menggunakan teknologi dari perusahaan mana pun di luar AS yang menggunakan teknologi dari AS. Tak cuma bisnis ponsel Huawei yang terdampak dari aturan ini.


Bisnis jaringan mereka pun kena dampaknya, yaitu mereka tak bisa menjual perangkat jaringan 5G-nya di AS dan banyak negara lain di seluruh dunia.


Kemudian kini muncul rumor kalau Huawei bakal melepas unit ponsel flagshipnya, yaitu seri P dan Mate. Meski kemudian rumor ini ditepis oleh founder mereka, Ren Zhengfei.

https://maymovie98.com/movies/the-man-from-u-n-c-l-e/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar